Kejadian Perang Mutah yang mensyahidkan 3 Panglima Perang Islam, Apa Alasan sehingga terjadi perang mut’ah. Dan Siapa Pemenang Pertarungan tesebut?
Beritaku.id, Kisah Islami – Perang mut’ah dipimpin oleh 3 orang panglima perang, Sesuai sabda Rasulullah:
“Yang bertindak sebagai Amir (panglima perang) yaitu Zaid bin Haritsah. bilamana Zaid gugur, Ja’far bin Abu Thalib penggantinya. Bilamana Ja’far gugur, Abdullah Bin Rawahah penggantinya. Bilamana Abdullah Bin Rawahah gugur, hendaklah kaum Muslimin memilih penggantinya.”
Instruksi berlapis tentang susunan dari para Panglima, sudah diprediksi Rasulullah akan dahsyatnya desingan pedang pada perang tersebut.
Meski pasukan Islam pada saat itu, mencapai 3000 orang. Namun pasukan musuh jauh lebih besar yakni 200.000.
Alasan Pecahnya Perang Mutah
Sebagai alasan terjadi peperangan Mutah adalah pembunuhan utusan Rasulullah oleh Syurahbil Bin Amr AlGhassani. Merupakan seorang Gubernur. Sekutu dari Romawi yang dipimpin oleh Heraklius.
Pemenggalan Al Harits Bin Umar, suatu pukulan berat bagi Rasulullah Muhammad SAW. Dianggap sebagai sebuah kejahatan dan pelanggaran perang. Sebab utusan tidak boleh di celakai apalagi dibunuh.
Atas hal tersbeut, muslim mengumpulkan pasukan sejumlah 3000 orang. Menghadapi kerajaan Romawi Timur, Byzantium. Berkomposisi 200.000 orang. Belum termasuk pasukan tambahan yang ada disekitarnya.
Kepiawaian Khalid Bin walid
Setelah terjadi kontak dengan musuh, 3 panglima perang : Zaid Bin Haritsah, Jafar Bin Abu Thalib dan Abdullah Bin Rawalah. Syahid.
Maka pimpinan pasukan berpindah ke Khalid Bin Walid.
Kronologi terpilihnya Pedang Allah ada diantara pasukan tersebut. Kaum Muslimin berunding untuk menentukan siapa yang akan menjadi Panglima Perang. Kemudian menyepakati Khalid bin Walid sebagai panglima perang.
Pasukan Romawi mengalami kebingungan dalam hal strategi, sebab Panglima perang dengan Syahidnya sebelumnya. Tidak membuat lemah pasukan muslimin.
Ketika gugur satu maka lahir pemimpin pasukan yang jauh lebih beringas. 3 Kali pergantian pimpinan pasukan. Semangat tidak pernah pudar.
Dengan strategi Khalid Bin walid, Ia kemudian menggempur musuh hingga berhasil memukul mundur. Pasukan Romawi menang jumlah. Namun nyalinya telah rapuh, memilih mundur.
Khalid tidak memburu, sebab melihat kondisi pasukan kaum muslimin. Dengan itulah, Khalid Bin Walid mengambil langkah strategi menahan serangan tentaranya kepasukan Romawi yang mundur.
Pada saat mengambil alih pasukan, Khalid Bin Walid dihadapkan pada 3 pilihan:
- Mundur, dengan mengantongi posisi kalah dalam peperangan,
- Bertahan dalam peperangan, namun segi Jumlah jauh lebih kecil, pada akhirnya tetap kalah,
- Merusak pertahanan musuh.
Menukar Posisi Pasukan
Opsi ketiga dijalankan oleh Khalid Bin Walid, melakukan reposisi pasukan. Kiri kekanan, Kanan ke Kiri, Depan ke Belakang dan yang di Belakang digeser Ke Depan.
Formasi ini membuat pasukan musuh berpikir, bahwa kaum muslimin mendapatkan amunisi pasukan baru.
Terjadi kontak ketika sore menjelang malam. Ketika itu Khalid Bin Walid Fokus ke sektor kanan musuh. Disana ada panglima pasukan lawan bernama Malik bin Zahlah. Pimpinan pasukan arab kristen.
Qutbah bin Qatadah diperintahkan untuk menghancurkan pasukan lawan di sektor kanan. Sementara Khalid Bin Walid dengan gerakan Zig Zag mencoba mengacaukan pasukan tengah lawan.
Desingan belasan pedang, berhasil dipatahkan Khalid Bin Walid, seperti patahnya tubuh-tubuh kaum kafir, yang di tebas Khalid Bin Walid.
Pasukan di sektor kiri tetap melakukan gempuran. Namun tidak seperti target di sektor kanan membongkar pasukan Malik Bin Zahlah.
Qutbah bin Qatadah yang rapi dalam perang, berhasil menembus pasukan disisi kanan. Dan mengakhiri semangat pasukan Malik, sebab Malik meregang nyawa di pedang Qutbah.
Hal itu membuat nyali pasukan Arab Kristen sangat down, akhirnya ia menarik pasukan mundur kebelakang.
Melihat kondisi tersebut, Pasukan muslim menyadari bahwa pasukan kristen melakukan jebakan dengan sektor kanan memasuki pasukan besar Romawi.
Khalid menarik pasukan mundur kebelakang. Hingga malam menutupi lokasi pertempuran.
Khalid bin Walid mengambil kesimpulan untuk menarik pasukan kembali. Sebab Pasukan musuh akan melakukan konsolidasi besar.
Sementara pasukan muslim kalah jumlah akan mengalami penderitaan dari segi jumah yang tidak seimbang tersebut.
Lalu dia memerintahkan pasukan untuk segera ke Madinah. Setelah berhasil merusak komposisi pasukan Romawi.
Sehingga perang Mutah tidak bisa ditentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Pasukan Islam dibawah pimpinan Khalid Bin Walid Di Madinah dia disambut oleh Rasulullah Muhammad SAW. Setelah berhasil membuat nyali pasukan lawan menciut.
Beritaku: Dulu Musuh, Kisah Khalid Bin Walid Yang Fenomenal