Kisah Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidr atau Nabi Khaidir, dimana pertemuannya, Nabi Musa Belajar kepadanya tentang arti sabar.
Beritaku.id, Kisah Para Nabi dan Rasul – Kesabaran adalah sikap dan sifat yang tertanam dalam diri akan kepasrahan kepada Allah SWT. Atas segala sesuatu yang terjadi. Takdir atas Qada Qadar yang didapatkan.
Pertemuan antara utusan Allah Nabi Musa dan Nabi Khidr ketika keduanya bertemu disebuah tempat, memberikan banyak pembelajaran yang sangat bermakna.
Kisah Nabi Musa Bertemu Nabi Khidr
Kisah Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir, dimana pertemuan keduanya terdapat dalam Al Quran, Firman Allah SWT pada Surah Al Qahfi Ayat 65:
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا |
Artinya:
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS: Al Kahfi, 65) |
Dalam lanjutan Ayat berikutnya, kisah Nabi Musa memohon kepada Nabi Khidr ketika keduanya bertemu untuk diajarkan Ilmu sabar.
Namun Nabi Khidr meragukan kesabaran Nabi Musa terhadap apa yang dilakukan. Sebab Nabi Khidr percaya, yang akan dilakukannya tidak sampai pada nalar Nabi Musa.
Nabi Musa Alaihissalam tetap pada permintaan agar dirinya diikutkan dalam menggali ilmu kepada Nabi Khidr.
Dirinya diizinkan belajar, kepadanya. Dengan syarat tidak bertanya atau menahan pertanyaan atas hal yang dilakukan oleh Nabi Khidr. Sampai dia sendiri yang menjelaskannya.
Maka berjalanlah mereka berdua, dan kejadian-kejadiannya sebagai berikut:
#1. Melubangi Perahu
Nabi Khidr melubangi perahu, entah siapa yang punya perahu. Atas hal tersebut Nabi Musa bertanya kepadanya, sebab itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji dengan merusak perahu penduduk.
Nabi Khidr menyampaikan, bahwa bukankah kita sudah sepakat bahwa, kamu tidak boleh bertanya sampai aku sendiri menjelaskannya.
Nabi Musa memohon maaf atas segala kekhilafannya. Mereka meneruskan perjalanan.
#2. Membunuh Anak Kecil
Pada siroh perjalanan berikutnya, Nabi Khidr bertemu anak kecil. Dan dia langsung membunuhnya. Nabi Musa kembali bingung dengan apa yang dilakukan olehnya.
Dan bertanya, kenapa kamu berbuat Dzalim dengan membunuh anak kecil?
Nabi Khidr “Bukankah kita sudah sepakat untuk kamu tidak bertanya”
Keduanya meneruskan perjalan, dan memasuki sebuah rumah. Mereka meminta untuk dijamu. Namun tuan rumah menolaknya.
#3. Memperbaiki Rumah
Ketika dalam sebuah negeri, Nabi Khidr memperbaiki sebuah gubuk, dan tidak jelas siapa yang memiliki dari rumah itu.
Nabi Musa menyampaikan, bahwa seharusnya kamu mendapatkan upah dari apa yang kamu kerjakan.
Nabi Khidr menjawab bahwa sudah saatnya kita berpisah. Karena kamu tidak sabar terhadap apa yang kamu tidak ketahui.
Nabi Khidr menjelaskan sebelu mereka berpisah. Bahwa Bahtera (perahu) yang dilubangi sebelumnya alasannya adalah mencegah perahu tersebut dirampok. Sebab di darat ada perampok yang hendak mengambil perahu-perahu penduduk.
Anak kecil yang dibunuh, merupakan anak dari seorang ayah yang saleh. Namun anak tersebut merupakan anak yang durhaka. Dan bisa mencelekai kedua orang tuanya. Sehingga dibunuh, agar orangtuanya melahirkan anak yang saleh.
Memperbaiki rumah penduduk ini karena dibawah rumah ini tersimpan harta peninggalan buat anaknya. Dan harus selalu dijaga. Sehingga bangunan rumah harus tetap berdiri, sampai anaknya dewasa.
Demikian Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidr, dimana kesabaran nabi musa diuji.
Kisah Nabi Khidr Dan Musa Bertemu, Ujian Kesabaran
Melihat suatu kejadian, maka terdapat beberapa alasan dan pertimbangan. Dan semua perbuatan harus memiliki alasan dan landasan pengetahuan.
Nabi Khidr menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan dalam melihat suatu kejadian. Dan tidak memutuskan sendiri tanpa pengetahuan yang matang.
Dalam hal ketentuan Allah SWT, keputusan atau takdir.
Qada secara bahasa bermakna ketetapan, keputusan, pelaksanaan. Dalam hal etimologinya Qada’ merupakan kewenangan penuh oleh Allh SWT atas segala keputusan.
Qadar berarti sesuai ukuran, pertimbangan atau kemampuan. Dalam hal etimologi bahwa Qadar merupakan keputusan Allah SWT berdasarkan timbangan dari perbuatan manusian.
Namun Qada dan Qadar, semua berakhir pada ketetapan Allah SWT.
Melihat perbuatan oranglain, maka apapun yang dilakukan serta apa yang terjadi, maka semua karena Qada dan Qadar.
Beritaku: Kisah Firaun Dan Nabi Musa, Serta Dialog Dengan Allah