Dalam sebuah momen kontestasi, legislatif maupun pilkada, maka posisi juru kampanye atau Jurkam sangat strategis untuk mendapatkan suara pemilih.
Beritaku.Id, Komunikasi Organisasi – Dalam kondisi bagaimanapun, semua kandidat mengharapkan kemenangan, atau menentukan sebuah kemenangan. Banyak faktor yang mempengeruhi dalam sebuah kemenangan. Terutama dalam pemilihan umum.
Apakah Pengertian Kampanye?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Juru Kampanye, maka hal awal adalah mengetahui pengertian Kampanye.
Kampanye merupakan, sebuah upaya terencana, untuk menyampaikan maupun memperomosikan seseorang kepada orang lain (calon pemilih), yang dilakukan oleh seseorang (jukam) datau kelompok. Yang terlaksana secara terencana dengan mekanisme dan strategi tersendiri. (Sumber: DosenPendidikan)
Dalam sebuah momen pemilihan, baik anggota legislatif maupun eksekutif (Gubernur, Bupati maupun Walikota). Posisi seorang Juru Kampanye atau Jurkam, merupakan posisi yang sangat strategis, sehingga membutuhkan keahlian khusus.
Sebagaimana langkah setelah membentuk Struktur Tim Sukses Jurus Menang Dengan Efektif, maka pemilihan bagian yang bertugas untuk melakukan kampanye bukanlah tugas tidak prioritas.
Menjadi seorang Juru Kampanye, tentunya memiliki beberapa kemampuan, dan yang paling utama adalah kemahiran komunikasi. Sebab komunikasi merupakan ujung tombak penyampaian pesan kepada khalayak ramai.
Kelihaian dalam mengamankan panggung, sangat mempengaruhi arah dan sikap pemilih. Maka dari itu proses menunjuk seorang juru kampanye, butuh pertimbangan mendalam bagi seorang kandidat.
Benar, bahwa menjadi jurkam adalah suatu kebanggaan tersendiri, namun bilamana seorang juru kampanye melakukan sebuah kesalahan panggung akan berakibat fatal bagi kandidat.
Definisi Jurkam
Apa Pengertian daripada Juru Kampanye?
Maka lebih awal dari artikel ini adalah memahami pengertian Juru Kampanye itu Sendiri.
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018.
Dalam melaksanakan Kampanye Pemilu, Pasangan Calon, Partai Politik Peserta Pemilu, dan Calon Anggota DPD dapat menunjuk Juru Kampanye.
Pasal 18. Sumber: Kpu.go.id
Perhatikan kata “dapat menunjuk”, dan kewenangan menunjuk tersebut adalah kewenangan yang ada pada kandidat (calon). Dalam pengertian selanjutnya, seorang juru kampanye merupakan representasi dari kandidat.
PKPU ini juga sekaligus menjelaskan bahwa posisi Juru Kampanye adalah posisi yang sah pada mata hukum. Dalam arti bukanlah sebuah pelanggaran. Sepanjang yang mendapatkan mandat sebagai juru kampanye tersebut tidak mengucapkan ujaran kebencian SARA dan pelanggaran hukum lainnya.
Jadi, Juru kampanye adalah seseorang ataupun pribadi yang memiliki kemampuan khusus dalam menyampaikan sebuah gagasan atau ide kandidat. Materi kamapanye sesuai dengan Visi dan Misi calon/kandidat, dengan melakukan translasi program kandidat yang menggunakan pendekatan khusus kepada masyarakat pemilih.
Syarat Menjadi Juru Kampanye
Sebelum memutuskan untuk menjadi seorang juru kampanye, maka berikut ini beberapa syarat yang harus dimiliki.
Adapun syarat tersebut, yaitu:
- Kredibel,
- Komunikatif, dan
- Adaptif,
Kredibel
Kredibel atau Kredibilitas seorang juru kampanye adalah hal dasar yang harus mereka miliki. Selanjutnya kredibilitas tersebut bersumber pada 2 hal, yakni: Keahlian dan Terpercaya.
Pertama Keahlian: Keahlian yang dimaksud adalah keahlian mengenali dan menganalisa serta mentranslasi (mengartikan) bahasa Visi Misi dan Program dalam bahasa sederhana sebagai seorang Pembicara. Untuk meneruskan atau menyampaikan kepada calon pemilih.
