Busur di lokasi Tawuran

Perang Kelompok Di Banta-Bantaeng, Satu Orang Mengalami Kepala Robek

Diposting pada

BERITAKU.ID, MAKASSAR – Hiduplah kamu bersama manusia sebagaimana pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah ( Abu Hamid Al Ghazali ), Ahad (25/08/2019)

Sabtu dinihari sekira, pukul 02.00 terjadi tawuran antar kelompok di Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini, dua kelompok saling serang dan mengakibatkan beberapa rumah mengalami kerusakan.

Beritaku.Id yang melakukan pemantauan dilapangan menemukan beberapa busur yang ditemukan dilokasi kejadian, hal ini menimbukan keresahan beberapa warga, Rivai Dg Beta mengalami luka dengan kejadian ini karena tumbukan benda tumpul (lemparan batu). Diduga kejadian tawuran ini karena adanya salah satu warga yang melakukan balapan dan membuat tersinggung beberapa pemuda lainnya.

“Kami berharap pihak kepolisian cepat menangani hal ini agar kami tidak terganggu dengan kejadian ini” ucap sumber yang enggan menyebutkan identitasnya kepada Beritaku.Id.

Tak berselang lama, personil Polsek Rappocini tiba dilokasi untuk segera mengkondusifkan keadaan. diduga tawuran ini adalah buntut dari beberapa kejadian sebelumnya, mengingat didaerah ini masih rawan terjadinya tawuran antar kelompok.

Sebelumnya berita mengenai tawuran di Banta-Bataeng 17 orang ditangkap.

Dalam sepekan, perang kelompok kembali marak terjadi dimakassar, kali ini kembali perang kelompok pecah di jalan Banta-Bantaeng kelurahan Rappocini Makassar, Senin ( 22 /6) pukul 01: 30 Wita dini hari .

Pertikaian antar kelompok pemuda kali ini melibatkan antara pemuda lorong 1 dengan pemuda lorong 3 jalan Banta bantaeng.

Informasi yang dihinpun dari keterangan Ayub ( 21) pemuda lorong 1 mengatakan saat itu melihat Fikri sedang mengisap lem fox di depan rumah Hasna yang juga adalah ibu RW setempat ‎, setelah ditegur oleh Hasna Fikri pun disuruh pulang namun situasi kembali gaduh setelah seorang pemuda yang diketahui bernama Anto memukuli Fikri.

” Saya liatki pak, Fikri disuruh pulang sama ibu RW, tapi tidak tahu kenapa Fikri dipukuli oleh Anto “, Kata Ayub.

Pemukulan pemuda paruh baya ini Fikri adalah awal perang kelompok terjadi, pasalnya setelah Fikri di pukuli dia kembali kerumahnya mengambil sebilah parang dan kembali mencari Anto dan cecep yang saat itu melerai saat dirinya dipukuli. Korban bersama sekitar 50 orang rekannya melakukan penyerangan ke lorong 1 menggunakan busur panah dan batu, tidak sedikit dari. Mereka yang juga membawa benda tajam berupa parang.

Penyerangan yang dilakukan oleh fikri dan rekannya tidak diterima oleh pemuda lorong 1 dan melakukan serangan balik, perang kelompok pun tak terindahkan.

Kepala Polisi Sektor ( Kapolsek) Rappocini , Ajun Komisaris Polisi ( AKP) Muari membenarkan perihal tersebut ” benar ada perang kelompok di daerah Banta bantaeng ” kata Muari.

Lanjut , Kapolsek Rappocini menambahkan bahwa awal dari kejadian ini adalah setelah salah satu pemuda lorong 3 bernama Fikri dipukuli oleh anak lorong 1, karna tidak terima dengan hal tersebut akhirnya mereka melakukan penyerangan.

” Kita tiba dilokasi langsung melakukan penyisiran kedua kelompok, banyak yang kita amankan yang diduga terlibat dalam aksi ini ” Ungkap Muari.

Dalam insiden ini tidak dikabarkan adanya korban, akan tetapi dua gerobak jualan milik Ibu Amma dan Junaedi hancur karna lemparan batu.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum ( LBH) Makassar Adnan Buyung Azis yang dikomfirmasi terkait maraknya perang kelompok mengatakan bahwa dalam hal ini perang kelompok yang hampir setiap saat terjadi di beberapa kecamatan adalah kurangnya kontrol dari pihak pemerintah setempat yakni mulai dari Camat, Lurah dan Ketua RT dan RW setempat .

Disamping itu, dari pihak kepolisian tentunya harus lebih efektif melakukan kontrol wilayah tentunya dalam hal ini adalah Kapolsek , mereka harus setiap saat melakukan kontrol wilayah, tidak hanya menunggu ada laporan dari warga baru melakukan tindakan ” Pihak kepolisian harusnya lebih resfek dan selalu melakukan kontrol wilayah, bukan menunggu laporan kejadian dari warga ” Ungkapnya kepada Beritakotaonline, Senin ( 22/6) sore.

Ditambahkannya, perang kelompok yang banyak melibatkan anak dibawah umur sangatlah penting kepada pihak kepolisian melakukan kordinasi dengan pihak pemerintah setempat untuk menekan maraknya aksi perang kelompok. Pemerintah setempat seperti lurah dan ketua Rt dan Rw harus lebih berani menegur dan mengecek ketika melihat pemuda yang sedang kumpul apalagi mereka yang sedang kumpul mungkin melakukan aktivitas yang bisa menganggu kamtibnas , pungkas Adnan sapaan akrab ketua LBH Makassar.
Dalam penyisiran polisi mengamankan 17 pemuda yang diduga ikut terlibat dalam aksi perang kelompok. Disamping itu polisi juga mengaman 9 unit sepeda motor berbagai jenis dari lokasi kejadian dan barang bukti berupa 24 buah anak busur panah, satu ketapel dan sebilah parang ikut diamankan.

Saat ini 17 pelaku tawuran beserta barang bukti diamankan dimako polsek rappocini guna penyelidikan lebih lanjut .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *