Setelah Rasulullah, maka sahabatnya termasuk 4 Khulafaur Rasyidin memiliki keteladanan yang patut menjadi conton baik, buat umat muslim
Oleh: Ayu (Penulis Berita Islami)
Beritaku.Id, Berita Islami – Assalamualaikum wr.wb? Halo semuanya, kembali lagi dengan artikel Beritaku.id, yang semoga menjadi referensi kalian dalam menambah ilmu tentang berbagai aspek keislaman.
Hari ini kita akan membahas bagaimana keteladanan 4 Khalifah Islam dengan julukan sebagai “Khulafaur Rasyidin”, yang dapat kita ambil sifat-sifat teladannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata “Khulafaur Rasyidin” merupakan dua kata yang mempunyai arti masing-masing.
Kata “khulafah” yang artinya seorang pemimpin, dan kata “Rasyidin” merupakan bentuk jamak dari kata Ar-Rasyid yang artinya mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Dengan demikian Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Baca juga beritaku: Sahabiyah Cerdas, 5 Kisah Inspiratif Zaman Nabi, Ada Istri Para Syuhada
Keteladanan Para Khulafaur Rasyidin
Ada 4 Khulafaur Rasyidin yang bisa kita teladani sifat-sifatnya, yakni:
Bijaknya Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar As-Sidiq, adalah sahabat dari Rasulullah SAW yang mempunyai sifat istimewa.
Abu Bakar adalah seorang sahabat yang terkenal dengan sifat jujur serta bijaksananya.
Nama “As-Sidiq” itulah yang menjadi alasan mengapa akhirnya tersematkan kepada Abu Bakar. Saat setelah kepergian dari Rasulullah SAW untuk menghadap Allah SWT di alam selanjutnya.
Banyak cerita yang mengisahkan tentang peran dari Abu Bakar As-Sidiq saat menjadi pemimpin Ummat Muslim.
Banyak sekali prestasi yang Abu Bakar toreh pada saat beliau memimpin umat Islam. Saat masa pimpinannya, Abu Bakar As-Sidiq memerangi Nabi palsu yang saat itu meresahkan umat Muslim di perang Ridda.
Sekitar 4 orang yang melenatik dirinya menjadi seorang Nabi setelah Rasullullah SAW wafat. Mereka mendeklarasikan diri menjadi nabi (palsu) adalah Bani Hanifah, Bani Asad ibn Khuzaymah, Bani Taghlib serta Bani Tamim. Mereka memiliki pemimpin yang berbeda.
Prestasi selanjutnya, saat masa kepemimpinan Abu Bakar As-Sidiq, beliau mengumpulkan lembaran-lembaran berisi firman Allah, untuk kelak bisa menjadi satu mushaf pada masa kepemimpinan Khalifah selanjutnya.
Selain itu, Abu Bakar As-Sidiq sangat menyayangi ummat Muslim.
Hal ini terbukti pada saat menjelang wafatnya, di mana Abu Bakar memanggil Putrinya dan berkata untuk membagikan hartanya yang tersisa untuk Ummat Muslim. Beliau melakukan hal tersebut dengan alasan tidak mau membawa harta Ummat pada saat ia akan wafat.
Dari keteladanan Beliau, kita bisa mengambil pelajaran dari khulafaur rasyidin tersebut. Bahwa menjadi orang yang jujur, dan amanah, mengantarkan kita ke jalan yang benar serta menumbuhkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam menjalani hidup, maupun dalam mengatasi permasalahan yang sedang ia hadapi.
Terdapat artikel Mengenal Abu Bakar As-Siddiq, Secara Singkat Yang Pertama Memeluk Islam
Sifat Keteladanan Umar Bin Khattab
Satu lagi Khulafaur Rasyidin yang sifatnya dapat kita teladani, karakternya keras namun keteladan yang ia miliki patut menjadi panutan. Dialah Umar bin Khattab.
Nama lengkap dari Umar bin Khatab ialah Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza. Ummar bin Khattab, lahir dan di besarkan di Mekkah serta merupakan anak dari suku Bani Adi.
Suku ini masih satu rumpun dengan Bani Quraisy yang merupakan suku terbesar di Mekkah.
Periode masa khalifah Ummar bin Khattab, ialah 634-644, beliau menggantikan Khalifah pertama yakni Abu Bakar As-Sidiq setelah wafat.
Keluarga dari Ummar bin Khattab, termasuk dalam keluarga yang kecukupan.
Karena sifatnya yang dapat membedakan mana yang benar serta mana yang salah, atau mana yang baik dan mana yang batil, maka Rasulullah saat masih hidup. Menggabungkannya sebagai salah satu dari Khulafaur Rasyidin dengan julukan Al-Faruk.
Saat masa kepemimpinannya, Ummar bin Khattab mengajarkan berbagai sifat baik yang menjadi teladan oleh Ummat Muslim kala itu.
