Kritik Tajam Kepada Polda Yang Refressif
Oleh : Rahmat Ardiansyah, Mantan Panglima Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM)
Arogansi ditubuh kepolisian kembali terjadi di wilayah Polda Sulawesi selatan, belum kering luka mahasiswa yang di pukul tameng. Serta di gilas baracuda dikota makassar bebera bulan lalu. Kini tindakan represif itu kembali terjadi didepan markas Polrestabes Makassar, kemarin (4/12/2019).
Sikap represif aparat seperti itu sangat mencoreng nilai-nilai luhur sulawesi selatan, Sipakatau. Sipakainge & Sipakalabbi nampak tak dimiliki segelintir oknum-oknum kepolisian Polda Sulsel.
Sungguh ironi, jika Kapolda Mas Guntur yang tak lain adalah putra daerah. Dianggap gagal dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur itu kepada anak buahnya.
Polda Sulsel harusnya evaluasi bawahan
Rentetan kejadian kekerasan aparat kepada pengunjuk rasa di sulawesi selatan akhir-akhir ini makin memprihatinkan. Kapolda semestinya sudah harus melakukan evaluadi total kepada bawahannya, khusunya kepada Kapolres & Kasatreskrim Polrestabes Makassar.
Jika cara-cara penanganan aksi unjuk rasa acap kali mengedepankan kekerasan maka justru akan terus memancing gerakan yang lebih besar.
Demokrasi yang di intimidasi justru akan melahirkan perlawanan yang lebih massif, itu sudah rumus baku yang tak bisa ditawar-tawar. Seharusnya aparat polisi yang kerap mengedepankan tindakan represif untuk belajar lagi tentang sejarah gerakan reformasi 98.
Adanya institusi Polri yang berdiri sendiri karnah buah dari perjuangan demokrasi.
Jika hal-hal seperti ini saja tak dipahami seorang polisi maka bagaimana kita bisa bersinergitas dalam mewujudkan stabilitas keamanan serta kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum?
Kejadian represif akhir-akhir ini harus betul-betul menjadi pelajaran penting kepada Kapolda Sulsel.
Jangan sampai ada bawahan yang bertindak diluar koridor SOP pengamanan unjuk rasa. Sekali lagi, Kapolda harus evaluasi total Kapolrestabes Makassar beserra jajarannya.
Apalagi dalam waktu dekat ini ada monentum peringatan hari besar 9 & 10 desember.
Setiap tahun diperingati seluruh dunia tentang peringatan Hari Anti Korupsi & Peringatan Hari HAM. Kita semua berharap tindakan-tindakan represif itu tak terulang lagi.
Hal ini menjadi Himbauan agar tidak terjadi gerakan sosial yang lebih tajam.