BERITAKU.ID, MAKASSAR – Menjadi inspirasi di zaman millenial menawan gemulai santun terucap lewat paras bibir yang merekah memberi simbol kuasanya terhadap rasa perjuangan tinggi menggapai impian, Kamis (22/8/2019).
Berbicara keterbatasan, jika yang lain memilih untuk meratapi nasib dan mematikan langkah berharap pada takdir, lain dengan yang satu ini, keterbatasan harus dicari jalan keluarnya.
Menaklukkan ketakutan diri adalah kepantasan yang bisa dimaklumkan.
Keterbatasan dalam hal ekonomi bukanlah keruntuhan generasi, sebab keterbatasan bisa diatasi dengan tekad yang kuat.
Perempuan yang lahir 24 Februari 1988 dan besar di Desa Bontolohe Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba,Andi Paida berhasil meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Makassar (UNM).
Meski dari pedesaan yang berjarak 200 KM dari pusat Kota Makassar, sebagai Kota Besar di Indonesia, dengan tantangan yang tidak sedikit, gadis lajang ini seakan tidak peduli dengan resiko.
Baginya menjalankan hal-hal sebaik mungkin adalah keharusan, tanpa harus meratapi nasib, terus berjalan kedepan.
Dengan predikat Cum Laude pada Pendidikan Bahasa-(S3), yakni IPK 3,96. Anak petani tersebut, berhasil menjadi kebanggan orangtuanya, yang sehari-sehari sebagai petani daerahnya di kecamatan Rilau Ale Bulukumba.
Tepatnya, Rabu, 21 Agustus 2019, Andi Paida resmi mendapatkan tambahan doktor didepan namanya tersebut, Pada kampus orange, Universitas Negeri Makassar.
Apa Judul Disertasi Andi Paida?
Adapun judul desertasi yaitu “Pengembangan Bahan Ajar Karya Tulis Ilmiah Melalui Metode Elektronik Autoplay di Universitas Muhammadiyah Makassar.”
Pribadi dan keuletan Andi Paida meyakinkan diri bahwa tak putus semangat untuk memburu ilmu pengetahuan dibangku pendidikan, mulai dari strata 1 sampai sekarang strata tertinggi untuk gelar doktor tersebut.
“Saya ini punya orang tua petani. Namun belajar adalah menjadi keinginan saya yang sangat kuat. Alhamdulillah niat baik, dan tulus akan membawa output yang baik pula”
Kata cewek manis yang memiliki berlesung pipi tersebut.
Wanita yang masih berstatusbetah menjomblo tersebut berharap, gelar doktor yang disandangnya dapat dijadikan inspirasi untuk seluruh anak petani lainnya dalam mensejajarkan diri dengan semua warga negara lainnya.
”Tuhan pasti menujukkan jalan bagi orang-orang yang ulet. Yakinlah, bahwa kita punya hak yang sama, jika yang lain mampu utuk menjadi doktor, kenapa anak petani tidak bisa”
jelas wanita dengan senyjm khas lesung pipi tersebut.
Andi Paida, memberikan motivasi kepada seluruh anak petani dinusantara Indonesia, yang selama ini banyak merasa rendah diri.
Dengan keterbasan biaya pendidikan tidak menyurutkan langkahnya untuk memburu tambahan nama bergengsi didepan namanya yakni DR (doktor).
Dan saat ini benar-benar telah ditemukannya, untuk melakukan pengabdian pada masyarakat luas.