Yang pertama adalah sifat pemberaninya. Sifat ini sudah menjadi watak asli dari Ummar bin Khattab, bahkan sebelum masuk agama Islam.
Karena sifatnya yang berani, saat Rasulullah masih hidup, Ummar bin Khattab bicara dengan lantang bahwa beliau akan ikut dengan Nabi untuk hijarh ke Madinah, dan memulai memeluk agama Islam.
Saat itu, keberaniannya hanya beliau fokuskan untuk jihad membela agama Allah, yakni Islam.
Yang selanjutnya adalah pribadinya yang sangat sederhana. Meski Ummar bin Khattab berasal dari keluarga yang kecukupan, beliau memilih untuk hidup sederhana.
Memilih Kesederhanaan
Ummar bin Khattab lebih memilih tinggal di masjid. Dibandingkan harus tinggal di istana ataupun Gedung. Yang memiliki ruangan mewah sebagai tempat tinggal.
Ummar bin Khattab juga lebih memilih untuk tidur di atas pelepah kurma dari ummat Muslim. Lalu memberikan langsung kepadanya, di bandingkan tidur di Kasur yang empuk dan nyaman.
Ummar bin Khattab juga memberikan teladan hidup sederhana dengan memakai baju yang terlihat kusam saat berkunjung ke daerah yang sudah ia taklukan bersama Patrik Yerusalem dan Sophronis.
Keteladanan Ummar bin Khattab yang lain, adalah khulafaur rasyidin dengan sifat adilnya.
Hal ini tertuang dalam kisah pada saat Gubernur mesir yakni Amr bin Ash yang ingin melebarkan masjid di sana. Mesjid tersebut dekat dengan rumah dari seorang kakek Yahudi.
Gubernur tersebut akhirnya mengalami kendala, di mana sang kakek tidak mau membongkar rumahnya dan pindah ke wilayah lain.
Gubernur tersebut terus membujuk kakek Yahudi tersebut. Karena jengah, akhirnya kakek Yahudi mengadu pada Ummar bin Khattab, serta menceritakan tentang masalah yang ia hadapinya sekarang.
Mendengar hal tersebut, Ummar bin Khattab memberikan sebuah tulang untuk membuat garis dan pedang di atas tulang tersebut untuk di bawa menghadap Gubernur Ummar bin Ash.
Setelah itu, akhirnya sang kakek menghadap ke Gubernur tersebut dan memberikan tulang itu kepadanya.
Wajah gubernur menjadi pucat, dan segera ia memerintahkan para pekerjanya untuk berhenti melebarkan masjid. Karena penasaran, kakek tersebut bertanya kepada Umar bin Ash tentang alasan kenapa bertindak demikian.
Amr menjawab, Ummar mengingatkan padanya sebagai seorang pemimpin harus berlaku adil terhadap rakyatnya. Kakek tersebut merasa kagum kepada Ummar bin Khattab. Dari kejadian itu, kakek tersebut akhirnya masuk agama Islam.
Tegas Dalam Bersikap
Ummar bin Khattab juga memiliki sifat yang tegas. Pada masa Ummar memecat Khalid bin Walid, seorang panglima perang yang memiliki segudang prestasi dalam pertempuran.
Khalid bin Walid yang tak lain masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Umar memecatnya. Dengan keputusan bahwa Ummar tidak mau panglimanya terlalu mengdapat pengagungan.
Ummat terkesan mendewakan Khalid bin Walid setiap menang dari pertempuran. Khalid bin Walid pun menerima dengan lapang dada atas keputusan Ummar bin Khattab.
Ummar bin Khattab juga sangat terkenal dengan sikap Loyalnya, dan tanggungjawabnya. Hal ini terbukti saat ia melihat seorang Ibu yang berbohong pada anaknya. Ibu tersebut mengatakan bahwa ia sedang menanak nasi, padahal yang di masak adalah batu.
Saat Ummar melihat hal tersebut, beliau langsung bergegas memberikan gandum kepada ibu tersebut dengan cara mengambilnya dari rumah, dan ia pikul sendiri saat mengantarkan gandum tersebut.
Wafatnya sang khalifah secara syahid setelah sholat subuh, lengkap dalam Kisah Umar Bin Khattab.
Kepribadian Utsman Bin Affan
Selanjutnya adalah Khulafaur Rasyidin ketiga yakni Ustman bin Affan, salah satu Khulafaur Rasyidin yang sangat pemalu, namun hal tersebut membuat Rasulullah segan kepadanya.
Utsman bin Affan merupakan anak yang lahir dari keluarga yang kaya raya, terpandang di Mekkah.
Beliau merupakan anak dari Ayah bernama Affan bin Abi al-‘As, dan ibu yang bermana Arwa bin Kurayz. Utsman memiliki satu adik perempuan bernama Amina.
