Mukadimah Pidato Menarik Dan Singkat
Contoh Gaya Pidato Proklamator Republik Indonesia, Soekarno (Foto: Goodnews.com)

Menarik Dan Tidak Membosankan, Mukadimah Pidato Singkat, Penutup Yang Berkesan

Diposting pada

Tampil untuk menyampaikan Pidato yang menarik dan tidak membosankan, dengan Mukadimah dan Penutup Yang Singkat

Beritaku.Id, Organisasi dan Komunikasi – Mukadimah atau pembukaan pidato secara singkat menjadi salah satu penilaian. Apakah materi pidato atau ceramat tersebut menarik atau membosankan?

Pidato bisa kita lakukan secara langsung maupun dengan menggunakan metode komunikasi informasi daring. Dengan memanfaatkan dalam jaringan. Seperti pidato tahunan Presiden Republik Indonesia.

Jenis Dan Pembagian Pidato

Ada berapa jenis pidato, berdasarkan feedback atau umpan balik, yakni:

  1. Informatif,
  2. Argumentasi, dan
  3. Persuasif.

Pidato Informatif, adalah jenis pidato yang satu arah. Lebih kepada sebuah pidato sambutan. Sementara dalam pemaparannya, meksi terdapat hal-hal persuasif dalam isinya. Namun dalam sambutan tidak melibatkan feedback secara terbuka kepada pendengar.

Kemudian Jenis Pidato Informatif ini, lebih mudah untuk kita lakukan, hanya saja gemetar saat menduduki panggung yang perlu teratasi.

Pidato Argumentatif adalah pidato dua arah. Maka Hal ini lebih kepada upaya untuk berargumentasi, atau menyampaikan gagasan dan pendapat dengan alasan-alasannya secara argumentatif.

Sehingga Jenis pidato ini sering menarik dalam sebuah acara debat kandidat. Sebab sebuah konsep akan kita bedah dan kita lakukan perbandingan.

Pidato Persuasif, Merupakan pidato pendekatan untuk menenagkan, ini bisa bersifat satu arah dan juga bisa dua arah. Biasanya kita lakukan oleh seorang diplomat. Untuk melakukan lawatan atau upaya diplomasi.

Pembagian Pidato

Adapun Pidato terdiri dari 3 bagian, yakni:

  1. Pembukaan atau Muqadimah
  2. Isi atau Inti Pidato
  3. Penutup

Mukadimah Pidato bisa berbentuk singkat, mengisi paragraf awal (kedua dan ketiga) dari sebuah pidato.

Isi Pidato, merupakan isi atau inti dari sebuah pidato

Penutup, hampir sama dengan Mukadimah sekitar 2 – 3 paragraf pertama, bisa berisi kesimpulan atau kalimat-kalimat penutup.

Yang akan kita bahas pada artikel ini adalah Pidato Yang Menarik Dan Tidak Membosankan, dengan Mukadimah dan penutup Pidato yang Singkat.

Mukadimah Menarik Pada Pidato Singkat

Selanjutnya, Pembukaan Pidato Menarik, bukan hal yang terlalu sulit untuk mendapatkan, sebab dari daring (adalam jaringan) kita temukan banyak penyedia. Kalimat pembukaan.

Mukadimah Pidato Menarik, terbuat pada 3 kalimat pertama dalam berpidato.

Ciptakan kesan Pidato Berkesan, seperti.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أََمَّا بَعْدُ

Bacaan, Bismillahirrohmanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, was-sholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i wal mursaliin, sayyidina muhammadin, wa’ala alihi wa’ashabihi aj’ma’iin, Amma ba’du.

Pembukaan Pidato Lain

الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

Bacaan, Alhamdilillahi was sholatu was salaamu ‘alaa rosulillahi wa’alaa aalihi wa sohbihi wa maw waalaah. Amma ba’du.

Kalimat Pembuka Ceramah Yang Lain

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

Bacaan, Alhamdilillahi was sholatu was salaamu ‘alaa rosulillahi wa’alaa aalihi wa sohbihi wa maw waalaah. Amma ba’du.

Mukadimah Pidato

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ

Bacaan, Alhamdulillaahil ladzii kaana bi’ibadihi khabiiran bashiraa, tabaarokal ladzii ja’ala fis samaa’i buruujaw waja’ala fiihaa sirojaw waqomarom miniira. Asyhadu an-laa ilaa ha-illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh, alladzii ba’atsahu bil haq basyiiraw wanadziiroo. Wa da’iyan ilal haqqi bi’idznihi wa sirojam muniiraa. Allahumma shalli ‘alaihi wa’alaa alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiroo. Amma ba’du.

Sumber dari Pendidik.co.id.

Semua pembukaan kita mulai dengan kata Alhamdulillah. Menggunakan yang pendek maupun yang panjang. Maka sesuaikan dengan waktu.