Kedua Terpercaya: Maksudnya terpercaya merupakan sikap dan kepribadian seorang jurkam. Harus mendapatkan kepercayaan dari lingkungan sekitar, serta jauh dari perbuatan yang tidak mendapatkan simpati warga pemilih.
Misalnya: tidak terlibat dalam perbuatan korupsi, mencuri dan sebagainya. Track Record (rekam jejak) sangat mempengaruhi tingkat penerimaan konstituen.
Namun harus pula menjadi pertimbangan bahwa kelompok masyarakat memiliki budaya tertentu, sehingga menurunkan juru kampanye harus sesuai dengan budaya masyarat.
Hindari memberikan tugas kampanye bagi juru kampanye pada msyarakat yang melakukan penolakan.
Komunikatif
Komunikatif adalah kemampuan komunikasi yang baik, mudah dipahami dan bahasa yang tidak rumit. Seorang juru kampanye harus mengenali tingkat pemahaman pendengar.
Maka translasi yang ada pada kalimat diatas merupakan penjabaran bahasa ilmiah visi dan misi serta program, menjadi bahasa memasyarakat.
Sehingga tingkat keterterimaan program menciptakan ketertarikan. Maka kemampuan mengubah bahasa (tanpa merupab substansi) dari visi dan misi serta program adalah keahlian penting seorang juru kampanye.
Hal utama setelah memiliki kemampuan menganalisa dan mentranslasi program, maka selanjutnya adalah kemampuan retorika. (Pendalaman materi: Publik Speaking Ketinggalan Zaman, Pakai 3 Ini)
Kenapa pendengar menangis?
Sebab seorang yang membawakan maupun membacakan materi kampanye sangat menyentuh jiwa pendengar. Terhipnotik dengan gaya bahasa dan substansi bahasa yang sesuai.
Selain mempengeruhi untuk memilih kandidat, maka pendengar harus bergerak untuk melakukan kampanye pada yang lainnya. Sehingga manajemen kampanye bukanlah pekerjaan yang menjadi prioritas kedua.
Sebab kampanye harus menyebar, dari pendengar yang hadir kepada calon pemilih yang tidak hadir.
Pada hakikatnya, semakin banyak “juru kampanye” untuk menyebarkan program, dan meningkatkan ketertarikan maka semakin tinggi tingkat elektabilitas seorang calon.
Adaptif
Adaptif adalah upaya adaptasi maupun penyesuaian diri dengan lingkungan. Seorang pembicara untuk mengkampanyekan kandidat, harus memiliki kemampuan adaptif yang baik. (Sumber: Adaptasi Etika Dan Cakrawala Berpikir Dalam Komunikasi)
Pendengar adalah heterogen. Berbagai macam pekerjaan, kebutuhan, pendidikan yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga dalam menghadapi mereka harus menempatkan porsi mereka masing-masing.
Kecepatan analisa, ketepatan bahasa merupakan keharusan bagi seorang pembawa materi kampanye. Apalagi jika kampanye berbentuk kampanye dialogis. Maka kemampuan mengendalikan pribadi dan panggung merupakan suatu keharusan. Selanjutnya menguasai para pendengar, mengarahkan dan mengendalikannya.
Ketiga hal tersebut (kredibel, komunikatif dan adaptif) merupakan syarat dasar yang harus menyatu pada seorang juru kampanye.
Persiapan Sebelum Tampil Sebagai Juru Kampanye
Bilamana telah mendapatkan tugas sebagai juru kampanye, maka selanjutnya Apa persiapan bagi seorang Juru Kampanye?
Maka berikut ini terdapat beberapa persiapan, yaitu:
- Kuasai Emosi,
- Pahami Visi dan Misi Kandidat,
- Persiapkan Materi Dasar, dan
- Kenali Pendengar.
Kuasai Emosi
Seorang jurkam tidak boleh terjebak Emosi pribadi sehingga tampil emosional. Jangan mengeluarkan bahasa ujaran kebencian kepada kandidat lain. Sebab dengan demikian akan menurunkan atau menghilangkan simpati calon pemilih.
Persoalan pribadi, tidak ikut masuk dalam ruang pertemuan kampanye. Tapi harus menggunakan landasan berpikir, yang tertunjang oleh data kuat.