Beliau merupakan salah satu sahabat Nabi yang memiliki sifat teladan, bahkan sifat tersebut membuat Rasulullah dan Malaikat segan padanya.
Khalifah Yang Pemalu
Yang pertama adalah sifat pemalu dan lembut yang ia miliki. Utsman dalam suatu kisah pada suatu hari.
Utsman ingin bertemu dengan Rasulullah yang saat itu sedang tidur dengan baju yang memperlihatkan sedikit betisnya.
Pada saat Rasulullah bertemu dengan Abu Bakar dan Ummar, Rasulullah tidak begitu memperdulikan hal tersebut.
Baca juga: Ashabul Kahfi, Kisah 8 Nyawa Dalam Kisah Lengkap, Terlelap 309 Tahun
Namun saat Utsman meminta izin untuk bertemu dengan beliau, Rasululllah segera merapikan pakaiannya, lalu mempersilahkan Utsman masuk untuk menemuinya.
Ini mencerminkan betapa segannya Rasulullah terhadap sikap Utsman. Teladan lain dari Utsman bin Affan adalah suka membantu Ummatnya yang kesusahan. Utsman sangat tidak suka melihat salah satu Ummatnya kesusahan.
Dalam kisah pada suatu hari saat rombongan Ummat Muslim hijrah ke Madinah, beliau membeli air ke salah satu seorang Yahudi. Yang menjual air minum di sana untuk salah satu kaumnya yang kehausan.
Beliau membeli setengah air sumur yang di dagangkan oleh seorang Yahudi tersebut.
Saat giliran mengambil air, Utsman mempersilahkan para Ummatnya untuk mengambil air di sumur dan menyetok air untuk perjalanan dua hari. Dari kejadian tersebut, Utsman di anggap sebagai seorang pemimpin yang sangat bijak dan baik terhadap rakyatnya.
Teladan lain dari Utsman, ialah mementingkan hartanya untuk berjihad di jalan Allah, dan melimpahkan hartanya untuk kemakmuran Ummat.
Utsman juga menjadi salah satu Khalifah yang berhasil menyatukan Al-Qur’an menjadi satu mushaf atau satu buku.
Kecerdasan dari Ali bin Abi Thalib
Khulafaur Rasyidin yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi yang terkenal dengan kecerdasannya.
Ali bin Abi Thalib, lahir pada tahun 599 Masehi, dan merupakan bayi pertama yang lahir dari golongan pemeluk agama Islam.
Periode kepemimpinan Ali bin Abi Tholib sekitar 656 s/d 661 Masehi. Ali bin Abi Thalib sangat terkenal dengan kecerdasannya.
Beliau sangat suka dengan belajar, dan sangat penasaran dengan berbagai hal yang belum ia pelajari.
Beberapa teladan dari Ali bin Abi Thalib dalam belajar, yakni:
Pertama, belajar langsung dari sumbernya. Ali bin Abi Thalib belajar banyak hal dari Rasulullah secara langsung. Ali juga selalu mengamati lingkungannya, lalu mempersamakan dengan ajaran yang sudah ia dapatkan dari Rasulullah untuk mendapatkan kevalidan.
Lalu yang selanjutnya adalah, kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam menimba ilmu. Hal ini tergambar saat setelah ia diajarkan sesuatu oleh Rasulullah. Ali langsung mengamati apa yang sudah di ajarkan, namun dan setelahnya ia akan memikirkan kembali dengan sungguh-sungguh.
Dari kebiasaan tersebut, Ali menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh oleh hal apapun. Termasuk dalam perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Meski banyak orang di sekeliling Ali melakukan hal itu, namun Ali tidak terpengaruh oleh hasutan mereka.
Sebagaimana, Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib Dalam Memutuskan Perkara Umat, selalu dengan pikiran yang matang.
Kedua, Teladan selanjutnya adalah, Ali suka mencatat berbagai hal yang di ajarkan oleh Rasulullah dengan menuliskannya. Hal ini terbukti dengan Ali yang menyempurnakan tulisan Al-Qur’an dan bisa di baca sampai dengan sekarang.
Ali tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali jika akan menunaikan sholat jamaah serta sholat jum’at. Dari hal tersebut, Ali bin Abi Thalib mempunyai berbagai karya yang mendunia sampai sekarang.
Bahkan, dalam sebuah kisah saat pada subuh Matahari Hormat, Rukuk Rasulullah Tertahan Demi Ali Bin Abi Thalib.
Penutup
Dari beberapa kisah Khulafaur Rasyidin, kita bisa lebih mengerti tentang bagaimana menjadi pribadi yang amanah, yang jujur, adil, dan tegas, serta bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu.
Mari, mulai dari sekarang kita belajar mencoba mempraktekkan beberapa tauladan tadi ke kehidupan kita untuk memiliki hidup yang baik. Semoga bermanfaat, sekian!.