Nabi Musa AS memiliki banyak mukzizat yang telah Allah beri. Ia juga memilki keteladanan yang bisa kita pelajari. Apakah saja itu? Mari kita simak ceritanya
Beritaku.id, Kidah Para Nabi Dan Rasul – Nabi Musa adalah nabi yang sering Al – Quran menyebut namanya. Kisah Nabi Musa memiliki banyak keteladanan yang bisa kita ambil.
Oleh: Ulfiaana (Penulis Kisah Nabi dan Rasul)
Terdapat sebuah riwayat yang menyebutkan salah satu alasan Allah SWT menceritakan kisahnya adalah untuk menyemangati Rasulullah SAW. Mulai dari ketika ia lahir, hingga perjuangan dakwahnya.
Nabi Musa melalui berbagai macam ujian. Namun, Nabi Musa bisa melaluinya karena Allah SWT membantunya. Selain itu, Nabi Musa adalah salah satu Rasul yang memiliki gelar Ulul Azmi. Selain Nabi Musa, Nabi yang memiliki gelar ini adalah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad.
Ulul atau uli artinya memiliki, sedangkan Azmi artinya tekad hati yang kuat. Rasul-rasul yang memiliki gelar ini adalah mereka yang memiliki keteguhan hati yang kuat. Serta kesabaran yang luar biasa atas ujian yang Allah SWT berikan.
Kisah Kelahiran Nabi Musa AS
Nabi Musa A.S lahir di Mesir. Saat itu, ia lahir di zaman pemerintahan Firaun. Firaun merupakan gelar ataupun sebutan untuk pemimpin dari negri mesir saat itu. Firaun yang sedang berkuasa ketika itu merupakan raja yang terkenal akan kezalimannya.
Ia adalah raja yang sangat berpengaruh terutama ketika membuat kebijakan. Semua kebijakannya harus rakyat penuhi. Fir’aun mendapat ramalan tentang seorang anak laki-laki dari Bani Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya. Hal itu membuat Firaun ketakutan. Ia memiliki kebijakan untuk membunuh setiap kelahiran anak laki-laki dari Bani Israil.
Musa lahir saat kebijakan itu berlangsung. Ibu Musa yang tak ingin Firaun membunuh anaknya, menyembunyikan Musa yang baru lahir. Namun, banyak tentara yang mulai curiga bahwa terdapat bayi dalam rumah itu. Akhirnya ibunya mendapat ilham untuk mengambil keranjang dan meletakkan Nabi Musa pada keranjang itu.
Dalam surat Al Qashas ayat 7 Allah SWT menceritakan kisah ini.
“Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.” “
Ibu Nabi Musa kemudian menghanyutkannya di sungai Nil. Saat itu hatinya tak tega melihat anaknya hanyut dalam sungai. Sempat ia sangat ingin berteriak meminta tolong untuk mengambil bayinya yang telah hanyut. Namun, Allah memberikan hidayah kepada hatinya sehingga tak jadi melakukannya.
Ia kemudian menyuruh anak perempuannya mengikuti keranjang itu. Anaknya mencari keberadaan Nabi Musa yang telah hanyut jauh. Saat itu istri Fir’aun, Asiyah sedang berada di dekat sungai Nil. Ia kemudian melihat sebuah keranjang dan menemukan bayi merah tersebut. Begitu melihat bayi itu ia begitu ingin untuk membawanya pulang.
Allah SWT menanamkan rasa cinta dalam hati Asiyah pada bayi yang ia temukan. Ia meminta kepada Fir’aun untuk mengizinkan bayi itu menjadi anaknya. Fir’aun mengizinkannya. Saat itulah Nabi Musa masuk ke istana Firaun.
Seseorang yang sangat Fir’aun hindari justru ada dalam istananya sendiri. Asiyah kemudian menyediakan ibu susu untuk Nabi Musa. Namun, Nabi Musa tak mau dengan ibu susu yang Asiyah beri.
Kakak Nabi Musa mengetahui kabar tersebut. Saat ia tau bahwa Asiyah sedang mencari ibu susu untuk musa, ia menawarkan ibunya. Hebatnya Nabi Musa langsung mau dengan Ibu tersebut.
Ibu tersebut kemudian membawa Nabi Musa ke rumah agar bisa merawatnya. Demikianlah Allah mengembalikan Nabi Musa kepada ibunya dengan cara yang tak bisa kita sangka.
Baca Juga Beritaku: Awan Hitam Kaum Madyan Pada Kisah Nabi Syuaib AS Yang Ahli Ahli Pidato
Hubungan Antara Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS, Mereka Nabi Keberapa?
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa. Wahyu untuk berdakwah agar menyembah Allah SWT. Saat Nabi Musa berdakwah, ia memiliki Nabi Harun yang membantunya.
Banyak yang mengatakan bahwa Harun adalah saudara Musa. Sebenarnya memang benar demikian. Nabi Harun adalah sepupu dari Nabi Musa. Orang tua mereka memiliki hubungan kakak beradik. Nabi Harun lahir pada tahun Firaun memperbolehkan kelahiran bayi laki-laki.
Saat Musa telah dewasa, Allah memberikan perintah untuk berdakwah pada Fir’aun. Ia sangat tau kekurangannya. Ia juga tau bagaimana kejamnya Fir’aun saat itu.
Nabi Musa kemudian memohon kepada Allah agar Allah memberikan teman untuk berdakwah pada Firaun. Allah mengizinkan Nabi Harun untik mendampingi Nabi Musa.
Al – Quran mengabadikan hal tersebut dalam surat Al Qasas ayat 34.
“Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku.”
Nabi Harun terkenal akan kefasihan bahasanya. Ia adalah seorang yang pandai berbicara. Hal yang belum bisa Nabi Musa lakukan karena lidahnya tak cukup sempurna. Hal ini karena ia pernah menelan arang panas ketika kecil. Semenjak saat itu Nabi Musa tidak bisa berbicara dengan sempurna.
Nabi Harun membersamai Nabi Musa dalam berdakwah. Ia bertugas untuk menyampaikan ajaran dengan kefasihannya. Kata-katanya runut dan jelas. Namun, Nabi Harun memiliki kekurangan dalam hal kepemimpinan.
Hal itu terlihat saat Nabi Musa harus pergi ke bukit Sinai selama 40 hari. Saat ia kembali, ia menemukan kaumnya telah menyembah berhala anak sapi.
Hal itu membuatnya marah kepada Nabi Harun. Bagaimana bisa ia tak mampu mencegah hal itu terjadi? Namun, nabi Harun juga tidak berdaya untuk mencegah kaumnya melakukan kesyirikan tersebut. Kaumnya mengancam untuk menyiksanya.
Terlepas dari semua itu, Nabi Harun adalah partner dakwah yang setia. Ia mendampingi Nabi Musa hingga ikut dalam ekspedisi ke Syam saat tentara Fir’aun memburu mereka.
Nabi Musa merupakan nabi dengan urutan ke 14. Nama Nabi Musa berada setelah nabi Syuaib. Seangkan Nabi harun menempati urutan ke 15 setelah Nabi Musa a. s.
Tempat Berdakwah Nabi Musa AS
Menurut beberapa riwayat, Nabi Musa berdakwah pada tahun 1450 SM. Ia berdakwah pada Fir’aun serta bani Israil. Sebelumnya, Nabi Musa sempat tinggal di negeri Madyan. Hal ini karena saat itu tentara Firaun mengejar Nabi Musa untuk menghukumnya.
Ia terpaksa melarikan diri dan sampai di negeri tersebut. Nabi Musa hidup di Madyan dan membina keluarga. Saat itu wahyu untuk berdakwah belum turun. Ketika ia merasa rindu untuk mengunjungi mesir, baru wahyu turun dalam perjalanannya ke mesir.
Wahyu itu memerintahkannya untuk berdakwah pada Firaun. Sesungguhnya saat itu Firaun telah melampaui batas. Saat itulah Nabi Musa kemudian memulai dakwahnya di negeri Mesir. Lebih tepatnya di daerah Sina, Mesir.
Allah memberikan mukzizat kepada nabiNya. Mukzizat tersebut menjadi sebuah tanda akan kebesaranNya. Selain itu, mukzizat juga merupakan bentuk pertolongan dari Allah SWT.
Baca Juga Beritaku: Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha, Dari Sumur, Penjara dan Tahta Raja
Mukjizat Nabi Musa AS
Nabi Musa merupakan salah satu nabi yang Allah beri mukzizat. Mukzizat yang Allah beri antara lain:
1. Tangan yang memancarkan cahaya
Allah memberikan Nabi Musa mukzizat berupa cahaya yang memancar. Cahaya tersebut memancar keluar dari tangan Nabi Musa. Allah memberikan hal itu sebagai isyarat tanda kenabiannya.
Saat itu Allah menyuruh Nabi Musa memasukkan tangannya kedalam saku. Saat ia mengeluarkan tangannya, tangan itu menjadi putih bercahaya. Orang-orang di sekitarnya dapat melihat cahaya tersebut dan kemudian meyakininya.
2. Tongkat yang berubah menjadi ular
Fir’aun mengumpulkan seluruh penyihir untuk berkumpul. Tukang sihir itu kemudian berusaha untuk melawan Nabi Musa dengan sihirnya. Mereka membuat tongkatnya menjadi seperti ular yang bergerak.
Nabi Musa kemudian melemparkan tongkatnya. Tongkat tersebut berubah menjadi ular yang begitu besar dan menelan ular dari para penyihir. Tukang sihir yang melawan Nabi Musa tersebut sangat mengetahui itu bukan sihir.
Itu adalah mukzizat atau keajaiban yang nyata. Mereka langsung menyungkurkan diri mengikuti ajaran Nabi Musa.
3. Tongkatnya membuat air memancar
Saat perjalanan berdakwah, Nabi Musa dan pengikutnya kesulitan menemukan air. Mereka kehausan selama perjalanan berlangsung. Allah kemudian memerintahkannya untuk memukulkan tongkat pada sebuah batu. Kemudian mengucurlah sumber mata air atas izin dari Alah SWT.
4.Dapat membelah laut merah
Firaun dan tentaranya mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Saat itu Nabi Musa dan pengikutnya terdesak hingga ke laut merah.
Mereka tak mampu pergi ke daratan. Saat itu kemudian datang perintah dari Allah agar Nabi Musa memukulkan tongkatnya.
Ketika Nabi Musa memukulkan tongkat tersebut, laut merah terbelah.
Nabi Musa dan kaumnya berlarian menyebrangi laut yang telah terbelah tersebut.
Saat Firaun dan tentara mengikutinya, laut tersebut kembali menutup. Mereka meninggal tenggelam di laut merah itu.
Kisah dari Nabi Musa dapat kita pelajari hikmahnya. Kita dapat meneladani kisah tersebut untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Keteladanan Nabi Musa A.S
Diantara banyak kebaikan dari kisah Nabi Musa yang dapat kita ambil adalah:
1. Nabi Musa AS adalah seorang yang pemberani
Sifat pemberani ini dapat kita teladani dari Nabi Musa. Saat itu Firaun sangat terkenal akan kekejamannya. Di sisi yang lain, Firaun juga merupakan orang tua angkat dari Nabi Musa.
Ketika turun wahyu untuk mendakwahinya, tentu hal itu membuatnya berada dalam keraguan. Nabi Musa menguatkan hati untuk mengatakan apa yang benar. Ia mengajak kepada Firaun dan pengikutnya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Keberaniannya untuk mengatakan hal yang benar itulah yang bisa kita tiru.
2. Berbicara dengan lemah lembut pada penguasa
Dapat berkata dengan lemah lembut ini pernah menjadi doa Nabi Musa. Hal ini karena Nabi Musa tau kekeluan lidahnya. Ia juga seseorang yang keras.
Ia tau benar bahwa Firaun merupakan sosok yang pemarah. Jika ia mampu untuk menahan emosinya, maka akan lebih mudah mengatakan ajaran yang ia bawa. Sikap itu berguna agar ucapannya mudah untuk dimengerti.
Dalam surat At Taha ayat 43-44 Allah berfirman:
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
Berbicara dengan lemah lembut merupakan bentuk kesabaran. Allah mengutus nabi Nya untuk berdakwah dengan cara yang terbaik. Itu sebabnya jika sekelas Fir’aun Allah menyuruh Nabi Musa untuk berlaku lemah lembut, apalagi penguasa yang ada di bahwanya. Tugas kita menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik.
3. Tidak kehilangan harapan
Saat Nabi Musa dan kaumnya berada dalam kejaran Firaun, mereka menemui jalan buntu. Terhampar lautan luas yang tak bisa mereka lewati. Namun, Nabi Musa yakin Allah akan menolong hambaNya. Ia yakin pada janji Allah SWT tersebut. Saat itu, kaumnya mulai mengeluh dan ketakutan. Ia kemudian menenangkan kaumnya.
Ia berkata, firaun tidak akan menyusul mereka. Sesungguhnya Allah bersama kita. Dia akan memberi petunjuk kepada kita. Hal itu sangat luar biasa. Harapannya begitu tinggi meski sedang berada di ambang kematian. Saat itulah pertolongan Allah kemudian datang.
Allah membuat tongkat Nabi Musa mampu untuk membelah lautan. Dari hal tersebut kita dapat mengambil pelajarannya. Saat kita merasa begitu terdesak, yakinlah Allah pasti akan menolong kita. Sesungguhnya pertolongan Allah begitu dekat.
Itulah hal yang bisa kita teladani dari Nabi Musa. Segala mukzizat dan kisah hidupya menunjukkan kebesaran dari Allah SWT. Juga, sebagai contoh manusia terbaik di zamannya.
Penemuan Tongkat Nabi Musa
Dimanakah Tongkat Nabi Musa AS?
Pertanyaan ini menarik, sebab terinspirasi bahwa apakah tongkat tersebut masih bisa berubah menjadi ular besar ketika kita melemparkannya seperti yang di lakukan Nabi mulia tersebut?
Tentunya, mukjizat dalam tongkat tersebut berbeda ketika Nabi Musa waktu itu berhadapan dengan Raja firaun.
Tongkat Musa tersebut saat ini berada di Istambul Turki, tepatnya di Museum Topkaki. Dan pengunjung bisa melihat tongkat tersebut ketika melakukan kunjungan (destinasi) wisata.
Baca Juga Beritaku: Kisah Nabi Ismail AS, Air Zamzam Hingga Ka’bah