Wapres-Dp-Appi
Suasana Pertemuan Appi dan DP di Kediaman JK, tahun 2020 di Prediksi Keduanya akan kembali bertarung (Foto : Kompas)

Balas Dendam Vs Kuda Hitam, Pertarungan 3 Kekuatan Di Makassar

Diposting pada

Beritaku.Id, Makassar – 2020 tinggal menghitung hari kedepan. Ditahun tersebut, Pilkada akan dihelat di beberapa Kabupaten/Kota di Sulsel, termasuk Makassar, aroma Balas Dendam Vs Kuda Hitam. Semakin terasa 21/12/2019.

DP Vs Appi, Aroma Balas Dendam

Danny Pomanto (DP), dengan tagline baru tungguma (tunggu aku akan kembali bertarung). Dalam hal popularitas masih tinggi, namun dalam manajemen kekuatan tim, beberapa orang mulai meragukan.

Kondisi internal tim pemenangan kurang seirama antara satu dengan yang lain, disisi magnet DP yang full power. Resonansi tim masih sangat terasa, dan ikatan loyalitas perlu di rangkai untuk selarasnya pergerakan.

Aroma balas dendam Appi Vs DP di tahun 2020 (Foto:Rakyatku)

Munafri Arifuddin (Appi), sebagai rival politik Danny Pomanto sejak 2017 disaat awal pemanasan mesin politik pilwali Makassar. Akan kembali ke arena untuk menantang DP, masih punya kekuatan dalam pertarungan, sebab PSM masih ditangannya.

Tarikan kekuatan Appi dipilwali sebelumnya banyak diwarnai oleh kekuatan dari kelompok Cicu, dan bayang-bayang IAS sangat jelas ketika itu.

Munafri bisa membangun sinergi dan terbuka dengan banyak orang, dalam hal magnet, tidak sekuat DP. Tapi dari segi kepuasan dan kinerja, masih banyak timnya sebelumnya masih bertahan.

Aroma balas dendam Appi Vs DP di tahun 2020 (Foto:Kompas)

Ketika keduanya berhadap-hadapan untuk bertarung, maka dipastikan keseruan pertarungan. Sebab kekalahan Appi-Cicu oleh kolom kosong, karena solidnya tim pemenangan DIAmi. Ketika Danny di diskualifikasi, langsung putar haluan ke kolom kosong.

Itu dulu, ketika itu DP kembali menjadi Walikota dan mencabut cuti pasca diskualifikasi.

Pergerakan kolom kosong massif, dimulai dengan mengendalikan kekuatan grash root yang banyak di motori relawan. Oleh RT RW, dalam sebuah konsolidasi pemenangan, dan beberapa tim sayap pemenangan.

Rasa iba, kasihan, dan merasa di dzalimi, mampu diperlihatkan oleh kelompok DP, dengan diskualifikasi yang dialaminya. Berbagai skenario dibuat demi mematahkan kemenangan Appi Cicu yang ada didepan mata.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Appi menjadi tenar, ketika itu JK masih menjabat wapres, dan Syafruddin sebagai wakapolri. Keduanya dianggap menjadi payung kebesaran Appi (menantu Aksa), isunya dihubung-hubungkan begitu.

Ketika Tanpa Menjabat

Kondisi sekarang 2 nama yang disebutkan diawal tidak menjabat lagi, apakah menyebabkan menurunnya tingkat ketertarikan voter ke Appi?

Di tingkat pemerintah Kota Makassar, armada birokrat DP telah dihancurkan satu persatu oleh Pj Walikota Makassar. Dimulai dengan menganulir SK yang dibuat oleh DP sebelumnya.

15 Camat yang dulunya di ganti oleh DP, kini dikembalikan keposisi semula, dan camat bentukan DP, di non job. Aroma balas dendam ini terjadi di Makassar. Bisa saja ini diargumentasikan bahwa tidak ada kaitan pilwali dengan pergantian camat, sah saja.

Namun kondisi birokrat Makassar, saat ini, menjadi rahasia umum, bahwa Ex Camat yang kembali menjadi camat menggantikan camat yang sekarang menjadi ex camat. Membuat tarikan birokrasi menjadi beberapa bagian, tidak solid.

Yang pernah menjabat lalu sekarang di non job, akan berusaha bangkit karena “malu”, meskipun sebelumnya juga sempat mempermalukan. Aroma balas dendam mewarnai pilwali Makassar 2020.

Belum lagi beberapa waktu lalu, perusda mulai di lakukan rekondisi, semua direksi di evaluasi dan di copot dari kursinya, karena dianggap bahwa direksi merupakan peninggalan DP yang segera di museumkan.

Karena masa jabatan telah berakhir, ini juga prnyataan yang masuk akal.

Intinya, DP dan Appi jika berhadap-hadapan, maka keduanya telah mengalami penurunan kekuatan karena terjadinya kerusakan di beberapa “armada kekuatan”.

DP masih dianggap memiliki popularitas dan jika head to head dengan Appi, maka dipastikan DP menang?

Tidak bisa juga di bahasakan seperti itu. Sebab kecendrungan tokoh-tokoh besar, seperti IAS (selain dari JK, Aksa), masih lebih dominan ke Appi ketimbang ke DP, ini pada skenario Head to Head.

Bagaimana jika Irman Yasin Limpo (None) ikut meramaikan kontestasi?

Dengan pernyataan kesiapan maju karena seluruh keluarga (klan Yasin Limpo), menyerahkan kepada dirinya untuk di Makassar, maka kehadirannya akan menantang Dp dan Appi, membuat permainan di Makassar, makin menarik dan makin rumit.

Balas Dendam Di Counter Kuda Hitam

Balas Dendam Vs Kuda Hitam

Bukannya klan YL fokus di Gowa, untuk periode Kedua Adnan Purichta Ichsan? Abaikan sementara Adnan, sebab tingkat elektabilitasnya sangat tinggi, membuat ciut nyali beberapa kandidat yang akan bertarung di Gowa, sia-sia melawan Adnan.

Kembali ke Makassar, None masuk bertarung, ini yang menggemaskan, sebab harus diakui, strategi politik None cs, sangat elegan, dengan pengendalian tim yang terarah.

Efektif dan efisien, seperti itu penggambaran manajemen tim dari None.

Dengan posisi SYL sebagai menteri pertanian, meski tidak dihubung-hubungkan begitu, tetapi sangat mempengaruhi magnet pemilih di Makassar, untuk ke None.

Syukriansyah S.Latif, sebelum ini, memiliki banyak kans karena dianggap orang yang paling rapat pada Mentan Amran Sulaiman ketika itu.

Penggantian posisi mentan, animo tidak berubah, hanya berubah tokoh, yang mengasumsikan bahwa kondisi itu mampu membangun komunikasi ke tingkat nasional, secara terbuka. Kondisi tersebut menguntungkan posisi None.

Meskipun masih ada 1 tokoh yang belum menentukan sikap kearah mana akan menyerahkan posisi kursi 01 Makassar, yakni Gubernur Sulsel.

Namun harus kita terima pula, bahwa berat Nurdin Abdullah “membantu” DP di tahun 2020, apakah NA akan mendorong tokoh baru? Ataukah menjatuhkan pilihan diantara Appi dan None?

Tahun 2020 yang sudah ada didepan mata, pertarungan beraroma balas dendam akan tersaji, dan kuda hitam sedang mengatur strategi menduduki kursi 01 Makassar, untuk memegang pena tandatangan Makassar pada 5 tahun kedepan.