Keindahan Dan Kecantikan Bidadari Surga
Pesona kecantikan wanita (Foto: Beritaku.id)

Pesona Bidadari Untuk Penghuni Syurga, Alwaaqiah 22 – 38

Diposting pada

Jika kamu menemukannya dan telah menggapai pesona mereka maka kamu tidak akan pernah berpaling sebab Bidadari dengan daya pikat akan memanjakanmu sebagai balasan atas seluruh perbuatan.

Beritaku.id, Berita Islami – Jika saja ada selembar selendangnya yang jatuh ke bumi lalu seseorang telah mencium daripada bawa selendang tersebut, maka dia tidak akan pernah berpaling kepada yang lain. Dan juga selendang tersebut akan menciptakan keharuman seluruh bumi sepanjang waktu.

Betapa istimewa daripada bidadari yang menjadi impian banyak orang. Tentunya ini tersedia untuk mereka yang menjadi penghuni surga.

Atas ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Buat kamu lelaki yang mampu untuk menahan diri dari perbuatan yang melanggar. Maka Allah telah menjanjikan semua itu sebagaimana tertulis dalam surat al-waqiah dengan penjelasannya sempurna.

Hidup ini akan berakhir dengan meninggalkan dunia yang fana ini, menuju jalan panjang bernama alam akhirat. Semua Agama baik yang ardi maupun samawi sangat mengenal hukum ini.

Entah apa balasan pada hari akhirat, itu hanya ketentuan milikNya. Namun bagi Islam telah dengan jelas memberikan gambaran tentang bagaimana para bidadari yang akan mendapingimu. Akan menampakkan pesonanya, untuk melayanimu.

Pesona Bidadari Untuk Penghuni Syurga

Bidadari syurga, bukanlah cerita dongeng untuk pengantar tidur. Melainkan kebaradaannya adalah kemutlakan sebagai teman dalam syurga Allah SWT. Bidadari juga laksana batari dan peri yang tak tertandingi keindahan, kemolekan dan kecantikannya.

Semua yang ayu pada dunia, akan tersingkir dengan pesona matanya, maupun tuturnya.

Sehingga, siapapun wanita tercantik dari berbagai dunia dan ras, akan kalah oleh seluruh daya magnetnya yang tidak akan terbantahkan. Tugasnya adalah melayani penduduk surga. Dalam segala hal apapun.

Sebagaimana ini merupakan penjelasan dalam Kitab suci Al Quran yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril.

Surah Al Waaqiah Ayat 22 – 38

Surat Al Waaqiah telah memberikan gambaran sebagaimana pada ayat ke 22 hingga ke 38. Semua mendambalan dan mengharapkan tempat terbaik.

Bagaimana bayangannya? Maka berikut kita kupas ayat per ayat. Sesuai dengan tafsir para ulama ternama dunia.

Surah Al Waaqiah Ayat 22 – 35 (Foto: Beritaku.id)

Bidadari Bermata Jeli, Ayat 22 – Al Waaqiah

وَحُورٌ عِينٌ

Artinya “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang memiliki mata jeli”, QS Alwaaqiah, ayat 22

Bidadari memiliki daya tarik dengan mata jeli, hurun ‘in bermakna bahwa mereka memiliki tatapan mata yang sangat teliti. Selain itu, hurun ‘in dalam pengertian etimologi adalah merupakan jaman dari ahwar atau alhauraa.

Dari para ulama: Asfahani dan As’ad memberikan penjelasan bahwa makan mata jeli adalah ukuran mata putih yang lebih kecil dari mata hitam.

Pesona kecantikan bidadari, tidak memiliki sinonim dengan seluruh kecantikan yang ada pada bumi. Bahkan ketika seluruh kecantikan wajah manusia bersatu menjadi satu. Masih belum bisa mempersamai daripada kecantikan bidadari dalam syurga.

Mutiara Terjaga, Ayat 23 – Al Waaqiah

كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ

Artinya “Laksana mutiara yang tersimpan dengan baik, QS Al-Waaqiah Ayat 23”

Pada surah Al Waaqiah ayat 23 tersebut menggambarkan (Bidadari Bermata Jeli) ibarat Mutiara tersimpan baik. Dalam narasi majas perbandingan ini terdapat 2 kata, yakni “mutiara” dan “tersimpan”.

