Pahlawan Perawat
Wanita Tangguh Ini Seorang Perawat Yang Gugur Dalam Pertempuran Melawan Belanda

Pahlawan Perawat, Emmy Saelan Yang Mati Di Ujung Peluru Belanda

Diposting pada

Untuk Mempertahankan Negara Republik Indonesia Seorang perawat Gugur ditangan Belanda menjadi Pahlawan, Siapa dia?

Beritaku.Id, Nasional – Seorang wanita berkulit putih, cantik. Seorang Perawat yang harus jadi Pahlawan karena gugur saat terjadi pertempuran di hutan.

Sebagai bagian dari tulisan Perempuan Hebat Bugis Makassar

Organisasi Pemuda Nasional Indonesia di Makassar yang diketuai oleh  Manai Sophiaan (ayah dari aktor Sophan Sophiaan).

Merdeka atau mati, spirit tersebut dibangun oleh ketua kepada seluruh kadernya termasuk Emmy Saelan. Yang membara dalam api perjuangannya.

Emmy Saelan adalah perempuan hebat asal Provinsi Sulsel. Di masa pendudukan Jepang dia bekerja sebagai perawat di RS Katolik “Stella Maris” Makassar.

Dia dalang dari pemogokan Stella Maris karena protes terhadap penangkapan Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi ketika itu.

Tahun 1946 Sam Ratulangi oleh agresi militer Belanda ketika itu dikirim ke Serui, Irian Jaya (sekarang Papua)

Wanita tangguh yang bernama Emmy Saelan tersebut, alumni SMP Nasional Makassar.

Posisi sekolah tersebut ada di Jalan Ratulangi. Di sekitar Stadion kebanggan Sulsel Mattoanging.

Agresi Militer telah masuk di Makassar, namuns emangat para pelajar itu tidak berhenti. Ia membentuk laskar perlawanan dengan strategi perang gerilya.

Bersama Robert Wolter Monginsidi, dan adiknya lelaki bernama Maulwi Saelan.

Antara Emmy Saelan dan Panglima Yusuf (Mantan Menhangkam dan Panglima Abri di Rezim Soeharto). Memiliki hubungan kekeluargaan. Yakni adik dari Emmy Saelan yakni Elly Saelan menikah dengan Panglima tersebut.

Westerling yang memimpin pasukan Belanda ke Makssar. Langsung mengunci pergerakan Perawat yang gugur sebagai pahlawan tersebut bersama pejuang lainnya.

Membawa memo dari Negeri asalnya Belanda “tumpas pemberontak di Sulawesi”. Kekejian dan kekejaman Westerling paling terkenal hingga kini.

Pusat perlawanan adalah SMP SMA Nasional tersebut, sehingga menjadi target pengejaran Belanda adalah siswa-siswa yang ada disekolah tersebut.

Perawat Pahlawan Di Laskar Harimau

Mendidih darah juang yang ada dalam tubuhnya yang cantik. Putih dan mulus. Namun tidak peduli dengan semua itu.

Kecantikan ditanggalkan, sekarang waktnya angkat senjata, Lawan para penjajah.

Dalam laskar Harimau tersebut dibangun strategi perlawanan untuk melawan dan mencounter seluruh strategi perang Belanda.

Mongisidi memiliki taktik perang berbeda. Dengan lemparan granat dan mematahkan jembatan sebagai strategi zeni tempur TNI tersebut. Menghambat suplai logistik pasukan Belanda adalah keahliannya.

Lawan Penjajah

Perawat Emmy Saelan Memimpin Laskar Wanita

Pimpinan pasukan perempuan sekaligus di Palang Merah. Dia diberi nama sandi Makassar Daeng Kebo (Wanita berkulit putih)

Pertempuran tak dapat  dihindari. Tengah malam, di hutan Kampung Kassi-Kassi di luar kota Makassar, Tanggal 23 Januari 1947 adalah akhir hidup Emmy.

Ketika itu Emmy yang memimpin 40 orang sekaligus memimpin palang merah, terjebak dalam pertempuran.

Pertempuran itu dikoordinasi Robert Wolter Mongisidi, yang kala itu sedang berada di kampung Tidung, tak jauh, namun terpisah dari lokasi Emmy.

Karena terkepung dengan pasukan tank Belanda dan dihujani tembakan, Mongisidi memerintahkan anak buahnya untuk mundur.

Di saat yang sama di lokasi terpisah, Emmy yang juga membawa korban-korban luka, berusaha mundur.

Tapi sudah terlambat. Kepungan begitu ketat. Persenjataan musuh jauh lebih kuat. Tak ada lagi ruang gerak bagi pejuang-pejuang muda yang bersenjata seadanya itu.

Emmy semakin terdesak dan terkepung. Tentara Belanda berteriak padanya untuk segera menyerah. 

Teman Emmy semua sudah gugur tertembak. Tinggal Emmy sendiri yang masih hidup. Perintah untuk menyerah tak digubris Emmy.

Sebagai jawaban, dilemparkannya granat ke pasukan Belanda itu. Sejumlah tentara Belanda tewas karenanya. Namun Emmy juga akhirnya gugur oleh ledakan granatnya sendiri.

Jenazahnya kemudian dikuburkan oleh Belanda saat itu juga langsung di lokasi kejadian. Sesudah situasi pulih, jenazah itu digali kembali dan dipindahkan ke Taman Makan Pahlawan Panaikang.

Di sana dia dimakamkan secara layak dengan penghormatan besar.

Untuk mengenang kepahlawanannya, jalan yang sering dilalui Emmy ketika bergerilya dinamakan jalan Emmy Saelan.

Pernah diusulkan untuk membangun patung Emmy. Namun usul itu ditolak keluarga karena bertentangan dengan keyakinan agama yang dianut.

Sebagai gantinya, di lokasi gugurnya Emmy dibangun Monumen Emmy Saelan. Monumen ini terletak di kota Makassar di jalan Toddopuli.

Artikel sumber lain Urutan Sejarah Perlawanan Indonesia Melawan Penjajah Dari Penderitaan