Sahabat Bertemu Allah
Sahabat Yang Bertemu Langsung dnegan Allah SWT

Sahabat Rasul: Bertemu Allah SWT, Abdullah bin Amr: Syuhada Uhud

Diposting pada

Kisah seorang sahabat yang bertemu dengan Allah SWT, Seorang syuhada pada perang Uhud. Yang mendapatkan Ridha bertemu Allah SWT

Beritaku.Id, Kisah Islami – Siapa yang akan menolak jika bertemu Allah SWT. Bahkan ini menjadi impian bagi semua muslim.

Tidak ada kenikmatan lebih daripada kenikmatan ketika berhadapan lagsung dengan Allah SWT.

Dia adalah Abdullah bin Amr bin Haram  dengan nama lain Abu Jabir bin Abdullah Merupakan salah seorang sahabat nabi Muhammad SAW. Masuk dalam 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Dalam baiat ‘aqabah yang dilakukan. Ia berikan predikat oleh Nabi Muhammad SAW sebagai atas nama kaum Bani Salamah, sebagai salah satu suku di Arab saudi.

Sahabat Bertemu Allah
Sahabat Yang Bertemu Langsung dnegan Allah SWT

Semenjak berbait, maka ia kemudian selalu bersama Rasulullah hampir sepanjang waktu. Dan dia mengorbankan seluruh materi yang dimilikinya untuk kepentingan Islam. Dia sebagai sahabat yang dikemudian hari bisa menatap atau bertemu langsung dengan Sang Khalid.

Kisah Sahabat Rasul Bertemu Dengan Allah SWT

Perang yang memiliki banyak kisah adalah Badar Kubra. Dimana Abdullah bin Amr di daulat menjadi Ahlul Badr. Ahlul Badr adalah pakar, prang terbaik, manusia pilihan yang menadi inti pergerakan peperangan Islam

Sabda Rasulullah Muhammad SAW:

جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا تَعُدُّونَ أَهْلَ بَدْرٍ فِيكُمْ قَالَ مِنْ أَفْضَلِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا قَالَ وَكَذَلِكَ مَنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ

“Datang Malaikat Jibril pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: apa pendapat kalian tentang Ahlul Badr diantara kalian? Maka bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: mereka adalah muslimin yang paling mulia (atau kalimat yg bermakna demikian), lalu berkata Jibril: demikian pula yg mengikuti perang Badr dari kelompok malaikat, mereka adalah malaikat yang terbaik.” (H.R. Bukhari)

Semua sahabat, ikut berperang dalam Perang Badr, termasuk Abdullah Bin Amr. Sebagai orang yang memiliki ibadah yang baik. Ketakwaan yang mumpuni. Menjadikan Islam sebagai selimut dalam ucapan dan perbuatannya.

Firasat Syahid

Tatkala hendak berangkat berperang, dia memiliki firasat akan menjadi Syuhada.

Ia tidak gentar, tidak takut, bahkan ia ingin berlari menemui jalan Syahid dijalan Allah SWT. Sebagai cita-cita tertinggi dalam Islam. Syahid. Dengan gelar Syuhada.

Maka, ia pun Membelai anaknya, Jabir bin Abdullah yang kelak menjadi sahabat Nabi Muhammad Saw dan berwasiat.

اني لا أراي الا مقتولا في هذه الغزوة بل لعلي سأكون أول شهدائها من المسلمين، واني والله، لا أدع أحدا بعدي أحبّ اليّ منك بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم وان عليّ دبنا، فاقض عني ديني، واستوص باخوتك خيرا

“Sesungguhnya ayahanda merasa yakin akan gugur dalam peperangan ini, bahkan mungkin akan menjadi syuhada pertama di kalangan kaum muslimin. Dan demi Allah, sungguh ayahanda tak rela sepeninggalku mencintai seorang pun diantaramu melebihi cintanya kepada Rasulullah. Selain itu, sebetulnya ayahanda memiliki hutang, maka lunasilah hutangku dan wasiatkanlah kepada saudara-saudaramu agar mereka suka berbuat baik.”

Baca juga: Pimpinan Perang Dengan Sejarah Penaklukan Bangsa

Pertarungan yang tidak berimbang tersebut terjadi di daerah Uhud, strategi formasi pasukan dibuat oleh Rasulullah. Dengan salah satu perisai pasukan adalah Pemanah 50 orang diantaranya Abdullah Bin Amr.

Para pemanah ini di kondisikan di atas bukit untuk melesatkan anak panah dan sekaligus menjadi pengendali atas serangan infanteri lawan.

Pasukan Pemanah Bertahan Di Bukit

Formasi dan perintah Rasulullah jangan tinggal bukit Uhud. Dalam kondisi bagaimanapu. Rasulullah sangat paham bahwa diposisi tersebut menjadi inti pertahanan dan serangan untuk musuh.

Pertarungan sangat sengit terjadi, kondisi pasukan yang kalah jumlah, tidak membuat gentar para pasukan muslim.

Dalam satu serangan Kafir Quraisy disisi gunung, namun kafir Quraish mampu di patahkan dalam serangan tersebut.

Mereka meninggalkan lokasi dan juga meninggalkan beberapa barang berharga. Termasuk emas dan sebagainya.

Rupanya beberapa pasukan bergeming dan mengarahkan pandangan pada harta yang ditinggalkan oleh Kaum Quraish.

Ini siasat yang di buat oleh Panglima Perang Kafir Quraish dibawah pimpinan Khalid Bin walid, Saat itu Khalid Bin Walid belum memeluk Islam.

Formasi Terbuka

Formasi pasukan pemanah yang ada di Bukit Uhud terbongkar. Pasukan turun gunung mengambil harta-harta tersebut.

Meski Abdullah Bin Zubair melarang mereka, namun mereka tetap saja bergerak meninggalkan formasi pasukan.

Tidak menunggu lama, dengan jebakan tersebut. Khalid Bin Walid memimpin pasukan berkuda. Menghantam Pasukan tersisa dimana hanya belasan orang yang tertinggal di Bukit. Dengan posisi pemanah.

Baca juga: Negeri Taklukan, Sejarah Islam: Masa Khalifah Umar Bin Khattab

11 Pasukan pemanah melawan ratusan pasukan berkuda. Sebuah pertempuran yang tidak masuk akal.

Akhirnya Pasukan Kafir Quraish mencincang-cincang mereka, menjadikan tubuh bercerai berai. Ini adalah dendam pasukan Quraish yang sebelumnya telah dibuat bertekuk lutut pada perang Badr.

Putranya, Jabir bin Abdullah berdiri menangisi jenazah sang ayah:

جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْهَانِي فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبْكِينَ أَوْ لَا تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلَائِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ

Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anha berkata: Ketika bapakku meninggal dunia aku menyingkap kain penutup wajahnya, maka aku menangis namun orang-orang melarangku menangis sedangkan Nabi Muhammad SAW diam (tidak melarangku). Hal ini membuat bibiku Fathimah ikut menangis. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dia menangis atau tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya sampai kalian mengangkatnya”. [H.R. Bukhari]

Sabda Rasulullah Nabi Muhammad SAW

“Tidaklah Allah berbicara kepada seseorang pun kecuali dari balik hijab tapi Allah telah berbicara kepada ayahmu dengan bertatap muka, lalu Allah berfirman: ‘Wahai Hambaku, memohonlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu, ‘ Ayahmu menjawab; ‘Wahai Rabb, hidupkan aku kembali agar aku terbunuh di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya telah berlalu dari-Ku bahwasanya mereka tidak akan kembali lagi ke sana, ‘ ia berkata; ‘Wahai Rabb, kalau begitu sampaikanlah kepada orang yang berada di belakangku.'”

Beliau bersabda: “Maka Allah Ta’ala menurunkan: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki.” (H.R. Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Albani).

Demikian Kisah Sahabat Rasulullah Yang bertemu Allah SWT sebagai syuhada.