Paphiopedilum chamberlainianum, merupakan jenis anggrek yang sangat unik, mengingat kebanyakan dari 5 jenisnya berdominan berwarna ungu. Jadi, bagaimana jelasnya?
Beritaku.id, Lestari – Bertahtakan dengan keelokan pada setiap bagian dan lekukan mu. Seolah menggoda dunia agar menghembuskan nafasnya bagi dirimu. Serta rela menagisi agar membuatmu lebih bercahaya. Hingga pada akhirnya bertemu dengan sinar sang surya. Dan Tuhan mengaminkan semuanya.
Oleh: Ayu Maesaroh(Penulis Lestari)
Hai, kembali lagi dengan tagline Tulisan yang Dirindukan. Menyuguhkan berbagai suguhan pagi hari dengan sederet frasa, yang membebntuk kalimat, hingga pada akhirnya membuat kalian seketika berubah, dan lebih mengenal kembali tentang sebuah rindu akan bacaan yang setiap saat menjadi teman pagi hari.
Karena di dunia ini memiliki banyak hal yang tidak pernah habis untuk menjadi topik pembahasan, dan selalu ada yang menjadi hal baru, membuat rasa penasaran itu tumbuh, dan berakhir kepada meneliti, membaca, tentang hal yang ingin kita pelajari.
Termasuk dengan artikel kali ini yang juga membahas kembali tentang bunga anggrek, dengan jenis Paphiopedilum chamberlainianum.
Yang ternyata memiliki banyak jenis dengan segala keunikan dan kecantikan yang mereka punya. Jadi, begini jelasnya.
Jenis-jenis Endeimik Anggrek
Maka ada beberapa jenis yang termasuk ke dalam Endemik anggrek, yang mana sebagian besar berada pada daerah Sumatera, Indonesia. Antara lain:
Paphiopdilum chamberlainianum
Jenis paphiopedilum yang pertama adalah chamberlainianum. Mereka adalah salah satu jenis anggrek endemik yang berasal dari Indonesia asli, tepatnya berada di Sumatera bagian barat.
Mereka bermekar pada daerah yang memiliki hutan rindang, dengan ketinggian sampai dengan lebih dari 800 m. Jenis ini pertama kali muncul oleh O’Brien Fitzer pada tahun 1895.
Mereka tumbuh dan mekar sepanjang tahun, mengingat aliran air pada hutan rindang yang berada pada daerah tropis, memiliki intensitas pasokan air lebih banyak ketimbang dengan sebelumnya.
Pahiopedilum jenis chamberlainianum ini, memiliki 2 warna dasar. Yang mana pada bagian daun tegak, dominan berwarna hijau terang, dengan garis tegak pada bagian dalam berwarna ungu.
Baca juga beritaku: 13 Kegunaan Bunga Edelweis: Klasifikasi, Arti dan Makna
Lalu bagian kelopak bunga berwarna ungu yang dengan dominan motif bintik pada sepanjang kelopak. Hal tersebut senada dengan daun yang berada pada sisi samping, memanjang dan seperti ada bulu yang membuat mereka lebih unik.
Warna mereka adalah ungu, yang mana dominan seperti bintik pada bagian daun panjang yang berada di kedua sisi tersebut.
Untuk kantong gelembung sendiri, bentuknya seperti lengkungan mangkuk namun agak menonjol. Dominan warnanya adalah ungu sedikit pekat.
Paphiopedilum glaucophyllum
Seperti jenis sebelumnya yakni paphiopedilum jenis chamberlainianum. jenis dari glaucophyllum juga termasuk ke dalam jenis bunga endemik asli, dari Indonesia tepatnya di Sumatera.
Mereka mekar dan tumbuh subur pada daerah lereng dengan ketinggian hampir lebih dari 900m dari permukaan laut. Juga biasanya lereng gunung yang bisa kita temukan jenis ini, ialah lereng gunung yang rata-rata memiliki vulkanik aktif.
Jenis ini memiliki daun tegak yang cukup lebar, dengan warna hijau terang pada sisi bagian dalam, lalu hijau pekat pada bagian sisi dalam inti. Dengan sisi-sisi bagian luarnya adalah warna putih.
Setelah itu warna dari kelopak bunga jenis ini, condong ke warna kuning dengan bintik-bintik berwarna ungu pada bagian dalamnya.
