Panglima perang yang tegas, dan penyair yang jujur, dia adalah Abdullah Bin Rawalah.
Beritaku.Id, Kisah Islami – Dia merupakan sahabat Nabi yang masuk dalam 12 orang barisan pertama masuk Islam sebelum Hijrah ke Madinah.
Dalam hal kepenyairan, ia memiliki kemampuan dan syair dan bahasa yang luar biasa halusnya. dan disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Karena Rasulullah menyukai hasil karyanya maka penyair tersebut kerap membuat karya syair yang hebat.
Sifat penyair biasanya lembut dan mengedepankan hati, dan dalam karyanya tersebut membuat kejayaan Islam.
Sahabat Rasul, Sifat Sang Penyair
Dikalangan sahabat, dirinya tidak hanya dikenal sebagai penyair tetapi juga sosok yang jujur dan tegas dalam bersikap.
Dalam satu kesempatan, Rasulullah mendaulat Abdullah Bin Rawalah untuk melakukan evaluasi terhadap Jizyah (pajak untuk non muslim) di masyarakat Khaibar, dimana Khaibar ini adalah kawasan tinggal bagi Kaum Yahudi.
Yang diperiksa adalah pohon dan seluruh ternak yang dimiliki oleh kaum Yahudi. Sebab kawasan tersebut masuk dalam kawasan kekuasaan Islam.
Dalam hal transaksi pajak tersebut, dimana pemuka Khaibar datang kepada Abdullah Bin Rawalah dengan menyerahkan perhiasan. Dengan harapan Rasulullah mengurangi jumlah pajak dari perkebunan dan peternakan mereka.
Akan tetapi Abdullah Bin Rawalah dengan tegas menolak semua pemberian tersebut. Dan berkata bahwa Harta sogokan yang kalian tawarkan kepadaku adalah haram untuk kami menerimanya dan kami tidak akan memakannya. Dengan dengan tegas menolaknya.
Penyair Yang Jujur itu adalah Panglima Perang Yang Tegas.
Dlaam sebuah peperangan melawan pasukan Romawi Timur, dimana saat itu Raja Romawi adalah Heraklius. Di Bagian Timur dengan Byzantium yang dikuasainya. Menantang pasukan Islam Pada Perang Mut’ah.
Terdapat 200.000 pasukan Romawi yang menghadang pasukan Islam dan diantara pasukan tersebut adalah Abdullah Bin Rawalah.
Dalam perang Mut’ah tersebut 3 Panglima perang Islam terbaik gugur menjadi Syuhada.
Panglima pertama adalah Zain Bin Haritsah, menrejang pasukan Romawi namun gugur. Akhirnya panji Islam diambil alih oleh Ja’far Bin Abi Thalib.
Panglima kedua juga gugur. Selanjutnya Abdullah Bin Rawalah berhasil mengangkat Panji, menerjang dengan ganas pasukan musuh Islam. Pada kekuatan pasukan yang tidak berimbang.
Syahid Sambil Berysair
Sambil bersyair tentang kesyahidan yang dirindukannya. Dan dalam perang tersebut benar saja ia menjadi Syuhada. Maka genaplah 3 Panglima pernag Islam gugur pada perang Mut’ah.
Melihat kondisi tersebut, Umat Islam berembuk untuk memilih siapa yang akan menjadi Panglima Perang.
Maka terpilihlah Khalid Bin Walid, sebagai Panglima perang. Dan berhasil membuat formasi pasukan yang membuat pasukan Romawi ketakutan.
Meskid dengan jumlah yang besar, kini pasukan Romawi mundur dari peperangan tersebut.