Agave

Tanaman Berduri Agave Sisalana Yang Mengundang Rindu

Diposting pada

Tanaman yang berduri tidak selalu buruk. Contohnya adalah Agave Sisalana. Ia mampu mengundang rindu siapapun yang melihatnya. Sehingga timbul keinginan untuk menanamnya dan memilikinya.

Oleh Tika (Penulis Gaya Hidup)

Agave Sisalana dengan namanya yang indah ternyata berduri. Karena yang cantik akan selalu menjaga dirinya dengan baik agar tidak mudah tersentuh tangan nakal. Bagaimana cara merawatnya sehingga bermanfaat?

Nama Lain Dan Jenis Agave Sisalana

Photographed on Fuerteventura, Canary Islands.

Agave sisalana merupakan tanaman yang memiliki manfaat ekonomi yang tinggi apabila bisa memanfaatkannya dengan baik. Ia adalah satu jenis tanaman serat alam yang tumbuh di Indonesia. Ia merupakan bahan dasar aneka kerajinan tangan. Nama lainnya adalah tanaman sisal.

Berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko, tanaman sisal masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1913 melalui orang-orang Spanyol. Tanaman ini tumbuh dengan cukup baik di daerah beriklim kering dan berkapur seperti Malang, Jember, dan Blitar Selatan. Cara perkembangbiakan tanaman ini adalah secara vegetatif maupun generatif.

Bunga pada tanaman sisal adalah biseksual dengan tinggi tangkai kurang lebih 3 sampai 5 m. Penyerbukan bunganya melalui serangga, kelelawar, dan burung. Tingkat efisiensi penyerbukan masing-masing spesies tidaklah sama. Agave sisalana hanya berbunga sekali seumur hidup kemudian mati.

Daunnya berwarna hijau tua dan berlapis lilin. Daun yang berwarna putih bentuknya lebih pendek dibandingkan dengan jenis lain. Jenis lain memiliki daun yang sedikit lebih lebar dan tebal khususnya di bagian atas. Lebih tipis juga pada bagian pangkal. Kadar cairan Agave Sisalana merupakan yang paling tinggi diantara jenis Agave yang lain.

Manfaat Tanaman Agave Sisalana

Dulu orang-orang di hutan memanfaatkan seratnya menjadi tali-temali untuk berbagai aktivitas di hutan. Di pulau Madura tumbuhan ini merupakan pengikat daun tembakau.

Di sejumlah wilayah tanaman ini merupakan bahan karung goni. Serat alaminya dapat menjadi produk-produk yang ramah lingkungan. Selain itu pada sisal juga terkandung lignin utamanya pada bagian batang. Lignin dapat menjadi bahan pembuatan alat musik contohnya adalah drum.

Di negara India serat sisal merupakan bahan dalam industri otomotif karena lebih efisien dan juga lebih ringan. Adanya kandungan saponin pada tanaman ini ini merupakan bahan produksi sabun dan industri Farmasi.

Antiseptik alami pada getah tanaman ini bisa untuk mengatasi pertumbuhan bakteri berlebih pada usus dan lambung. Budidaya tanaman ini semakin jarang ada karena adanya serat sintetis dan menjadi kalah saing.

agave sisalana (American South)

Badan Litbang Kementerian Pertanian melaporkan bahwa budidaya Agave Sisalana di Indonesia saat ini hanya ada di Blitar Selatan yang memiliki kondisi tanah berbatu dan juga memiliki iklim kering. Beberapa perusahaan saat ini mencoba mengembangkannya dalam skala yang lebih luas juga.

Kabarnya PT Sumbawa bangkit Sejahtera di Pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini sedang berupaya untuk mengembangkan tanaman ini. Tentunya akan menjadi sebuah kabar gembira karena tanaman ini sangat mudah tumbuh pada tanah yang beriklim tandus.

Cara Perawatan Dan Umur Agave Sisalana

Penampakan Agave Sisalana (Pinterest)

Ada tiga spesies Sisal yaitu Agave sisalana, A. Angustifolia, dan Acantola. Jurnal warta menyebutkan bahwa ada banyak manfaat dari spesies Agave yang ada diseluruh dunia mulai dari untuk kepentingan Farmasi, penghasil serat bahan minuman tradisional, dan tanaman hias.

Agave chantalla nama lainnya adalah nanas Sabrang atau sisal jawa berasal dari Meksiko juga. Mulai dibudidayakan pada abad ke-17. Ia merupakan pelindung rumah dan ladang dari hewan. Ia memiliki Duri yang besar dan tajam pada kedua tepi daun dan juga ada sebuah paku di ujung daun. Itulah yang kemudian memberi manfaat bagi para petani.

Agave angustifolia merupakan tanaman hias karena warna daunnya yang menawan. Perawatannya pun juga mudah. Variasi warna-warna pada daunnya antara lain hijau tua, hijau muda, kebiruan dan hijau tua dengan aksen warna kuning terang pada bagian tepi. Jenis ini merupakan yang lebih minimalis daripada jenis lainnya.

Daunnya lebih pendek dan berisi susunan yang lebih banyak. Pengembangan tanaman Agave saat ini memanfaatkan jumlah daun yang lebih banyak dengan daerah pengembangan di Pulau Sumbawa dan Madura.

Karakteristik Sisal

Agave Sisalana (amazon)


Agave Sisalana mirip dengan tanaman lidah buaya. Memiliki penampilan yang unik dan juga cocok untuk tanaman koleksi. Batangnya yang belum berbunga ketika dipotong akan menghasilkan cairan manis. Umumnya memang berbentuk duri. Memiliki pertumbuhan yang lambat dan mati setelah berbunga. Namun dapat perbanyak melalui cara stek.

Tidak memiliki batang, bentuk daun oval dengan ujung tebal lancip dan sedikit paku. Daun tersusun Roset daun yang semula agak pipih berujung lancip dapat berubah menjadi menggembung seperti kubus. Memiliki tepi daun dengan duri-duri mungil serta ujung daun memiliki duri panjang berwarna merah. Warna daun bervariasi. Adanya garis kuning atau putih di bagian tepi daun membuatnya semakin cantik.

Tanaman ini memiliki nama lain Century Plant karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berbunga. Tergantung dari kesuburan tanah dan iklim. Bahkan nutrisi bagi tanaman ini juga berbeda-beda. Nutrisi tersebut untuk menghasilkan bunga dalam daunnya yang berdaging. Itulah tempat menyimpan nutrisi.

Media tanamnya dapat menggunakan pot. Tanaman ini juga menyukai matahari. Daun pada tanaman Agave mengandung hormon steroid. Serat Agave merupakan bahan baku ideal untuk membuat etanol. Jenis lainnya merupakan penghasil Tequila. Tequilla adalah minuman beralkohol yang sangat terkenal. Namun jenis tequilla merupakan hasil dari tanaman Agave Tequilana setelah melalui proses fermentasi dan destilasi.

Cara Memanfaatkan Tanaman

Tempat hidup Sisal (indian mart)

Agave merupakan sumber bahan bakar ramah lingkungan karena bisa menciptakan emisi CO2 yang lebih sedikit. Getahnya dapat sebagai obat cuci perut.

Daunnya dapat untuk mengobati luka memar dan jika meminum jus daun tersebut maka dapat mengobati gangguan sistem pencernaan, konstipasi, asam lambung dan keluhan lain. Tanaman sisal merupakan sumber daya terbarukan yang unggul serta dapat menjadi bagian dari solusi keseluruhan bagi perubahan iklim.

Sisal mampu menyerap lebih banyak karbondioksida. Ia menghasilkan limbah organik dan residu daun yang dapat menghasilkan bio energi. Tidak hanya itu sisal juga menghasilkan pakan ternak, pupuk dan material perumahan ekonomis dan lebih efisien. Di akhir siklus hidupnya, sisal merupakan 100% biodegradable.

Jika membandingkannya dengan serat sintesis maka sudah jelas sisal merupakan lebih unggul. Tanaman ini juga mampu mengurangi erosi tanah karena memiliki akar yang luas serta memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan daerah aliran sungai. Banyak yang menggunakan sisal sebagai pagar tanaman vegetatif.

Tanaman ini efektif untuk melindungi lahan tanaman dan hutan dari hewan pemangsa maupun penyusup. Sisal juga dapat menggantikan atau meningkatkan fiberglass untuk memperkuat plastik pada pipa dan tangki air serta mobil. Untuk pencampuran semen, sisal juga mampu menambah kekuatan sehingga dapat mengembangkan perumahan dengan biaya rendah.

