Kursi Bupati Bulukumba

Kicauan Politisi Menjadi Senyap Dengan Pencerahan Professor

Diposting pada

BERITAKU.ID, MAKASSAR – Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum (Mahatma Ghandi) Makassar (13/08/2019).

Berita tentang kicauan Fahidin lewat berita salah satu media online beredar luas lewat media sosial, di Facebook dan grup-grup Whatsapp, komentar memberikan dukungan kepada “kicauannya” bersahutan, saling memberi support dan mendeklarasikan untuk selalu mau tampil berkomentar terbaik.

Ketua Komisi B DPRD Bulukuba tersebut melontarkan kritikan tidak nyaman terhadap DPP KKB, “KKB ini bukan organisasi politik, tapi tidak menutup kemungkinan didalamnya ada yang berasal dari partai politik tertentu. Nah, ini yang kita takutkan, jangan sampai terlena,” gertak Fahidin.

Ketakutan Fahidin, sebagai bentuk pernyataan menohok terhadap kegiatan DPP KKB yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, menjadi pernyataan kurang mendapat simpati dari beberapa pihak, belum lagi seorang Fahidin yang saat ini menjabat sebagai Ketua PKB Bulukumba.

Dipandang beerbagai pihak, tidak cerdas dalam melihat dinamika edukasi politik, tetapi lebih kepada sikap emosional politik.

Prof Dr H Abd Rasyid Masri, M.Pd,M.Si,MM, Sebagai Dewan Penasehat DPP KKB mengajak seluruh pihak untuk memberi apresiasi kepada Ketua dan Pengurus DPP KKB atas kegiatan yang telah diselenggarakan beberapa hari lalu dengan menghadirkan bakal calon Bupati maupun Wakil Bupati Bulukumba yang akan bertarung di Pilkada 2020 mendatang.

“Mari kita mengapresiasi KKB, sebab kreativitas dan secara cerdas telah berhasil menghadirkan program pencerahan “Pendidikan politik “kepada masyarakat ‘bukan aktivitas politik praktis“ yang di respons oleh oknum tertentu yang kebetulan tidak ikut menyaksikan aktivitas tersebut,” ujarnya.

“Apa yang dilakukan pengurus KKB bukan politik praktis untuk mengiring berpihak pada calon tertentu, tapi sebagai pendidikan politik pada masyarakat terkhusus pada anggotanya. Dan itu sah-sah saja sebagai komunitas warga negara yang memiliki hak dalam berdemokrasi,“tegasnya.

Masih lanjut Prof Rasyid Masri menyampaikan bahwa partai politik mestinya berterima kasih tidak sebaliknya membangun keraguan pada masyarakat pemilih. Menurutnya, pendidikan politik dalam bahasa Inggris itu pilitical suciallization yang dalam bahasa masyarakat umum dikenal istilah sosialisasi politik untuk pencerahan masyarakat sehingga masyarakat tidak memilih kandidat calon bupati bagaikan beli kucing dalam karung .

Ia juga menyampaikan selamat kepada pengurus KKB atas suksesnya kegiatan pencerahan politik yang telah dilakukan di salah  satu warunk di jalan Andi Jemma Makassar, semoga terus menghadirkan program yang kreatif dan mencerdaskan anggotanya dan masyarakat Bulukumba pada umumnya. Tapada sukses Ki semua,” kuncinya.

Prof DR Marwan Mas, SH, MH salah satu Dewan Pakar DPP KKB ikut memberikan komentar, “Pertemuan Kerukunan Keluarga Bulukumba (KKB) dengan sejumlah bakal calon Bupati/ Wakil Bulukumba di Makassar itu nuansanya hanya “sharing referensi dan pengalaman” dalam menyikapi banyaknya bakal calon yang beredar dan melakukan sosialisasi di Media Sosial (Medsos),” terangnya.

Masih kata Pengamat Kepolisian itu menyampaikan jangan dikira kegiatan itu sebagai upaya mengambil peran Partai Politik sebagai organisasi politik yang secara konstitusional diberi hak untuk mengajukan pasangan calon kepala daerah sesuai UU Nomor 10/2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 1/2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada).

Sementara itu, berita nitizen sebelumnya ;

Pilkada Bulukumba ; Jangan Beli Tembang Jappo’

Pertarungan pemilihan Bupati Bulukumba, makin hari temponya makin meningkat, hal ini terlihat dari berbagai upaya psiwar yang dilancarkan oleh masing-masing tim pemenangan maupun masyarakat pemilih arus bawah.

Dari postingan dalam sebuah grup, akun Nasrullah Ambo Ako memposting “kita sesama sesepu pendukung kadang saling menghujat dan saling menjatuhkan dengan kata kata yang tidak sedap hanya untuk membela mereka. sadarkah kita bahwa mereka itu bersahabat rasa saudara.
contohilah mereka, yang begitu asiknya berdiskusi membahas masalah kemaslahatan ummat dan kemajuan daerah kita kedepan.
dan kenapa kita tidak bisa seperti mereka, dimana mereka telah mampu menciptakan suasana yang adem dan begitu nyaman di pandang.”

Yang menarik adalah komentar akun Edy Dahyar “Sepertinya masyarakat kurang respon ini….. kurang yang tanggapi (Pertemuan 5 ketua partai di CCR pada tanggal 9 Agustus 2018) dijawab oleh akun bernama Idhan “Edi Dahyar, kira kira apa konsep untuk bulukumba ,yang lain sudah kita tahu, biar makin jelas siapa yang layak kita mau dukung di pilkada 2020, jangan mau beli tembang jeppo dalam plastik disiang hari (jangan beli ikan busuk terbungkus plastik (bening) disiang hari)”

Kepada Beritaku.Id Idhan menuturkan bahwa “Mereka berlomba mengejar kekuasaan tapi apa (hasil kerja) yang nampak dari kinerja mereka semua, kecuali mempertahankan kekuasaan saja”

Lebih Lanjut Idhan memaparkan kegelisahannya “Begitu juga figur figur lama yg mau maju yg kafasitasnya membangun bulukumba sudah terukur mulai dari dapur hingga pekarangannya”

Dalam pendapatnya, lelaki alumni STMIK Handayani ini memaparkan bahwa masyarakat kecil hanyalah korban pergulatan politik para elite partai, dan tidak memberikan efek baik bagi masyarakat kecuali efek derita.