Dalam hal “menyerang” kandidat lainnya, maka gunakan gaya humoris.
Contohnya:
Kandidat lawan anda seorang lelaki yang tidak memiliki istri, maka “serangan” humorisnya adalah sebagai berikut:
Bapak Ibu, memilih calon Bupati, maka harus mengetahui siapa yang akan mendampingi sebagai Ketua PKK. Kandidat kita memiliki istri, maka jelas siapa yang akan menjadi Ketua PKK. Tapi bagaimana dengan kandidat yang tidak memiliki istri, siapa yang akan menjadi Ketua PKK?
Sesuai kasus tersebut, hindari menggunakan bahasa ini “Jangan memilih calon pemimpin yang tidak memiliki istri”
Hindari mengucapkan ujaran kebencian ataupun menyampaikan kebencian kepada kandidat lain.
Pahami Visi dan Misi Kandidat
Seorang Juru Kampanye, tidak mengkampanyekan pribadinya, tapi mengkampanyekan kandidatnya.
Sehingga saat membawakan materi kampanye, harus mengetahui arah Visi dan Misi yang menjadi rancangan daripada kandidat.
Visi dan Misi merupakan gambaran tujuan yang akan terpacai oleh kandidat ketika terpilih. Semua fokus mengarah pada tujuan, dengan melakukan translasi. Kedalam bahasa sederhana.
Hindari keluar dari batasan Visi dan Misi yang ada, apalagi melawan arus visi dan misi tersebut.
Harus padu dengan tujuan, sesuaikan dengan program yang akan terlaksana.
Jika dalam kegiatan kampanye tersebut menurunkan banyak juru kampanye maka berbagi tugas bahasan yang akan terbahas. Hindari mengulangi terlalu sering yang mencipatkan kebosanan pendengar.
Persiapkan Materi Dasar
Bilamana masih dalam tahap latihan, maka lakukan persiapan materi dasar. Untuk menjadi pembahasan dengan menggunakan kemampuan kecepatan berpikir dalam membahas materi dasar tersebut.
Materi dasar biasanya bebentuk Standing Banner, ataupun poster dan sebagainya. Juga bertujuan menjadi alat visualisasi para peserta kampanye.
Namun berbeda materi kuliah dan Materi Kampanye dalam bentuk dasar dari materi tersebut.
Materi Dasar kampanye, harus tersedia dalam bentuk minim. Maka gaya komunikasi dan kemampuan orasi seorang juru kampanye sangat penting dalam hal ini. Saat menjabarkan.
Dalam hal berikutnya persiapan materi dasar adalah dengan menulis beberapa intisari persiapan yang akan tersampaikan pada muka publik. Hal ini mencegah keluar alur kampanye. Maka sesekali memperhatikan alur maeri dasar.
Kenali Pendengar
Ini sangat penting, mengenali pendengar.
Beda pendengar, maka beda persepsi. Beda pendidikan pendengar maka berbeda kemampuan analisa.
Gunakan bahasa pendengar dalam menyampaikan gagasan dan ide ketika melakukan kampanye saat mengkampanyekan kandidat.
Seorang yang bertugas membawakan materi kampanye, harus menghidari menggunakan bahasa sendiri dan mengabaikan bahasa pendengar.
Sebab dalam tujuan kegiatan kampanye merupakan upaya menarik orang lain dalam memilih pasangan calon.
Kenali siapa yang hadir, maka awal memberikan kampanye, sentuh para tokoh-tokoh ini, termasuk (upayakan) menyebut namanya. Tujuannya, menciptakan kepercayaan dan simpati serta rasa bersahabat dari pendengar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat pemilih Bupati merupakan masyarakat pedesaan yang memiliki budaya tersendiri, pemahaman dan kehidupan sosial tersendiri.
Maka seorang yang mendapat mandat kampanye, harus meleburkan diri dengan budaya masyarakat “sesuai batasan”. Demi mendapatkan simpati masyarakat.
Rumus dasarnya, masyarakat yang merasa bagian dari seorang juru kampanye memiliki potensio besar dalam memilih calon, namun sebaliknya kandidat kehilangan suara karena tidak simpatinya seorang pemilih kepada juru kampanye.
Demikian artikel tentang 3 Hal yang harus melekat pada pribadi jurkam, dan 4 persiapan sebelum memasuki mimbar kampanye.