Beritaku.Id, Lingkungan – Sarang Burung Walet, Virus corona yang menghantam China, telah menewaskan 1.115 orang. Telah membuat banyak negara panik dengan serangan tersebut, Rabu (12/2/2020).
Indonesia mendapatkan imbas dari virus mematikan tersebut, namun bukan pada virus yang menyerang, melainkan pengaruh pada burung walet.
Seperti diketahuan bahwa setahun terakhir banyak ditemukan rumah yang menjadikan lantai atas rumah mereka menjadi sarang walet. Karena dianggap bahwa usaha tersebut menjanjikan.
Berikut Fakta Anjloknya Nilai Sarang Walet
Harga Perkilo Turun 3 Juta
Sarang walet dengan nilai yang anjlok, membuat gelisah peternak.
Sejak tahun baru imlek, mengalami penurunan secara pelan tapi pasti, dari nilai Rp 13 juta menjadi Rp 10 juta Perkilogram
Harga ini dilaporkan dari pengusaha Walet dari Parepare yakni Shanti. Yang menyatakan bahwa untuk sementara menghentikan transaksi walet akibat nilai yang terus merosot tersebut.
Anjlok Karena Pembatasan Penerbangan Ke China
Kebijakan pemerintah Indonesia membatasi penerbangan ke China membuat, akses kenegara tersebut menurun.
Hal ini menyulistkan bagi para ekportir untuk menekspor barang berupa Burung Walet tersebut.
Larangan Impor Pemerintah Indonesia
Pelarangan impor barang dari China. Membuat lesunya pasar China terhadap Indonesia, hal ini membuat permintaan di China mengalami penurunan yang drastis.
Negara Alternatif Masih Rendah
Hanya China yang memiliki permintaan sarang walet tertinggi didunia, sehingga dengan tertutupnya akses, sangat dirasakan oleh para pengusaha Burung walet.
Meski negara Eropa, Amerika Serikat dan Australia juga memiliki permintaan pasokan. Namun masih belum bisa menyamai permintaan dari China selama ini.
Indonesia Belum Memadai Dalam Olah Sarang Burung Walet
Didalam negeri Indonesia belum mampu untuk olah sarang walet secara besar-besaran, sehingga ketika perminaatn luar negeri, seperti China menurun, maka produsen Burung Walet sangat merasakan dampaknya.