PP GMKI dan warga bertanggung jawab wujudkan demokrasi kasih
Demokrasi kasih (Foto: dosenpenddikan.co.id)

PP GMKI Korwil SULSELBARA: Warga Negara Bertanggung Jawab, Wujudkan Demokrasi Kasih

Diposting pada

Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI)
Kordinator wilayah
Sulawesi selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara

Oleh: Pasa Maraya

Beritaku.Id, Opini – Dari PP GMKI. Saudara-saudari yang terkasih, Pesta demokrasi 17 April 2019 adalah anugrah Tuhan bagi Bangsa ini. Yang harus disambut dengan sukacita dan penu hikmat.

PP GMKI
Penguru PP GMKI Sulselbar

Pesta Demokrasi ini kita harus sambut sebagai anugerah Tuhan bagi Bangsa kita karena lewat momentum ini.

Kita akan memilih pemimpin negara dan wakil rakyat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan menuju terwujudnya Indonesia. Yang kita cita-citakan yakni sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.

Demokrasi menempatkan setiap warganegara dalam keadilan dan kesetaraan.

Karena itu, kita harus mempertahankan sistem demokrasi sekaligus menggunakan momentum berdemokrasi lewat Pilpres dan Pileg 2019.

Dan menjadikannya sebagai perayaan kontestasi politik yang beradab dan bermartabat.

Sebagai warga negara yang bertanggung jawab yang ditempatkan Allah di Bumi Pancasila ini untuk mengupayakan kesejahteraan masyarakat di mana Tuhan tempatkan dan berdoa bagi kemaslahatan segenap anak bangsa (Yer.29:7).

kita wujudkan Pemilu 2019 berlangsung dalam semangat membangun demokrasi yang bermartabat bagi semua warga bangsa. Demi terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan dan demokrasi di negeri ini berdasarkan kasih.

Mari mendoakan agar proses Pemilu berjalan dengan baik seturut kehendak Tuhan.

Dan berperan aktif dalam keikutsertaan mensukseskan pemilu sebagai tindakan iman. Dan bukan hanya hak konstitusi serta serta mengawal proses agar berjalan baik.

Transparan dan damai ditengah-tengah kondisi sosial politik yang berkembang saat ini yang cenderung melemahkan nilai-nilai dan semangat demokrasi dengan maraknya penyebaran ujaran kebencian dan berita bohong, serta politisasi SARA.

Hal-hal yang dapat mengancam keutuhan bangsa kita serta melemahkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk sehingga sangat dibutuhkan sikap dan peran kenegarawan kita yang tinggi serta komitmen kebangsaan kita menjauhi informasi yang sifatnya hoaks dan/atau kebohongan dan ujaran kebencian.

Ingat Nasihat

Ingatlah nasihat Paulus dalam 1 Tesalonika 5:21: “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

Tetap saling menghargai sesama warganegara walaupun pilihan politiknya mungkin berbeda karena diatas segalanya ada nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam menentukan pilihan, hendaknya merujuk kepada nasihat ketika hendak memilih pemimpin umat sebagai wakil Allah: “…Carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah. Orang-orang yang dapat dipercaya dan yang benci kepada pengejaran suap…(Kel.18:21), “Sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.” (Kel.23:8).

Pelajari track record atau rekam jejak para calon. Apakah sudah terbukti dalam memikirkan dan melakukan hal-hal yang menyejahterakan seluruh rakyat atau baru sebatas janji-janji; utamakan pemimpin yang memiliki integritas, menghargai kemajemukan, menjunjung hak asasi manusia, kebebasan beragama serta kesetaraan gender; jujur dan santun; tidak terindikasi korupsi dan melakukan politik uang; serta berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan mengutamakan persatuan bangsa.

Para Kontestan Politik, kami mengapresiasi keikutsertaan Anda dalam kontestasi Pemilu kali ini.

Yang kami pahami sebagai wujud keterpanggilan Anda membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Kekuasaan adalah sarana untuk melayani bukan alat kekuasaan, karena itu komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, terutama yang miskin. termarginal dan terdiskriminasi. Adalah hal yang mutlak. Hendaklah bersikap jujur dan menjauhkan diri dari suap.

Hendaklah Anda tidak menghalalkan cara-cara yang melanggar hukum atau memanipulasi isu gender, etnik.

Gereja atau agama yang bersifat sektarian dan primordial sempit demi merebut kepentingan pribadi dan kelompok.

Saat Pemilu usai, kami berharap Anda mampu berjiwa besar, terutama saat menerima hasil Pilpres dan Pileg demi menjaga ketertiban.

Perdamaian dan ketenteraman masyarakat.

Kiranya kuat kuasa Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita semua dalam menyambut momen politik ini sebagai anugrah dari Tuhan. (*)

Demikian Opini dari PP GMKI. Artikel Lain : Pilkada 2021, Berikut Keuntungan Dan Kerugian Tunda Pemilihan Dan Klik disini.

Editor: Sy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *