Patung Aristoteles
Patung Aristoteles (foto: Aklamasi)

Orasi Dan Pidato: Sejarah, Definisi, Persamaan Dan 5 Perbedaan

Diposting pada

Orasi, ceramah, tauziyah dan Pidato dalam perkembangannya, mengalami penyempitan makna. Selanjutnya, bagaimana persamaan serta perbedaannya?

Beritaku.id, Organisasi Dan Komunikasi – Dalam kehidupan sosial politik, birokrasi dan lembaga, biasanya terdapat acara-acara penting dengan menampilkan pembicara.

Pembicara Dalam bentuk pidato maupun orasi ilmiah serta ceramah atau Tauziyah.
(Baca Beritaku: Pembicara Memukau, 3 Syarat dan Tata Cara Agar Penonton Terpaku).

Kita mungkin pernak menyaksikan orator dengan gaya komunikasi yang mampu menciptakan gemuruh jiwa dan gelombang rasa.

Maupun seorang yang membawakan pidato yang berkuasa menyeret kita kepada alur konten yang mereka sebutkan.

Aristoteles sebagai Penulis Buku Rhetorika, Melahirkan Konsep Pidato di Depan Umum (Foto: Kumparan)

Sehingga pendengar menyatu dengan isi dan tema pidato yang mereka dengarkan dengan penuh konsetrasi menyimak isi komunikasi publik (pidato dan orasi) tersebut.

Sejarah Dan Definisi Pidato Serta Orasi

Oration and Speech, Untuk membahas hal tersebut, maka lebih awal akan kita kupas mengenai keduanya, dengan mengulas secara singkat mengenai sejarah dan definisi-definisinya.

Orasi

Orasi itu bukan hanya yang menutup jalan, membakar ban bekas saja. Tapi orasi itu penyampaian “nilai dan substansi kebenaran”.

Meskipun pada perkembangannya kata orasi mengalami penyempitan makna dan mengarah kepada pengertian spesifik.

Akan tetapi, Induk dari semua kegiatan publik speaking adalah Orasi (Oration: Bahasa Inggris), yang didalamnya terdapat pidato, ceramah, tauziah dan lain sebagainya. Ini sejarah awalnya.

Dalam bahasa latin orasi adalah orationes, sementara bahasa Yunani adalah Logos.

Sejarah Awal Orasi

Kenal Aristoteles?
Aristoteles, Merupakan founding father daripada Retorika, seorang filsuf Yunani. Juga ada nama seperti Plato, Socrates serta Isocrates berkentribusi mengenai orasi tersebut.

Orasi itu sendiri pertama kali mereka gunakan, dengan kemampuan melawan tirani.

Melawan kerajaan Yunani dengan menggunakan “senjata” kekuatan mulut (oral: bahasa latin dalam dunia kedokteran yang berarti mulut).

Namun dalam perkembangannya, ketika itu belumlah terkenal dengan nama Orasi, melainkan sebatas “pidato khalayak ramai”.

Adalah Marcus Tullius Cicero, yang lahir pada tanggal 3 Januari 106 SM hingga meninggal pada 7 Desember 43 SM.

Kegiatan Politik Cicero Dalam Parlemen Yunani (Foto: Istimewa)

Cicero merupakan pengikut Platonisme dan Epikureanisme, dalam sejarah selanjutnya pada pemerintahan kerajaan Romawi, ketika terjadi konflik kerajaan.

Sampai akhirnya Romawi dipimpin oleh Caecar, dan Cicero berselisih dengan raja Romawi tersebut.

Sehingga ia diasingkan ke Roma Italia, yang dalam pengasingan tersebut Cicero kerapkali tampil memberikan orasi “melawan pemerintah”. Sampai pada 17 Maret 44 SM, masa ketika Julis Caecar terbunuh dalam sebuah konspirasi.

Beberapa waktu kemudian, Cicero kembali dalam dunia politik, namun pada akhirnya, harus terbunuh karena melakukan perlawanan pada koalisi Antonius dan Markus Aemilus Lepidus.

Dalam pelariannya terpenggal oleh prajurit kerajaan.

Namun harus kita akui bahwa Cicero berjasa dalam hal kegiatan Orasi Melawan Pemerintah, sebab selama pengasingan sebelumnya, menghasilkan karya tulis. De Orate.

Serta berbicara pada khalayak melakukan penentangan-penentangan secara keras kepada pemerintah dengan gaya Orasi.

