Nabi Ismail AS dengan keteladanan merupakan anak Nabi Ibrahim, Beliau adalah seorang nabi yang saleh & taat dengan berbagai mukjizat.
Beritaku.id, Kisah Para Nabi dan Rasul – Manakala Tuhanmu memnitamu mengorbankan apa yang paling kamu cintai, disanalah keimananmu diuji. Sebagaimana Ibrahim mengorbankan Ismail.
Oleh Tika Penulis (Kisah Para Nabi dan Rasul)
Silsilah Keturunan
Nabi dan Rasul yang tercatat dalam Al-Qur’an berjumlah dua puluh lima. Salah satunya adalah nabi Ismail.
Nabi Ismail merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim dengan istrinya bernama Hajar. Saat kecil Nabi Ismail dan ibunya terasingkan di sebuah tempat tandus.
Kemudian karena ibunya merasa sangat haus, akhirnya Ismail menangis dan menghentak-hentakkan kakinya hingga muncul mata air yang saat ini merupakan mata air zam-zam.
Suatu ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih Ismail.
Dengan berat hati ia melakukannya. Saat itu Ismail menerima dengan lapang dada mengenai perintah Allah.
Ia kemudian bersujud agar tidak melihat wajah ayahnya yang akan menyembelihnya.
Ketika pedang hendak menghunus leher Ismail, Allah memanggil ayahnya dan menyatakan bahwa ujian ini telah usai. Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba yang besar.
Ismail beranjak dewasa. Ia membantu ayahnya mendirikan Ka’bah sebagaimana wahyu Allah.
Ibrahim memintanya mencari sebuah batu yang bagus sebagai tanda. Kemudian atas anjuran dari Jibril, Ismail mencari sebuah batu hitam.
“Wahai Tuhan kami, terimalah dari pada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Begitulah doa yang Ismail dan ayahnya panjatkan saat meletakkan batu tersebut. Sekian lamanya mengikuti ayahnya berdakwah, akhirnya Ismail menjadi Nabi dan Rasul.
Keteladanan dan Mukjizat Nabi Ismail
Baik nabi Ibrahim maupun Ismail, keduanya layak menjadi teladan. Nabi Ismail dengan keteladanan yang ia miliki sangat patuh kepada perintah Allah.
Ia juga berhasil melewati ujian-ujian dari Allah. Ia merupakan contoh anak shaleh yang berbakti kepada perintah orang tua dan Allah.
Nabi Ismail adalah seorang anak yang sederhana. Kendati ia memiliki seorang ayah yang hebat, ia tidaklah sombong.
Bahkan ketika telah berkeluarga, ia juga tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang anak. Ia tetap mendampingi ayahnya berdakwah dan membantu keperluan ayahnya.
Tingginya budi pekerti pada kepribadian nabi Ismail menjadikan dirinya kekasih Allah sehingga akhirnya menjadi Rasul.
Ia juga mengajarkan bagaimana pengorbanan yang sesungguhnya demi kepentingan orang banyak.
Bahkan generasi Nabi Ismail memiliki karakter yang cerdas dan taat kepada orang tua serta Allah.
Mukjizat Nabi Ismail AS
Mukjizat Nabi Ismail adalah:
- Mata air zamzam.
Awal mulanya adalah ketika ibu Nabi Ismail kehabisan air di tengah lembah Mekkah. Ia berkeliling dari bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari air.
Ia kembali dengan putus asa setelah mendengar Ismail menangis. Tumit anaknya menghentak-hentak dan muncullah mata air di sebelahnya. Hingga kini air zam-zam tidak pernah habis.
Sumber lain menyebutkan jika malaikat Jibril membantu menggali sumber mata air itu dengan kedua sayapnya. - Ajaran mengenai berkurban.
Nabi Ismail mengajarkan manusia untuk siap mengorbankan apapun yang dimiliki karena Allah.
Sampai saat ini umat islam setiap tahunnya mengadakan penyembelihan hewan qurban. Mereka membagikannya kepada faqir miskin. - Membangun ka’bah.
Siapakah yang membangun Ka’bah?
Tentunya nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Hingga saat ini ka’bah masih menjadi acuan umat muslim dalam beribadah haji.
Nabi Ismail mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti pada ajaran Allah dan kedua orang tua. Dengan demikian kehidupan kita akan senantiasa damai.
Bahkan ketika kita mengorbankan harta benda ataupun hal lainnya untuk di jalan yang benar, maka Allah pasti akan menggantinya berkali-kali lipat.
