BERITAKU.ID, TAKALAR – Keadilan selalu menjadi tuntutan setiap kekuasaan, keadilan dituntut sebagai media pelaksanaan demokrasi pemerintahan, Selasa (6/8/2019).
Sejumlah kerabat dekat wakil bupati Takalar Achmad Se’re telah diberikan kepercayaan menempati jabatan strategis di lingkup Pemkab Takalar.
Di antaranya, Kadis Perhubungan Yasin Ibrahim, Kabid DPRD Takalar Rosmiati Natsir, dan Kabid BKKBN Suartini Ibrahim. Ketiganya adalah saudara ipar Achmad Se’re.
Istri Achmad Se’re, Megawati Ibrahim juga saat ini menjabat Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. Ditambah lagi, Bustam Tika yang notabene paman Achmad Se’re juga dipercaya menjabat Camat Mappakasunggu.
Yasin Ibrahim kembali memimpin OPD setelah selama kepemimpinan Burhanuddin Baharuddin- Natsir Ibrahim (Bur- Nojeng) “diparkir” sebagai staf ahli. . Dengan keberadaan Megawati, Yasin, Rosmiati, Suartini, dan Bustam itu, Wabup Takalar cukup mendapatkan tempat dalam pemerintahan Syamsari- Achmad Se’re (SK- HD).
“Saya kira ini menggambarkan jika Pak Bupati memberikan Pak Wabup tempat secara proporsional, Pak Bupati cukup akomodatif dengan Pak Wabup,” kata pengamat politik UIN Alauddin Dr Samhari kepada Manifesto, Senin 5 Agustus 2019.
Dengan situasi ini, Achmad Se’re tidak seharusnya terlalu sering mengeluh dengan posisinya sebagai wakil bupati. Achmad Se’re dinilai sering mengeluh dengan dengan posisinya yang tak bisa berbuat jika muncul persoalan di Pemkab Takalar.
“Sering kita baca di media kalau ada persoalan, Pak Achmad Se’re sering mengeluh karena cuma wakil, ruangnya terbatas, tapi ketika ada prestasi, beliau anggap itu kerjanya, itu kan tidak bagus,” ungkap dia.
Ia meminta kepada Achmad Se’re belajar sebagai wabup yang memiliki kewenangan jelas. Ucapan di media massa harus terukur sehingga tidak berpotensi merusak hubungannya dengan Bupati Takalar.
“Ucapan yang tidak terukur itu bisa mengganggu hubungannya dengan Bupati, apalagi dengan formasi pimpinan OPD, keluarga Pak Wabup cukup banyak yang terakomodir,” kata Samhari.
Terakhir pernyataan Wabup di media massa terkait keterlambatan pembayaran gaji ASN cukup menyita perhatian. Achmad Se’re mengaku, hanya wakil bupati sehingga tidak mengetahui penyebab keterlambatan itu.
Giliran dibayarkan, mantan anggota DPR RI itu cepat mengumumkan ke publik seolah berjasa besar di balik dibayarnya gaji ASN yang sempat tertunda tiga hari itu.
Hal ini juga mendapat tanggapan dari Asratillah S, pengamat politik dari Profetik Institute, menganggap seorang Wakil Bupati selalu berkeluh kesah bahwa tidak mendapatkan porsi kebijakan di Kabupaten Takalar tidak sesua fakta.
“Achmad Se’re selaku Wakil Bupati tidak seharusnya menyampaikan itu lewat media publik, kita bisa lihat langsung faktanya bahwa beberapa keluarganya memiliki posisi strategis di pemerintahan Takalar,” tandas Asratillah S selaku pengamat politik dari Profetik Institute.
Penulis: BZ