Pembukaan Pidato Yang Menarik

4 bagian tersebut sebelumnya (yang menggunakan tulisan Arab), merupakan domain pembukaan atau pembukaan Utama bagi orang Islam.

Menariknya para pendengat bukan disitu. Sebab “mungkin” tidak mengetahui daripada arti kalimat-kalimat tersebut.

Maka kita mebutuhkan variasi kata yang menarik pendengar, sebab setelah domain pembukaan tersebut. Seorang yang tampil dalam komunikasi massa akan mengucapkan kalimat

“Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT, dan seterusnya”

Sangat biasa dan umum, sementara pencarian kita adalah pembukaan pidato yang menarik dan tidak membosankan.

Maka beberapa kalimat pembukaan yang bisa kita buat, yakni:

“Para hadirin. (diam sejenak) pakai waktu diam tanpa kata sekitar 5 – 10 detik”

Dengan sikap diam tersebut. Apa yang terjadi? Pendengar akan mengarahkan pandangan kepada sumber suara.

Kemudian melanjutkan.

“Dunia teknologi gadget dan handphone yang ada sekarang, telah berhasil menciptakan “tuhan baru” (baca tanda kutip), yang bernama handphone. Ataukah telah menciptakan “kekasih baru” (baca tanda kutip). Banyak diantara kita. Lupa bersyukur bahwa sebenarnya kemampuan tangan kita dengan jari yang lincah. Dalam mengetik pesan adalah nikmat dari Allah SWT”

Maka Untuk itu mari kita melupakan sejenak “tuhan baru” dan “kekasih baru” tersebut untuk menghadapkan wajah kepada Allah SWT sang maha kuasa, dan maha tinggi dari segala yang kita pertuhankan.

Beritaku: Menguasai Orang Lain Dengan Komunikasi, Dengan Konsep Dan Kajian Ilmiah

Atau Menggunakan Pembukaan Lain

“Mengirim pesan kepada siapapun dalam menggunakan teknologi informasi komunikasi dalam jaringan (daring). Hanya bisa kita lakukan jika ada alat dan tersedia fasilitas internet dalam handphone”

“Tapi tahukah kita semua, bahwa ada komunikasi langsung yang bisa terkirim tanpa membutuhkan kuota. Yakni Kepada Allah SWT. Penguasa semua jaringan terkuat pada bumi”

“Sayangya Allah juga menguasai jaringan di akhirat. Jika demikian, masihkah kita yakin bahwa besok kita masih memiliki waktu untuk menulis chat atau SMS? Untuk itu mari kita mengucapkan Syukur atas semua karunia pada hari ini”

Dengan 2 kalimat pembukaan tersebut, akan menciptakan kita untuk berpikir melakukan dan membuat patahan-patahan menarik dalam pembukaan pidato untuk menarik pendengar.

Pada dasarnya, kalimat pembukaan tidak ada yang baku. Namun intinya sama, yakni Bersyukur kepada Allah SWT dan mengirimkan Sholawat kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Penutup Pidato Yang Berkesan

Isi pidato, disesuaikan dengan apa tajuk dan topik dari apa yang akan disampaikan.

Selanjutnya masuk pada penutupan pidato yang menarik. Dibuat dengan menggunakan bahasa yang tidak garing. Singkat, menyenangkan dan berkesan.

Hindari menggunakan kalimat “jika pedang melukai tubuh, maka masih ada waktu untuk beribat. Namun jika kata melukai hati, maka maaflah menjadi obat satu-satunya”

Kalimat penutup ini sudah sangat sering dan lazim. Banyak yang memakainya. Buatlah sesuatu yang baru, dan menarik.

Misalnya “Mimbar ini telah memberiku ruang untuk menyampaikan ide dn gagasan dari pidato ini. Namun yang kami takutkan bukan disaat di mimbar. Melainkan setelah saya beralalu dari tempat ini, sementara masih tertiggal luka dalam hati para hadirin karena bahasa saya yang kurang berkenan”

Untuk itu, secara pribadi saya memohon maaf jika ada salah kata.

Penutup Pidato tidak membosankan, adalah menggunakan bahasa yang baru. Inovatif. Tidak dibuat-buat atau ditiru dari orang lain. Sebab Allah SWT memberikan kita otak dan memori dalam membuat variasi bahasa dan kalimat pembuka pidato tersebut.

Meskipun Pembuka atau mukadimah maupun penutup pidato yang singkat bukanlah satu-satunya yang menentukan keberhasilan memukau pendengar.

Namun dibutuhkan hal lain, misalnya kemampuan olah intonasi yang baik, olah kata yang lezat dan bergizi. Dibutuhkan kemampuan untuk mengorganisasikan kalimat dalam komunikasi massat tersebut.

Beritaku, Latikan Komunikasi: Latihan Intonasi Dalam Komunikasi, Menghilangkan Syndrom E Dan Ya