Kegunaan Sisal pada Otomotif dan tanaman lain

Penggunaan asbes yang kurang baik kali ini menemukan solusi. Sisal juga dapat menggantikan asbes pada bantalan rem dan atap mobil. Ia juga merupakan papan serat sebagai pengganti kayu. UNIDO dan industri sial Tanzania telah mendanai pabrik komersial pertama untuk residu sisal.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan biogas, pupuk, dan panas. Proses listrik sebanyak 75% dari energi pada residu sisal dapat menghasilkan energi untuk rumah-rumah pedesaan di Tanzania dan Kenya. Sisal merupakan tanaman perkebunan di daerah Brazil.

Produsen Sisal

Produsen utama sisal di dunia adalah Brazil yang menghasilkan 120000 ton. Kemudian Tanzania dengan 30.000 ton dan Kenya 25.000 ton. Brazil berhasil mengekspor sebanyak 100.000 ton serat mentah serta barang barang manufaktur terutama tali ke Amerika Serikat. Sedangkan Kenya mampu mengekspor sekitar 20.000 ton. Tanzania mengikuti ekspor yaitu sebanyak 15000 ton.

Proyek-proyek juga telah banyak melakukan penerapan teknologi sisal serta peluangnya untuk pengembangan pasar. Intergovernmental group on Hard fibers mensponsori beberapa proyek tersebut. Mereka mendapatkan dana dari CFC yaitu Common Fund for Commodities.

Di Indonesia, khususnya di Bali, pengelolaan tanaman Sisal umumnya untuk kerajinan. Pengambilan serat pada tanaman ini mencakup bagian dalam daun. Karena seperti lidah buaya, maka tanaman akan dikupas. Petani akan menarik serat dan menggantungkannya pada bambu. Helai demi helai.

Serat yang berwarna putih itu akan menjadi rangkaian rambut. Mereka menggunakannya untuk bahan rambut pada barong dan ogoh-ogoh. Masyarakat di Bali tidak memerlukan peralatan canggih untuk menciptakan sebuah kreasi dari sisal. Semua mereka lakukan dengan manual.

Pengolahan Sisal di Desa Dukuh

Cara mengolah sisal di Desa Dukuh menjadi serat rambut-rambut adalah dengan menyiapkan bahan baku tanamannya. Mereka membersihkan pinggiran batang sehingga tanaman in i menjadi lebih mudah untuk dikupas. Mereka menarik-nariknya dengan alat sederhana hingga menyisakan serat. Bagian ini adalah yang paling penting. Mereka cukup menggunakan dua bilah bambu saling berhimpitan. Kemudian mereka menariknya dengan kencang dan menyisakan serat-serat berwarna putih krem. Serat akan terpisah dari kulit tanaman. Kemudian lanjut ke angkah selanjutnya.

Penjemuran sisal untuk menghilangkan sisa air dan getah. Jika tak terbiasa, getah dapat membuat tangan gatal. Oleh sebab itu perlu perhatian khusus mengenai metode manual ini. Serat-serat sial kemudian melalui proses gantung seperti jemuran. Helaian-helaian tersebut tertiup angin dan kering. Serat-serat kering tersebut jika sebagian peminat meminta untuk dikepang, maka mereka akan melakukannya.

Masa Panen Sisal

Memanen Sisal (Mongabay)

Waktu panen tumbuhan ini adalah dua tahun dari waktu menanam. Sedangkan masa produktifnya bisa mencapai 12 tahun. Satu hektar lahan menghasilkan satu ton serat kering. Kenyataannya di Afrika dapat menghasilkan sekitar 4 ton serat kering dalam satu hektar. Sebabnya adalah di Afrika lebih tandus dan kering daripada Indonesia.

Contohnya di Kenya, Sisal merupakan pengganti kantong plastik. Di wilayah negara ini, siapapun yang menjual dan menggunakan kantong plastik akan mendapatkan denda. Undang-undang telah melarang penggunaan kantong plastik di Kenya.

Begitu banyak manfaat dari sisal yang luput dari pandangan. Saat ini sebaiknya kita semakin giat untuk memperbanyaknya guna merawat lingkungan menjadi lebih potensial. Mulai dari menjaga kekuatan tanah, mengurangi penggunaan plastik, bahan alami sabun dan obat, hingga sebagai campuran bahan bangunan.

Begitu kaya akan manfaat, sangat memprihatinkan jika pemerintah tidak segera mengambil sikap akan kelestarian tanaman ini. Semoga beberapa tempat yang akan menjadi budidaya sisal mampu memberikan hasil yang sesuai harapan.