Beritaku.Id, Kisah Islami – Dia bernama Abbas bin Ubadah bin Nadhlah merupakan sahabat Anshar yang mula-mula memeluk Islam (As Sabiqunal Awwalun).
Dia seorang deklarator berdirinya negara Islam Di Madinah, yang melindungi Nabi Dan meyakinkan Kaumnya.
Ia masuk dalam 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Rasulullah memiliki banyak sahabat, bahkan tercatat 114.000 sahabat dekat. Jumlah yang sangat banyak dan tidak ada manusia yang bisa menyainginya.
Dengan Adab Komunikasi Rasulullah, Media Dakwah Penyebaran Agama Islam Yang menjadikan sahabat begitu cita kepadanya.
Abbas bin Ubadah bin Nadhlah berasal dari Bani Sulaim bin Auf. Suku Khazraj dan termasuk salah satu dari duabelas orang yang berba’iat kepada Rasulullah di Aqabah yang pertama.
Abbas bin Ubadah bin Nadhlah telah ikut pula menyertai Ba’iatul Aqabah yang kedua. Dimana ini merupakan pondasi awal berdirinya negara muslim di Madinah.
Pada Ba’iatul Aqabah kedua itu, setelah Abul Haitsam berpidato kepada kaumnya, suku Aus, untuk menerima dan membela Nabi SAW.
Abbas bin Ubadah juga menyampaikan orasi kepada kaumnya, Suku Khazraj dengan ajakan yang sama.
Isi Pidato Deklarator : Sahabat Rasul Abbas
Antara lain ia berkata,”…jika kalian menyaksikan harta benda kalian musnah. Kemudian orang-orang terhormat di antara kalian terbunuh. Apakah kalian akan melemparkan beliau ke dalam kehancuran, dan tidak melindunginya dari musuh?
Jika itu terjadi, maka Demi Allah, itu adalah kehinaan kalian di dunia dan di akhirat…. Bawalah beliau, korbankanlah harta kalian dan tidak mengapa orang-orang terhormat kalian terbunuh. Karena demi Allah, itu akan menjadi kebaikan dunia dan akhirat.”
Prosesi Ba’iatul Aqabah kedua itu terjadi pada sepertiga malam yang terakhir pada salah satu hari tasyriq.
Memang dipilih waktu yang sepi dan gelap untuk tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy.
Tetapi setelah seluruh proses ba’iat itu selesai, ada seorang kafir yang memergoki kumpulan tersebut.
Ia berteriak di tempat ketinggian, “Wahai orang-orang yang ada di dalam rumahnya. Apakah kalian menghendaki Muhammad dan orang yang berkumpul bersamanya, yang telah keluar dari agama nenek moyangnya? Lihatlah, mereka berkumpul di tempat penggembalaan kalian….”
“Demi Allah, ini krisis Aqabah… ” Kata Nabi SAW.
Mendengar ucapan Nabi SAW ini, Abbas bin Ubadah berkata, “Demi yang mengutus engkau dengan kebenaran. Jika engkau berkenan, besok kami akan menghabisi penduduk Mina dengan pedang-pedang kami”
Rasulullah Memahami Kapan Menghadapi Musuh
Tetapi Nabi SAW bersabda, “Kami tidak diperintahkan untuk itu, kembalilah kalian ke tenda kalian”
Mereka kembali ke tenda masing-masing dan tidur. Keesokan harinya, beberapa pembesar Quraisy datang ke perkemahan penduduk Yatsrib.
Dengan gaya yang pongah dan penuh kesombongan, dan menanyakan kebenaran peristiwa semalam.
Abdullah bin Ubay bin Salul, pemimpin rombongan haji dari Yatsrib, dengan tegas berkata. “Itu bohong, kaumku tidak mungkin bertindak secara lancang melangkahiku. Apapun yang dilakukan penduduk Yatsrib, mereka selalu meminta pertimbangan dariku”
Sementara itu, tujuhpuluh lebih orang yang telah memeluk Islam berbaur dengan yang lainnya, dan sama sekali tidak berkomentar apa-apa.
Kaum Quraisy tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada bukti dan saksi yang menguatkan dugaannya tersebut.
Inilah titik tolak awal bangkitnya Islam, dua suku terkuat di Madinah yang sebelumnya saling berperang bersedia berkorban untuk mendukung Nabi SAW.
Dua tokohnya, Abbas bin Ubadah dari Khazraj dan Abul Haitsam at Tayyihan dari Aus. Berhasil meyakinkan kaumnya untuk berdiri di belakang Nabi SAW demi menegakkan dan memenangkan Islam.
Sumber lain: Klik