Dari sininilah mulai terkenal kata Orasi. Sehingga Sejarah kata Orasi, bermula antara tahun 54 SM – 44 SM, dalam masa perlawanan Cicero. Serta kita menemukan bahwa oratoria (orator) handal pertama adalah Cicero.

Definisi Orasi

Adapun pengertian atau definisi daripada orasi adalah terdapat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni menyebutkan:

  1. Speech atau Pidato,
  2. Professor Inauguration Speech Atau Pidato pengukuhan guru besar,
  3. Sermon atau Khortbah.

Sehingga orasi dari pengertian ini merupakan penyampaian gagasan. Dalam bentuk, pidato, Pidato pengukuhan guru besar ataupun khotbah.

Dalam hal ini peninjauan arti orasi merupakan sebuah penyampaian gagasan kepada orang banyak.

Yang tidak secara spesifik menyebuatkan bahwa orasi merupakan sebuah penyampaian gagasan dan tuntutan dalam bentuk demonstrasi.

Sebab dalam pengertian ini, demonstrasi menutup jalan dan membakar ban bekas. Dengan aktifias berbicara (berorasi) merupakan kegiatan pidato dalam definisi KBBI tersebut.

Mengandalkan mulut atau oral, inilah asal kata orasi. Dalam makna selanjutnya kemampuan memainkan kata-kata. Dengan energi yang tinggi dalam menyampaikan gagasan-gagasan.

Orasi memiliki penekanan-penenakan ataupun perulangan kata tertentu untuk memperjelas makna, serta menumbuhkan semangat serta ketertarikan.

Pidato

Jika Orasi identik dengan oposisi, atau kegiatan penyampaian ide secara politis. Sementara pidato lebih kepada penyampaian gagasan dengan ilmiah.

Dengan pemilihan struktur kata yang tersusun dengan baik dan menyampaikan kepada orang banyak.

Sejarah Pidato

Kegiatan ini bersifat resmi, dalam sebuah ruangan atau dalam sejarah perkembangan ini sejalan dengan praktik retorika berupa penyampaian gagasan oleh Aristoteles.

Aristoteles memberikan kajian dalam hal berbicara pada orang banyak dalam bentuk retorika memberikan beberapa penekanan, yakni:

  1. Pembicara Efektif harus mempertimbangkan khalayak,
  2. Pembicara Efektif harus menyertakan beberapa bukti secara logis.

Buku karya Aristoteles adalah “Rhetorica” dengan membagi bentuk pidato berdasarkan pendengar: 1) Pidato Yudisial (pengadilan), 2) Pidato Suasoria (politik) serta 3) Pidato epideitik (demonstratif).

Pidato yudisial lebih kepada pidato pengungkapan sebuah kesalahan-kesalahan terdakwa dalam pengadilan. Dan ini merupakan kegiatan dengan menggunakan data atau logika kuat.

Pidato politik lebih kepada sebuah penyampaian gagasan secara politis dengan berbagai argumen untuk mempengaruhi orang lain.
Kampanye. Pilihlah aku. Atau jangan pilih dia.

Sementara itu pidato efideitik merupakan pidato yang tersampaikan untuk menyampaikan keluhan atau bentuk protes atas semua kejadian-kejadian.

Perkembangan teori-teori pidato adalah pada tahun 384 SM – 322 SM, mulai munculnya kegiatan pidato. Masa Aristoteles.

Meski pada masa Plato (pendahulu Aristoteles), telah terkenal dengan metode skolastik untuk mengajari muridnya dengan teori “kebenaran” secara sembunyi-sembunyi.

Akan tetapi praktik berpidato bermula pada masa Aristoteles dengan melatih murid-muridnya tampil pada panggung menyampaikan gagasan.

Definisi Pidato

Adapun pengertian pidato oleh beberapa pakar, disebutkan sebagai berikut:

  1. Charles Woolbhert, Pidato merupakan ungkapan kepribadian.
  2. William Brigance, Pidato adalah penyampaian gagasan-gagasan untuk menciptakan rasa persuasi untuk mempengaruhi oranglain.
  3. Roger Bacon, Pidato merupakan penggunaan rasio dan imajinasi dalam menyampaikan sebuah gagasan pada publik.
  4. Hughh Blair menjelaskan bahwa Pidato merupakan gabungan retorika, sastra dan kritik sehingga memunculkan cita rasa dan keindahan penyampaian gagasan.
  5. Gilbert Austin, Pidato membutuhkan teknik dan keterampilan yang praktis dalam menyampaikan sebuah gagasan agar menarik orang lain.