Nasab Nabi Muhammad AS dengan Nabi Ismail
Keturunan Nabi Ismail dan Kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah swt telah memilih Kinanah dari keturunan Nabi Ismail a.s dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim”.
Kesimpulan dari hadist tersebut adalah nabi Muhammad merupakan keturunan Nabi Isma’il.
Keduanya adalah keturunan Arab. Sedangkan Nabi Ishaq merupakan kakak kandung Nabi Ismail namun berbeda ibu. Ia adalah nenek moyang dari Bani Israil.
Garis Keturunan
Secara garis besar, maka silsilahnya menjadi:
Nabi Ibrahim Ke Ismail
Nabi Ibrahim memiliki anak yaitu Nabi Ismail. Setelah melewati 30 generasi, Nabi Ismail memiliki cicit bernama Adnan. Adnan memiliki keturunan Ma’ad, Nizhar, dan Mudhar. Mudhar memiliki keturunan Nabi Ilyas, lalu berbeda generasi ke Mudrikah dan lanjut ke Khuzaimah. Khuzaimah memiliki keturunan yaitu Kinananh, yang menjadi cikal bakal Bani Kinanah. Generasi selanjutnya adalah Nadr, Malik, Fihr, Ghalib, Lu’ay, Ka’ab, Murrah, Kilab, Qushay, dan Abdi Manaf.
Bani Hasyim
Abdi Manaf memiliki keturunan Hasyim yang merupakan cikal bakal Bani Hasyim. Lahirlah Abdul Muthalib, kemudian Abdullah, dan Nabi Muhammad SAW.
Bercerita sedikit mengenai kakek Nabi Muhammad, yaitu Abdul Mutholib. Ia adalah satu-satunya putra Hasyim.
Nama aslinya adalah Syaibah al-Hamd. Harapan dari nama kakek nabi Muhammad adalah terpuji. Namun semua berubah saat namanya menjadi Abdul Mutholib.
Akibat ayahnya meninggal, ia mengikuti saudara-saudara dari keturunan ayahnya. Itulah awal mula perubahan namanya. Abdul Muthallib adalah seorang yang mudah terkabul doanya.
Ia juga seorang yang penyantun. Ia mendapatkan gelar si berlimpah sama dengan kakeknya yaitu Abdul Manaf.
Abdul Muthalib juga merupakan orang pertama yang menuju Gua Hira saat Ramadhan.
Ia juga kerap memberi makan fakir miskin. Ia merupakan orang yang bijak di tengah kaum Quraisy. Usianya cukup panjang dan selalu menganjurkan anak-anakny auntuk menjadi bijaksana.
Kesantunannya bahkan tersebar hingga keseluruh jazirah Arab. Ia adalah orang yang memberi minum para jamaah haji yang haus.
Beliau pula yang menggali mata air zam-zam setelah sempat tertutup. Inilah keteladanan Nabi Ismail hingga menurun pada ayah Nabi Muhammad dan juga kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemurnian Nasab Ismail hingga Rasulullah
Nasab Nabi Muhammad yang mulai muncul pada Nabi Ibrahim kemudian lanjut pada Nabi Ismail merupakan orang-orang yang dermawan.
Mereka memiliki gelar berlimpah karena kerap menyumbangkan harta bendanya kepada faqir miskin. Mereka juga memiliki kewibawaan dalam menyikapi permasalahan.
Tidak heran jika seluruh kaumnya hidup dengan makmur. Bahkan Allah mencatatnya dalam Al Qur’an mengenai kebaikan-kebaikan nasab kaum tersebut.
Nabi Ismail adalah Keturunan Arab, apa Alasannya?
Nabi Ismail memiliki anak yang bernama Ma’ad. Ia merupakan seorang ahli dalam pertempuran. Ia selalu menang dalam pertempuran dan tidak pernah kalah. Ia kemudian mendapat gelar Abul Arab (bapaknya Arab).
Ma’ad memiliki seorang anak bernama Nizar. Tidak hanya tampan, namun Nizar juga cerdas.
Ia kemudian membantu ayahnya dengan pemikiran-pemikiran cerdas sehingga gelar bapaknya Arab masih melekat pada garis keturunannya.
Nizar memiliki anak bernama Mudhar. Ia pandai bernyanyi dan merupakan orang pertama yang menunggang unta sambil bernyanyi.
Ia memberikan wasilah pada kaumnya untuk menyegerakan kebaikan. Jadi sebaiknya jangan menunda-nunda kebiasaan baik.
Keturunan selanjutnya adalah Ilyas. Masih memegang kendali atas kaum Arab, Ilyas memiliki petuah
“Barang siapa yang menanam kebaikan, ia akan memanen kebahagiaan. Dan barang siapa yang menanam keburukan, ia akan panen penyesalan.”