Ini merupakan jaminan bahwa mereka para bidadari memiliki daya pikat. Adalah mutiara yang tidak tersentuh tangan manusia lain. Ataupun mahluk lainnya. Sebab berada pada tempat yang terjaga atas kuasa Allah SWT.

Tafsir Ass’adi, Syekh Abdurrahman Bin Nasir, menyebutkan bahwa makna mutiara tersimpan baik adalah bidadari itu mutiara putih, indah dan jernih. Terlindungi dari tatapan mata manusia, hembusan angin dan sinar matahari. Dengan bentuk sempurna. Dan setiap memandang bagian tubuhnya, maka tidak ada sedikitpun cacat pada bagian raga mereka. Serta memiliki perangai yang sangat menyenangkan.

Pakar Tafsir Abad XIV (Syekh Abdurrahman Bin Nasir)

Ayat 22 dan 23 pada surah Al Waaqiah ini adalah keterkaitan dengan memberikan makna bahwa pesona bidadari dengan mata jeli. Dengan daya tarik bagaikan mutiara yang tersimpan baik.

Meski dalam tafsirnya, ada yang memberikan makna bahwa “mutiara tersimpan” adalah mengarah kepada mata (jeli) bidadari, hurun ‘in. Atau mengarah secara utuh kepada bidadari itu sendiri.

Pada intinya adalah hal ini merupakan balasan kepada kepada orang beriman. Yang mencintai syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pada setiap derap langkah kakinya.

Balasan Perbuatan, Ayat 24 Al Waaqiah

جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya “Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. QS: Al Waaqiah, ayat 24”

Ucapan dan perbuatan baik dalam bentuk amal perbuatan manusia. Sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Akan mendapatkan balasan yang baik pula atas perbuatan tersebut.

Kata-Kata Baik, Ayat 25 Al Waaqiah

لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا تَأْثِيمًا


Artinya “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, QS Al Waaqiah, Ayat 25”

Perkataan sia-sia dan menimbulkan dosa. Tentu hal ini tidak akan ada pada Syurga Allah SWT. Sebagaimana perkataan yang menimbulkan dosa terjadi pada dunia fana ini.

Dalam surga hanya akan kita dengarkan ucapan salam (bermanfaat), tidak akan ada kalimat menjatuhkan (mengumpat), merendahkan dan yang tidak berfaedah lainnya.

Selain dari ungkapan baik antar mereka. Dari sebagian kepada sebagian lainnya. Tidak akan ada kesibukan membincangkan yang lainnya. Atau bergosip dengan tujuan mencari keburukan. Mereka sejahtera dalam hal hidup dan menikmati semua fasilitas mereka.

Ucapan Salam, Ayat 26 Al Waaqiah

إِلا قِيلا سَلامًا سَلامًا

Artinya “Akan tetapi mereka mendengar ucapan salam, QS: Al Waaqiah 26”

Keistimewaan lainnya antara penghuni syurga menurut surat Al Waaqiah adalah ucapan salam sesama penghuni. Sehingga sangat jauh dari ungkapan tidak bermanfaat, apalagi menghina yang lainnya. Sebab semua yang ada pada surga adalah tempat, lingkungan dan penghuni yang baik.

Golongan Kanan

وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ

Artinya “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu, Qs: Al Waaqiah 27”

Ashabul Yamin, atau golongan kanan merupakan kelompok hamba yang mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Atas segala perbuatan baik dan penghambaannya kepada Allah Robbil Alamiin.

Ashabul Yamin adalah gelongan hamba yang melaksanakan perbuatan Islami dengan berpegang teguh pada dua kalimat syahadat sebagai totalitas.

Bertakwa dan beribadah hanya kepada Allah SWT dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tanpa menambah atau mengurangi secara bid’ah.

Buah-buahan Surga

فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ

Artinya “Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, Qs: Alwaaqiah, Ayat 28”

Pohon bidara adalah pohon yang memiliki daun sangat rimbun, dengan dedaunan yang membentang.

Dan untuk mengukur lebarnya rimbunan daun bidara tersebut. Dengan menunggangi kuda selama 100 tahun, maka itu belum cukup untuk melintasinya.

Hal ini bermakna bahwa betapa luasnya surga Allah SWT kepada hambanya yang beriman. Maka coba merenung, jika luasnya saja untuk satu pohon sedemikian luasnya, bagaiman adengan luasan taman yang seseungguhnya?

وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ

Artinya “dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), Qs: Alwaaqiah, Ayat 29”

وَظِلٍّ مَمْدُودٍ

Artinya “Dan naungan yang terbentang luas, Qs: Alwaaqiah, Ayat 30”

Ayat 29 – 30 ini memiliki makna bahwa pohon bidara yang besar terdapat pohon pisang disekitarnya dengan buah yang ranum. Sementara itu, pohon-pohon ini memberikan naungan atau perlindungan kepada penghuni dibawahnya.

Air Buah Lainnya

وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ

Artinya “Dan air yang tercurah, Qs: Alwaaqiah, Ayat 31”

Tidak ada kekeringan dan kemarau pada surga Allah SWT. Atau airnya mengalir secara terus menerus siang dan malam.

وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ

Artinya “Dan buah-buahan yang banyak, Qs: Alwaaqiah, Ayat 32”

لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ

Artinya “Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, Qs: Alwaaqiah, Ayat 33”

Terdapat juga buah yang lain (selain bidara dan pisang) yang berbuah terus menerus dan halal untuk penghuni surga.

“Kasur Empuk” Tempat Tidur

وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ

Artinya “Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Qs: Alwaaqiah, Ayat 34”

Pada sub judul ini kata tempat tidur kami berikan tanda kutip, sebab terdapat perbedaan tafsir mengenai hal itu.

Kementrian Agama menafsirkan bahwa kasur-kasur yang tebal adalah tempat istrahat, layaknya tempat tidur.

Sementara tafsir Al Wajiz, memberikan penjelasan bahwa maknanya adalah, terdapat permadani yang tebal pada bagian atas dari kasur, tempat tidur.

Zubdatul Tafsir Min Fathil Qadir, memberikan tafsir berbeda bahwa makna kasur empuk dan tebal tersebut adalah kalimat proyeksi yang bermakna pesona dan keindahan bidadari.

Kesempurnaan Bidadari Dengan Pesona Remaja

Ilustrasi: Kecantikan Wanita (Foto: Beritaku.id)

Selanjutnya Allah SWT berfirman pada ayat ke 35 hingga 38

إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, Qs: Alwaaqiah, Ayat 35

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا

Artinya: “Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, Qs: Alwaaqiah, Ayat 36”

عُرُبًا أَتْرَابًا

Artinya “Penuh cinta lagi sebaya umurnya, Qs: Alwaaqiah, Ayat 37”

لأصْحَابِ الْيَمِينِ

(Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, 38

Surah Al Waaqiah pada ayat ke 35 hingga 38 ini menjelaskan bahwa

Bidadari Ciptaan Langsung

Pada ayat ke 35 tersebut, Allah menciptakan secara langsung memiliki tafsir bahwa Alla SWT menciptakan tanpa melalui proses kehamilan. Dan proses penciptaan bidadari ini pula lain dari yang lain.

Dalam pendapat ulama yang lain Prof Wahbah Az Zuhaili menjelaskan maknanya bidadari tercipta dari yang baru. Tanpa proses kehamilan.

Syaikh Muhammad Bin Shalih memberikan tafsir bahwa ayat ini bermakna Allah menciptakan istri mereka yang didunia dengan bentuk yang baru dan lebih muda.

Sementara Tafsir Assa’di, bahwa ciptaan Allah tersebut merupakan proses penciptaan yang sempurna secara langsung. dan tidak akan mengalami kepunahan atau fana.

Muda Dan Penuh Cinta

Keistimewaan daripada bidadari adalah umurnya yang remaja (muda) dengan taksiran umuran 20 hingga 30 tahun. Yakni usia memiliki energi tinggi dan kehangantan hubungan dengan pasangan.

Mereka adalah periang dan tidak akan menimbulkan rasa kecewa dalam melayani suami. Dalam segala hal.

Dengan umur yang muda dan penuh dengan rasa cinta, yang sebaya dengan suami (yang juga muda). Mereka akan berada dalam surga tanpa ragu.

Gadis masih perawan maksudnya adalah hangat dalam hubungan suami istri. Meski ada yang menyebutkan bahwa perawan adalah sebagaimana lazimnya perawan di dunia.

Kesempurnaan untuk para bidadari, adalah karena tidak akan binasa. Dengan magnet yang memiliki daya tarik dan pikat.

Demikian artikel dan tafsir mengenai makna pada surah Al Waaqiah ayat 22 hingga 35. Semoga memberikan inspirasi.