BERITAKU.ID, MAKASSAR – Kabinet Jokowi.
Pintu gerbang menuju kebijaksanaan yang besar adalah mengenali dengan jelas tentang kebodohan kita sendiri (Benjamin Franklyn), Rabu (14/8/2019)
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi akhirnya memberi bocoran tentang komposisi kabinet yang sudah disusunnya untuk periode kepemimpinan bersama KH.Ma’ruf Amin 2019 – 2024.
Jokowi mengungkapkan bahwa ada menteri berusia di bawah 30 tahun. Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat menemui sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).
“Ada menteri nanti usianya masih di bawah 30 tahun. Ini susah mencarinya, tapi akhirnya dapat,” kata Jokowi.
Ia menuturkan, saat menyusun nama-nama menteri, dirinya mendapat sedikitnya 60 nama kandidat menteri berusia muda, yakni yang berusia di bawah 30 tahun.
Jokowi belum mau mengungkap nama menteri yang berusia di bawah 30 tahun tersebut. Dia hanya memberikan kisi-kis menteri muda itu dari kalangan profesional.
“Tidak mudah mencari menteri usia di bawah 39 tahun. Yang bagus banyak. Yang pintar banyak, tapi manajemennya lemah,” kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, alasan dirinya mau mengangkat pemuda di bawah usia 30 tahun menjadi menteri adalah harapan bakal menjadi teladan. Apalagi, menteri mudanya tersebut bakal menggawangi kementerian yang terbilang dekat dengan kaum milenial.
“Menteri yang di bawah 30 tahun itu bakal membidangi isu kekinian. Dia juga menjadi contoh kaderisasi kepemimpinan masa mendatang. Ya dia bisa menjadi menteri lagi atau pejabat nantinya,” kata Jokowi.
Sudah Rampung
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengungkapkan sudah merampungkan penyusunan kabinet untuk membantu tugas-tugasnya dan wakil presiden terpilih Maruf Amin pada periode kepemimpinan 2019 – 2024.
Meski sudah rampung menyusun nama-nama menterinya, Jokowi masih menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya.
“Penyusunan kabinet mendatang sudah selesai. Sudah rampung. Tinggal diumumkan saja,” kata Jokowi dalam acara yang sama.
Jokowi yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno saat bersama dengan para pemred tersebut mengatakan, kabinet mendatang diharapkan mampu bekerja secara cepat dan memunyai parameter keberhasilan kerja terukur.
Soal komposisi kabinet, Jokowi memastikan pos-pos menterinya diisi oleh tokoh-tokoh dari beragam kalangan.
“Semua unsur terwakili, profesional, partai politik, agamawan, daerah, gender, semuanya,” kata Jokowi.
Jokowi tak memerinci perwakilan golongan mana yang bakal mendominasi kabinet pada periode kedua kepemimpinannya.
Mengenai penilaian sejumlah kalangan bahwa kabinet jilid II dirinya akan banyak diisi kader-kader parpol, Jokowi hanya menjawab, ”Komposisinya sangat lengkap. Dijamin tak mengecewakan,” tegasnya.
Bagaimana Sikap Megawati Terhadap Menteri- Menteri Periode Jokowi Maruf?
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah Ahmad Basarah menjelaskan, calon menteri yang diusung partainya harus melalui layak uji dari Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri, setelah lolos uji baru kemudian direkomendasikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Basarah juga sempat berkelakar kepada peserta diskusi, termasuk kepada Sekjen PSI Raja Juli Antoni saat pertemuan. Dia meminta PSI tak khawatir soal jatah menteri.
“Mari kita tunggu dimana Pak Jokowi menggunakan wewenangnya tersebut, beliau masih mengajak bicara ketua umum-ketua umum partai politik. Pak Raja Juli Antoni tidak usah khawatir ha-ha-ha,” canda Basarah.
NasDem soal Mega Minta Banyak Menteri: Wajar, Tapi Perhatikan Proporsi
Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menganggap wajar permintaan PDIP untuk mendapatkan kursi menteri terbanyak. Namun, dia mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang partai pendukung yang tak lolos ke parlemen.
“Sesuai dengan jumlah kursi PDIP di parlemen dan PDIP adalah pemenang pileg. Saya kira permintaan kursi paling banyak adalah hal yang wajar. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah proporsionalitasnya,” kata Irma di gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Menurut dia, seluruh partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) telah bekerja keras memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin. Irma berharap dan yakin Jokowi akan menyusun kabinet dengan proporsional.
Bertemu Jokowi, OSO Usul 40 Kader Hanura Masuk Kabinet
OSO akronim Oesman Sapta Oeddang mengaku ditanya Jokowi soal usulan kader Hanura untuk masuk kabinet. Tidak tanggung-tanggung. OSO mengusulkan 40 kader Hanura di kabinet Jokowi.
“Soal kabinet itu ternyata belum ada apa-apa belum disusun malah tanya sama saya, ‘Pak Oesman, kira-kira usul Pak Oesman berapa itu anggota yang bakal diusulkan?’ Saya bilang, ‘Nggak banyak, Pak, 40.’ ‘Loh Bapak kalah kok mengusulkan 40?’ (Menirukan kalimat Jokowi, red). ‘Loh, Pak, kalau menang, saya nggak ngusulin apa-apa,'” ujar OSO.
“Di antara 40, mana saya ingat. Yang paling menonjol adalah pakai huruf A, kedua B, ketiga C,” ucap OSO.
PKB Menolak Kehadiran PAN di Kabinet
Panasnya perebutan kursi menteri terlihat dari penolakan PKB atas wacana masuknya PAN ke dalam koalisi pemerintahan. Penolakan tersebut disampaikan oleh anggota Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq.
Menurut Maman, sikap politik PAN tidak konsisten ketika berada dalam sebuah koalisi. Hal itu dapat dilihat ketika PAN masuk dalam koalisi partai pendukung Jokowi pada Pilpres 2014. Namun, pada Pilpres 2019 PAN memilih mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. “PKB itu adalah koalisi yang sangat-sangat konsisten, tidak pernah gabung ke sana, masuk tempat menteri, di tengah jalan pindah lagi. Sekarang tiba-tiba mendekat lagi, kayak PAN,” kata Maman dalam diskusi bertajuk “Ngebut Munas Parpol” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
PDIP Menolak Kehadiran Gerindra di Kabinet
Menurut dia, Partai Gerindra telah lama berbeda sikap dengan PDI Perjuangan. Untuk itu, Effendi berpendapat, akan lebih baik jika Partai Gerindra tetap menjadi oposisi.
“Wong berbeda kok. Kita satu tahun lebih berbeda, dalam tanda petik kita berseberangan. Kasihan rakyatnya dong. Berbeda kan tidak berarti membuat kita bermusuhan,” kata Effendi, dalam diskusi yang sama.
Menurut dia, jika Partai Gerindra dipaksakan masuk ke koalisi Jokowi-Ma’ruf, dalam masyarakat akan muncul sikap apatis. Sebab, sejak Pilpres 2014 Partai Gerindra tak pernah ingin masuk dalam koalisi Jokowi. “Saya pribadi melihat kalau model demokrasi kita seperti ini, ke depan masyarakat kita makin apatis. Wong berbeda, kok bisa satu. Enggak mungkin,” ujar Effendi.
Effendi meminta Partai Gerindra konsisten pada posisi di luar koalisi pemerintah. Ia mengatakan, sepanjang memiliki niat yang baik, menjadi oposisi bukan sesuatu hal yang buruk. “Jadi konsisten sajalah. Pasti sepanjang kita punya niat baik, enggak usah terlalu diakomodir seluruh kebutuhannya,” ucap dia
Perindo membaca Demokrat Ambisi Jatah Menteri
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perindo Ahmad Rofiq memprediksi kabar yang menyebutkan merapatnya Partai Demokrat ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK) ingin mendapatkan power sharing kursi menteri di kabinet.
“Sebenarnya sinyal mau gabung ke koalisi Pak Jokowi sudah lama ditunjukkan. Bacaan saya Demokrat menginginkan kursi menteri dan tentu publik juga membaca ke arah sana,” ujarnya kepada iNews.id, Selasa (13/8/2019).
Golkar Lebih Melunak Terhadap Demokrat
Partai Demokrat mengakui ingin merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Hal ini ditanggapi politikus Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi yang menyatakan tak masalah parpol yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masuk ke pemerintahan. Namun, dia punya syarat khusus.
“Pada dasarnya, untuk memperkuat koalisi pemerintah, baik saja, tapi bukan dalam formasi di kabinet ataupun di faksi pimpinan-pimpinan di legislatif,” kata Bobby kepada merdeka.com, Selasa (12/8/2019).
PPP Prediksi Hanya Ada Satu Partai Oposisi Masuk Koalisi Jokowi
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani memprediksi, hanya akan ada satu partai oposisi yang masuk koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin pada periode ini. Namun demikian, Arsul mengatakan, Jokowi akan mengumpulkan para ketua umum (ketum) dari partai pengusung guna meminta masukan terkait koalisi. Dalam agenda tersebut, kata dia, para ketum partai akan memutuskan apakah perlu ada penambahan koalisi atau tidak.
PKB Kasih Syarat Partai Eks Pendukung Prabowo Mau Masuk Koalisi Jokowi
Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding memberikan syarat jika partai bekas pendukung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno mau gabung ke Koalisi Jokowi – Maruf Amin. Mereka harus berkomitmen menjalankan visi-misi yang telah disusun Presiden terpilih Jokowi.
Semua parpol yang mau bergabung perlu secara terbuka menyampaikan komitmen menjalankan visi-misi Jokowi atau disepakati dalam pembicaraan lobi. Para parpol yang ingin bergabung dalam koalisi Jokowi – Maruf Amin jangan ‘malu-malu kucing’, dan ketika bergabung jangan bertindak seperti partai oposisi.
PSI: Jangan Oposisi Bergabung di Kabinet
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menanggapi rencana merapatnya Partai Gerinda ke dalam koalisi pendukung pemerintah. Ia menyatakan oposisi diperlukan demi mengawal demokrasi.
Ia merasa tidak elok jika Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintah. Sebab peran oposisi bakal makin mengecil. Alhasil, ia khawatir ketidakadaan oposisi malah mengurangi kualitas demokrasi di Indonesia.