BERITAKU.ID, BENGKULU – Kini sosok periang, pantang mundur, kuat itu telah terbaring kaku, tanpa hembusan nafas, tanpa denyutan nadi, tanpa senyuman lagi. Ika Sari Khasanah
Mengenang sosok Ika Sari Khasanah (Almarhumah) yang meninggal sebelum hari Yudisiumnya di Kampus Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Rabu (7/8/2019)
Di hari Yudisiumnya, Ayahnya diundang oleh pihak kampus untuk menerima sertifikat dan kalung samir sebagai penghargaan untuk alm. Ika Sari Khasanah.
“Penghargaan yang diberikan hanya berupa sertifikat, namun sebagai bentuk penghargaan terhadap almarhumah, kami mengundang khusus orang tuanya untuk hadir dan mendapatkan sertifikat dan kalung samir dari ketua jurusan. dan juga pada akhir kegiatan kami jg acara khusus mengenang almarhumah semasa hidupnya di Kampus,” kata Septiyanti, Ka Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu via WhatsApp, Kamis (8/8/2019)
Mahasiswi yang dikenal dengan keramahannya ini merupakan sosok inisiator bagi teman-temannya.
“Anaknya sangat baik, rajin, ramah dan bersemangat. Dia menjadi motor penggerak kawan-kawannya,” ucap Septiyani.
Diketahui Alm. Ika juga pernah menjabat ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan tahun 2019.
“Dia pernah menjabat ketua himpunan jurusan keperawatan. Dan juga merupakan pemain basket yang handal dan sangat disukai oleh teman-teman dan seluruh dosen,” imbuhnya.
Sementara itu, kerabatnya, Resi Afriani mengungkapkan kepribadian Alm. Ika adalah pekerja keras, ramah, rajin dan cerdas.
“Kita pernah satu organisasi sama beliau tahun 2017, dia terpilih jadi ketua HMJ (Himpunan Jurusan Keperawatan) jadi sedikit banyaknya yng sudah dilewati,” ujar Resi, Jumat (9/8/2019).
“Sosoknya pekerja keras, rajin, pintar dan berwibawa, walaupun dia wanita, tapi dia telah berhasil membawa perubahan pada jurusan waktu itu. Orangnya ramah dan disukai banyak dosen termasuk mahasiswa,” lanjutnya.
Resi bercerita, bahwa saat di rs, Alm. Ika ingin cepat-cepat pulang agar bisa masuk kuliah.
“Saat dia sakitpun, malam sbelum beliau dibawa ke rs kota, dia sempat dijenguk sama teman satu kelasnya, dan beliaupun masih sempat bilang kalau dia mau pulang ke Bengkulu, ingin cepat masuk kuliah karena tugas sudah menumpuk, bagitu luar biasa kak ika saat saperti itupun masi smpat saja memikirkan kuliah,”
“Rasanya baru kemarin kita bertegur sapa sama dia dijurusan, masi belum percaya sekrang sosok yang terlihat tangguh yang tidak perna putus asa itu sekarang terbujur kaku,” ucap Resi dengan sedih.