Sehingga kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa Pidato merupakan cara penyampaian gagasan dan ide kepada orang lain untuk mencitakan ketertarikan secara persuasif. Dengan menggunakan rasio, logika, seni dan keindahan penyampaian gagasan.

Persamaan dan Perbedaan Speech (Pidato) dan Oration (Orasi)

Dalam persamaannya terdapat perbedaan keduanya.

Persamaan kegiatan orasi dan speech, yakni Sama-sama penyampaian pendapat pada khalayak ramai.

Perbedaan Orasi dan Pidato

Selain dari persamaan diatas, juga terdapat beberapa perbedaan keduanya, adapun perbedaanya adalah:

  1. Orasi Lebih oposisi. Sementara Pidato lebih ilmiah. Maksudnya oposisi adalah perlawanan-perlawanan.
  2. Orasi pada lapangan terbuka. Selain itu Pidato pada lapangan tertutup. Lapangan terbuka sebagaimana kita saksikan kegiatan orasi demonstratif.
  3. Orasi lebih kepada memberikan semangat. Sementara Pidato memberikan pengetahuan. Memberikan orasi dengan gaya motivasi untuk membangkitkan minat dan rasa senasib untuk mencitakan persuasi.
  4. Orasi bersifat satu arah. Sedangkan pidato dua arah. Saat seseorang berorasi, maka tidak ada tanya jawab di dalamnya (satu arah).
  5. Orasi bersifat impromptu atau ekstempore. Sedangkan pidato bersifat manuscrip, memoriter serta impromptu dan ekstempore. (Baca bentuk pidato)

Demikian persamaan dan perbedaannya. Namun harus kita ketahui bersama bahwa yang bisa berorasi, kemungkinan besar bisa berpidato, tapi yang mampu berpidato belum tentu bisa berorasi.

Sebab gaya orasi adalah gaya bicara secara spontan, untuk mengupas daripada topik atau tema. Sementara pidato biasanya menggunakan teks untuk dibacakan.

Contoh Narasi Orasi

Untuk mencoba mempraktikkan tentang bagaiman orasi tersebut menciptakan minat dari pendengar, maka berikut ini contoh sebuah narasi orasi.

Contoh ini hanya karya imajinatif untuk membantu pembaca mengenali bagaimana pembuatan sebuah orasi.
Catatan penting: orasi lebih banyak tidak membutuhkan catatan atau bacaan saat tampil sebab orasi adalah mengalir secara normatif.

Salah satu bentuk Orasi yang dilaksanakan oleh mahasiswi HMI (foto: Istimewa)

Kehidupan Masyatakat Kecil Dan Hak Yang Sama

Assalamu Alaikum War. Wab.

Saudara senasib dan seperjuangan. Kita hidup dinegara apa? Jawab: Indonesia. Apakah kita memiliki hak yang sama dengan para elit? Jawab: Ia.

Jika kita memiliki hak yang sama pada negara yang sama, kenapa kita tidak bisa menikmati kehidupan yang layak. Seperti kehidupan para elit negara ini.

Sebagaimana kita hidup dalam negara yang sama dan hukum yang sama, namun pada kenyataannya. Dalam kehidupan masyarakat kita yang masih di dominasi masyarakat miskin.

Pada sisi lain, para elit, baik secara politis maupun para pengusaha, hari ini menghisap darah dan keringat rakyat Indonesia.

Lihatlah,
Masyarakat miskin dan marginal semakin banyak.

Lihatlah,
Masyarakat petani, nelayan dan sebagainya memiliki penghidupan menengah kebawah.

Sementara itu,
Kita saksikan beberapa elite bangsa ini, hidup bermewah-mewahan. Para pengusaha banyak mengeksploitasi masyarakat Indonesia. Menari-menari pada luka anak negeri. Lalu menyiram luka mereka dengan cuka kehidupan.

Menjerit tak mampu, melawan di tindas. Inilah potret kehidupan yang terjadi hingga saat ini.

Maka dari itu, wahai kawan-kawan dan seluruh pendengar, bahwa langkah terbaik untuk keluar dari masalah ini adalah meminta kepada para elit pengambil kebijakan. Untuk segera mencipatakn rasa kemanusiaan untuk seluruh anak negeri.

Demikian orasi singkat ini.

Wassalamu Alaikum War. Wab.

Ini hanya salah satu contoh daripada orasi perlawanan.

Demikian artikel tentang Orasi serta Pidato, dengan definisi dan sejarahnya.

Baca juga organisasi lain: Pidato Persuasif: 3 Tipe, Unsur, Tujuan Dan Contoh Singkat