Sementara daun panjang pada bagian dua sisinya, berwarna dominan ungu, dengan motif dominan bintik, dari yang kecil, sedang, hingga besar.
Bentuk dua daun panjang tersebut juga seperti memiliki bulu, yang menjadi penambah keunikan dari jenis ini. Untuk kantong gelembungnya, dominan berwarna ungu agak cerah.
Paphiopedilum liemianum
Jenis lain yang juga termasuk endemik anggrek asli Indonesia, adalah liemianum. Yang merupakan jenis endemik anggrek berasal dari Sumatera, tepatnya bagian utara.
Jenis ini, tumbuh mekar dan subur pada daerah ketinggian antara 600 sampai dengan lebih dari 900 m, di atas permukaan laut.
Jenis paphiopedilum ini, adalah jenis anggrek endemik yang muncul oleh K. Karas dan Saito, pada tahun 1982. Liemianum bisa tumbuh hingga panjangnya mencapai lebih dari 20 cm, dengan lebar daun bisa lebih dari 4 cm.
Pada bagian daun tegak, terdapat dua warna yang menjadi warna dasarnya. Yakni warna hijau pada bagian dalam, dan warna putih pada bagian samping daun.
Lalu bagian kelopak, yang mana berwarna hijau, dengan bentuk kelopak yang agak bulat. Pada bagian daun yang memanjang tegak, berbentuk seperti agak kurus, dengan warna dominan ungu yang bermotif bintik pada seluruh bagian daunnya.
Baca juga beritaku: Bau Busuk Bunga Raflesia, Ini Penyebabnya Dan Fakta Bunga Bangkai
Untuk kantong gelembungnya, dominan berwarna ungu, dengan bentuk seperti mangkuk, namun agak lonjong dan panjang ke bawah.
Meski demikian, persebaran habitat lain bunga ini, juga ada di beberapa daerah yang memiliki 4 musim. yang mana mereka mekar pada awal musim semi sampai dengan akhir dari musim panas.
Jenis primulinum
Paphiopedilum lain yang juga berasal dari Sumatera selain jenis chamberlainianum, adalah primulinum. Mereka merupakan jenis endemik bunga anggrek yang berasal dari Sumatera, tepatnya pada daerah Aceh bagian Selatan.
Jenis ini mekar dan tumbuh secara subur, pada daerah yang memiliki ketinggian antara 500 m di atas permukaan laut, sampai dengan lebih dari 900 m di atas permukaan laut.
Saat mereka dalam proses pertumbuhan, biasanya mereka dapat tumbuh hingga panjang sampai dengan lebih dari 10 cm, dan lebar dari daun hingga 4 cm.
Warna dari jenis ini, dominannya adalah hijau. Dengan bentuk daun-daunnya seperti memiliki bulu, dengan ketajaman yang ada.
Pada bagian daun yang tegak, berwarna hijau pekat dengan bagian samping-sampingnya mempunyai bulu-bulu yang membuat mereka tampil lebih unik.
Dan begitu juga dengan daun panjang yang pada bagian samping. Mereka juga dominan berwarna hijau, namun pada bagian tengah, mereka berwarna putih, sehingga membuat warna hijau tersebut agak memudar.
Juga terdapat seperti bulu-bulu pada sekujur tubuh dari daun panjang yang berada pada sisi-sisi bunga ini. Hal tersebut berlaku juga kepada bagian kelopak dari bunga ini, yang memiliki warna senada.
Hanya saja mereka lebih pekat, berbanding terbalik dengan bagian daun-daunnya. Selanjutnya adalah bagian kantong gelembung, yang juga dominan berwarna hijau.
Mereka berbentuk seperti mangkuk, dengan bentuknya yang lonjong, namun tidak terlalu memanjang ke bawah. Perlu diingat bahwasannya daun yang tegak, mereka sedikit cekung pada bagian dalamnya.
Paphiopedilum victoria-mariae
Jenis paphiopedilum lain selain chamberlainianum yang juga berasal dan asli dari Indonesia, adalah victoria-mariae, yang merupakan tanaman endemik asli dari Sumatera, tepatnya pada bagian barat.
Mereka tumbuh dan mekar secara subur pada daerah dengan ketinggian hingga mencapai lebih dari 1500 m diatas permukaan laut.