Terbukti sudah bahwa keturunan Nabi Ismail memiliki karakter yang sangat baik, rajin erderma, dan bjaksana.
Ada yang mengatakan jika berlimpahnya harta mereka karena ajaran berkurban yang telah turun temurun mereka lakukan.
Kelahiran Fihr
Kemudian lahirlah Fihr. Fihr adalah nenek moyang orang-orang Quraisy. Keturunan Nabi Ismail yang berada sebelum Fihr bernama Kinani (keturunan Kinanah).
Sedangkan keturunan beliau yang lahir setelah Fihr bernama Quraisy. Kabilah-kabilah Quraisy memiliki nasab yang bertemu dengannya. Fihr terkenal dengan kedermawanannya.
Ia tidak menunggu orang-orang susah mendatanginya namun ia bergerak mendatangi orang-orang tersebut. Sahabat Nabi yang nasabnya bertemu dengan Fihr adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah radhiallahu ‘anhu.
Seorang kakek keenam Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu bernama Ka’ab. Ka’ab pernah mengumpulkan kaumnya di Hari Arubah yang mana hari itu merupakan hari yang penuh rahmat.
Hari itu adalah hari Jumat. Ia menyebut tentang akan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia memberikan kabar pada kaumnya kalau nabi tersebut adalah keturunannya.
Ia juga menuruh kaumnya untuk mengikuti ajaran nabi tersebut.
Ada seorang lagi kakek dari keenam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga kakek keenam dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu.
Kilab dan Urwah
Kilab atau Urwah merupakan kakek ketiga dari ibu Nabi Muhammad. Nama sebenarnya adalah Hakim.
Dialah yang menamai bulan-bulan Arab seperti yang ada sekarang. Dengan kecerdasannya ia memberikan pengaruh yang cukup kuat kepada masyarakat Arab.
Qushay lahir pada tahun 400 M. Nama aslinya adalah Zaid. Ia memiliki gelar Mujammi’ (pemersatu) karena berhasil menyatukan kabilah-kabilah Quraisy di Mekah.
Kekuatan kaum-kaum itu memudar karena mereka tinggal terpisah-pisah. Terpojok oleh orang-orang Khuza’ah.
Oleh sebab itu Qushay menyatukan anak keturunan Fihr dan menjadi kekuatan baru di Mekah yang menandingi Khuza’ah. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa sehingga membuat bangsa Arab menjadi smeakin kuat.
Nabi Ismail dan Kaum Qushay
Setelah seluruh keturunan Nabi Ismail berada dalam sebuah koloni yang sama, Qushay melakukan reformasi.
Ia merupakan orang pertama yang melakukan perbaikan Ka’bah setelah Nabi Ibrahim.
Qushay membuat menajemen tanah suci denganmembuat Hijabah yang mengatur pergantian kiswah.
Ia juga membuat Siqayah yang bertugas memberi minum untuk jamaah haji. Ada pula Rifadah yang bertugas menyediakan makanan untuk tamu-tamu Allah itu.
Qushay juga membuat Nadwah sebagai dewan syura. Rumahnya merupakan tempat bermusyawarah bagi permasalahan-permasalahan yang ada.
Bahkan pula masalah akad pernikahan dan masalah pertempuran. Saat itu rumahnya merupakan Gedung serbaguna tempat pertemuan orang-orang Arab.
Qushay melakukan semua usaha itu karena terpisah jauh dengan keluarga dan kampung halamannya.
Setelah ayahnya wafat, Qushay menuju Syam. Karena itu, Hudzafah bin Ghanam mengatakan, “Ayah kalian (orang-orang Quraisy) yang bernama Qushay merupakan pemersatu. Dengan perantara dirinya, Allah satukan kabilah-kabilah dari keturunan Fihr.”
Qushay memberikan wasiat kepada anak-anaknya untuk tidak meminum Khamr.
Ia sangat memperhatikan kerabat-kerabat terdekatnya. Ia pun kemudian wafat pada tahun 480 M saat usianya menginjak 80 tahun.
Demikianlah asal usul Nabi Ismail dengan segala keteladanan mendapatkan julukan dari Bangsa Arab. Karena anak-anak dan keturunannya merupakan pejuang bagi bangsa Arab.
Qushay lah yang menjadi pemersatu keturunan-keturunan Nabi Ismail yang terpecah belah menjadi beberapa kaum.
Demikian kisah Keteladanan Nabi Ismail semoga dapat memberi manfaat. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan menjadikannya teladan.