Beritaku.Id, Internasional – Negara di Raja Malaysia, hari ini kehilangan perdana Menteri yang fenomena. Mahathir Muhammad menyatakan mundur dari jabatannya sebagai perdana Menteri.
Apakah Pengunduran Diri Mahathir Muhammad sebagai langkah membangun Malaysia, atau hanya spekulasi peletakan jabatan ke Anwar yang Hampir Tidak Mungkin
Beberapa spekulas terjadi, diantaranya bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan jalan lebar kepada Anwar Ibrahim. Mengambil tahta sebagai perdana enteri secara mulus.
Tepatnya senin tanggal 24 Februari 2020 melalui akun media sosial Mahathir Muhammad memposting pengunduran diri tersebut. Dengan judul “Kenyataan Akhbar : Peletakan jawatan sebagai perdana menteri Malaysia”
Yang menjelaskan bahwa Tun Dr Mahathir Muhammad telah mengantar surat peletakan jawatan atau mundur sebagai perdana menteri Malaysia hari ini kepada Yang Di Pertuan Agong pada pukul 13.00 siang hari.
Berikut beberapa alasan mundurnya Mahathir dari jabatan Perdana Menteri.
Dinamika Koalisi Politik
Dinamika koalisi politik yang melibatkan partai Mahathir dengan Anwar Ibrahim.
Seperti diketahui bahwa Mahathir dari Partai Keadilan Nasional bersatu dengan Anwar Ibrahim dari Partai Rakyat Malaysia.
Penggabungan partai tersebut menjadi Partai Keadilan Rakyat, pada pemilu tahun 2018 terbentuk koalisi kedua pemimpin besar Malaysia tersebut, dengan koalisi bernama Pakatan Harapan.
Koalisi Untuk Menumbangkan Nadjib Abdul Razak
Pemili tahun 2018, dimana incumbent Tun Nadjib Abdul Razak maju untuk periode kedua, ditantang oleh Mahathir, dalam kondisi tersebut koalisi partai dibutuhkan oleh Mahathir demi menumbangkan anak didiknya tersebut.
Sebagai seorang mentor yang berpengalaman, mengingat Mahathir pernah berkuasa sebagai Perdana Maenteri selama 22 tahun yakni tahun 1981 – 2003.
Tahun 2018 kembali terpanggil untuk mengembalikan tahta pemerintahan Malaysia yang diisukan dengan berbagai skandal diantaranya skandal perseligkuhan perdana menteri berkuasa dan isu korupsi dalam pemerintahan.
Mahathir Muhammad Mundur Posisi PM Kepada Anwar Ibrahim
Dalam koalisi Pakatan Harapan tahun 2018, menjadi momentum bersatunya dua politisi besar Malaysia tersebut.
Seperti fakta sebelumnya pada masa pemerintahan Mahathir, tidak bisa menyatu dengan Anwar Ibrahim yang memposisikan diri sebagai Oposisi pemerintahan.
Dipemilu 2018, 2 orang ini bekerja secara bersama untuk memenangkan pemilihan.
Mahathir menjanjikan posisi sebagai Perdana Menteri kepada Anwar Ibrahim sebelum tahun 2023.
Pengkhianat Dari Kubu Anwar
“Kami tahu ada upaya untuk menjatuhkan PH dan membentuk pemerintahan baru,” kata Anwar dikutip dari Guardian.
Dengan bersatunya Anwar dengan Mahathir, rupanya tidak semua merasa puas, beberapa anggota parlemen dan partai Anwar Ibrahim sebelumnya, keluar dari Partai dan membentuk blok baru untuk menentang.
Koalisi Pakatan Bersatu tersebut kehilangan beberapa pendukung, sehingga akan menghambat proses transisi pemerintahan dari Mahathir kepada Anwar Ibrahim.
Spekulasi Janji Mahathir Muhammad
Pada sisi lain, Mahathir dianggap menepati janji kepada Anwar Ibrahim, dengan memberikan jabatan sebagai perdana menteri, namun banyak yang menilai bahwa langkah itu sebagai langkah spekulasi.
Mengingat, berat bagi raja untuk menyetujui peletakan jabatan perdana menteri yang kembali setelah pensiun tersebut.
Dikutip dari Straits Times. Hingga saat ini Mahathir belum menyampaikan alasan resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
Pada kenyataan lain, 11 anggota parlemen lainnya dari PKR, yang memiliki 50 anggota di Parlemen, pada hari yang sama penguduran diri sang Perdana menteri, mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan partai dan PH untuk membentuk blok independen.
Setelah Mundur dari jabatan sebagai PM Malaysia, Mahathir Muhammad melakukan Rapat.