Jenis ini ditemukan oleh ilmuwan bernama Robert Allen Rolfe pada tahun 1896. Jenis ini mempunyai warna bunga yang hampir sama dengan sebelumnya.
Pada bagian daun berwarna hijau pekat di bagian dalam, lalu berwarna putih pada bagian samping mereka. Untuk bentuk dari daun ini, termasuk dalam jenis daun anggrek yang cukup lebar.
Lalu pada bagian kelopak berdominan berwarna ungu. Hal itu juga senada dengan warna dari daun pada bagian samping, yang berwarna ungu terong. Dengan bentuk seperti melilit, dan memanjang tegak.
Pada bagian kantong gelembung juga demikian. Jika kita lihat saat melihat di sebelah samping, mereka terlihat seperti terlepas dari bunganya.
Warnanya dominan ungu terong, dengan kantong yang tidak terlalu panjang, dan memiliki mulut yang cukup lebar. Adapun beberapa yang perlu diperhatikan untuk para pembudidaya jenis ini.
Yang mana jenis ini, hanya dapat tumbuh dan berkembang, jika ditempatkan pada sebuah pot khusus, serta mendapatkan subtrat yang baik.
Tidak ketinggalan juga dengan pengairan yang cukup, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang, sesuai dengan yang diinginkan.
Namun jika masalah tumbuh alami di alam yang luas, mereka dapat tumbuh mekar dan subur hingga panjangnya sampai dengan lebih dari 30 cm, serta lebar daun sampai dengan 7 cm.
Keuntungan Memelihara Bunga Anggrek
Terlepas dari hal tersebut, ada beberapa keuntungan yang mana sangat membantu manusia dalam memberikan perubahan yang lebih baik, terutama dalam segi kesehatan, baik fisik, saat kita memutuskan untuk memelihara bunga anggrek. Antara lain:
Mengurangi Stess
Manusia adalah makhluk Tuhan dengan segala aktifitas yang ada. Tidak sedikit dari aktifitas tersebut dapat menjelma menjadi stressor, yang mengganggu kesehatan mental kita.
Oleh karenanya, dianjurkan mencari sumber untuk membuat kalian lebih rileks, dan tenang. Dengan cara misalnya memelihara bunga anggrek, lalu mendekorasikannya sedemikian rupa.
Kualitas Udara yang Baik
Banyak para peneliti yang mengatakan, bahwa tanaman akan memberikan kualitas udara yang baik, dengan catatan kita harus mengerti letak strategis mana yang pas untuk tumbuhan tersebut.
Baca juga beritaku: Bunga Edelweis: 6 Jenis, Cerita Mitos Dan Kiasan Kata Yang Menarik
Sehingga nantinya, mereka dapat mengeluarkan oksigen lebih banyak dan bersih, serta berimbas kepada kualitas oksigen yang dihirup oleh manusia, juga baik.
Fokus yang Bagus
Secara tidak sadar jika kita memelihara tumbuhan apapun, entah anggrek jenis paphiopedilum chamberlainianum, ataupun sejenisnya.Tingkat kefokusan akan lebih tinggi, ketimbang dari biasanya.
Mengingat kita harus memperhatikan ttata letak dari tumbuhan tersebut pada sudut ruangan, serta warna yang kita pilih, apakah sesuai dengan yang kita prediksi bisa cocok, atau tidak.
Jadi, secara tidak langsung, kita melatih otak menjadi lebih fokus, lebih teliti, dan juga dapat meningkatkan insting, lewat cocok atau tidaknya warna dari bunga anggrek yang kita pilih, terhadap sudut ruangan dalam rumah.
Penutup
Itulah beberapa ulasan mengenai jenis dari paphiopedilum chamberlainianum, yang ternyata memiliki banyak jenis, dan kebanyakan berada di pulau Sumatera, Indonesia.
Dengan keunikan yang ada, mulai dari bentuk dan warna. Muncul dan membuat siapa saja ingin memiliki mereka. Namun, bukan untuk dieksploitasi ya. Melainkan dibudidayakan, serta dilestarikan.
Karena semua yang ada dalam dunia ini, membutuhkan berbagai uluran tangan agar tetap hidup dan mampu menjalani hari mereka. Hal ini juga berlaku kepada makhluk lain, walaupun hanya sebatas tumbuhan.
Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.
[EDITED]
Daftar Pustaka: