Bacaan Sholat Muhammadiyah, Aturan Hingga Artinya

Diposting pada

Bacaan Sholat dalam organisasi Muhammadiyah memiliki dasar hukum yang kuat, dan hal itu tersecermin dalam keputusan tarjih untuk syiar Islam

Beritaku.id, Berita Islami – Muhammadiyah merupakan suatu organisasi islam yang ada di indonesia.

Oleh: Zahrani (Penulis Kisah Islami)

Dalam islam kita menempatkan Al-Qur’an dan hadist sebagai petunjuk dalam melakukan perintah Allah SWT dan sunnah sunnah yang diperintahkan oleh Allah dan rasul.

Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, beliau merupakan seorang pegawai di keraton Yogyakarta yang merupakan seorang Khatib dan juga pedagang.

Di indonesia tidak hanya ada muhammadiyah namun juga Nahdatul Ulama.

Muhammadiyah memiliki beberapa pandangan yang sedikit berbeda mengenai bacaan bacaan dalam sholat, sama seperti halnya perbedaan madzhab bagi para ulama terdahulu.

Madzhab Dalam Islam

Didalam islam sendiri ada empat madzhab yang di yakini yaitu madzhab syafi’I, madzhab maliki, madzhab hanbali, dan yang terakhir adalah madzhab hanafi.

Setiap madzhab memiliki pandangan yang berbeda namun tidak jauh berbeda antara satu keputusan dengan keputusannya.

Perbedaan tersebut bisa dalam bacaan, sunnah yang di lakukan atau di anjurkan atau pada beberapa ketentuan yang menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi.

Muhammadiyah memiliki beberaa perbedaan dalam bacaan- bacaan, antara lain adalah: bacaan sholat jenazah, bacaan do’a iftitah ketika dan tahiyat ketika melakukan sholat.

Bacaan- bacaan muhammadiyah bukan berarti pelencengan doa, namun bacaan bacaan muhammadiyah merupakan bacaan sunnah yang di anjurkan pada seorang ulama, seperti contohnya adalah Abu Huraira. Bacaan muhammadiyah juga merupakan bacaan yang di ajarkan oleh Rasulullah.

Setiap gerakan sholat pasti memiliki bacaan atau doa yang harus di ucapkan.

Di mulai dengan niat sebelum melakukan sholat hingga melakukan salam di akhir sholat tersebut. Bacaan dan gerakan sholat memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Bacaannya pun berbeda di setiap gerakan. Perbedaan bacaan pada sholat terjadi tidak hanya pada gerakan yang di lakukan namun juga pada para ulama ulama besar.

Seperti Imam Bukhori dan Muslim, Abu Huraira, Aisyah RA, dan ulama ulama terdahulu lainnya.

Bacaan tersebut berbeda karena adanya perbedaan pendapat para ulama terdahulu dan kiblat yang di gunakan. Perbedaan pendapat yang terjadi juga karena perbedaan kondisi yang terjadi. Juga sudah melalu beberapa pertimbangan yang di lakukan oleh para ulama terdahulu.

Baca Juga Beritaku: Bacaan Sholat Jenazah Muhammadiyah, Dari Keputusan Tarjih

Bacaan Sholat Jenazah Muhammadiyah

Bacaan Dalam Sholat Jenazah

Sholat jenazah merupakan sholat yang di lakukan untuk menyolatkan jenazah sebelum di masukkan de dalam liang lahat.

Sholat jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah, yang merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim untuk melakukannya jika ada keluarga atau kerabat yang meninggal.

Shalat jenazah merupakan sholat dengan jumlah 1 rakaat namun dengan 4 takbir yang di lakukan.

Untuk melakukan sholat jenazah tentu ada bacaan bacaan tersendiri karena sholat jenazah berbeda dengan sholat fardhu lainnnya. Menurut muhammadiyah bacaan sholat jenazah ada sebagai berikut:

Hal pertama yang harus di lakukan sebelum sholat adalah bersuci dan niat. Niat yang di lakukan sebelum sholat tidaklah sama antara jenazah perempuan dan laki-laki, begitu juga dengan bacaannya.

Bacaan niat juga berbeda antara laki- laki dengan perempuan.

Bacaan Sholat pada takbir pertama sholat jenazah menurut muhammadiyah

Pada saat takbir pertama yang di baca adalah surat al-fatihah yang merupakan surat pembuka, bacaan ini di lakuakn pada rakaat pertama dari shalat jenazah.

Setelah membaca al-fatihah setelah takbir pertama maka di takbir kedua di lanjutkan dengan membaca shalawat nabi

Bacaan Sholat Pada Takbir Kedua

“Allohumma sholli ‘alaa  sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa  sayyidina Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid. Allohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidu-m- majiid”

Bacaan Sholat Pada Takbir Ketiga

Setelah takbir pertama dan kedua di lakukan lalu untuk melanjutkan bacaan bacaan diatas, maka di lanjutkan lagi dengan takbir ketiga dengan membaca “Allohummagfirlahu warhamhu wa’a fihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wasi’ mudkholahu wagsilhu bimain wa saljin wa baradin wa naqqihi minalkhathaya kama yunaqqas saubul abyadu minad danas wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi fitnata-l-qabri wa ‘adzabannar”

Yang artinya adalah: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia. Maka luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia dengan air, salju dan embun. Sucikanlah ia dari seluruh kesalahan seperti di bersihkannya kain putih dari kotoran.

Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Dan masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari cobaan kubur dan azab neraka

Dalam bacaan tersebut berarti memohon untuk memaafkan jenazah tersebut, memohon untuk diselamatkan dari azab kubur, serta di tempatkan pada tempat yang terbaik di sisi-Nya.

Bacaan Sholat Pada Takbir Keempat

Setelah tiga takbir di lakukan sesuai dengan bacaannya, maka setelah itu di lanjutkan dengan takbir yang keempat dengan bacaan sebagai berikut:

“Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinaa ba’dahu waghfirlana walahu”

Yang artinya adalah: Ya Allah jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia. 

Setelah melakuakan empat takbir tersebut maka sholat jenazah di akhiri dengan salam setelah membaca bacaan dai takbir yang keempat.

Sholat jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah. Bacaan pada sholat jenazah juga menyesuaikan dengan jenazah tersebut.

Jika jenazah tersebut perempuan, maka bacaan sholat berubah sesuai dengan yang tertuju untuk perempuan, dan begitu juga sebaliknya. Yang berubah pada bacaanya adalah pada Dhamir dari doa tersebut.

Baca Juga Beritaku: Jenis Sholat Hajat Malam Untuk Melunasi Hutang, 10 Adab Piutang

Bacaan Sholat Do’a iftitah Muhammadiyah

Bacaan Sholat Doa Iftitah

 Di dalam bacaan sholat muhammadiyah juga memiliki sedikit perbedaan dengan bacaan biasanya, bacaan tersebut antara lain adalah bacaan doa iftitah dan doa tahiyat.

Perbedaan pada bacaan tersebut tidak mempengaruh sholat, tidak membatalkan sholat. Doa iftitah muhammadiyah merupakan doa yang di sarankan oleh Abu Huraira. Dalam bacaan doa iftitah muhammadiyah berbunyi:

“Allahumma baa’id bainii waaina khothoyaya kamaa ba’adta baina-l-masyriqi wa-l- maghribi. Allahmma naqqinii mina-l-khothoyaya kamaa yunaqqost-tsaubul abyadu minad-danas. Allahumma khothoyaaya bilmaa-i-wa-tstshalji wa-l-baroqi”

Yang berarti:

“Ya Allah. Pisahkanlah hamba dari dosa-dosa hamba sebagai mana Engkau memisahkan timur dan barat. Wahai Allah. Bersihkan hamba dari dosa-dosa hamba sebagai mana pakaian bersih yang terbebas dari pakaian kotor. Ya Allah cucilah dosa-dosa hamba dengan air, salju dan batu es”

Kapan Doa Iftitah Dibaca

Doa iftitah merupakan bacaan yang dibaca yang dilakukan di rakaat pertama sholat setelah melakukan takbiratul ikhram sebelum membaca surat al- fatihah.

Doa tersebut memiliki makna tentang keagungan Allah SWT, kemuliaan Allah, serta kepasrahan seorang hamba kepada tuhannya. Perbedaan doa iftitah tidak hanya ada pada Abu Huraira saja, atau doa iftitah muhammadiyah, namun juga ada dari Ibnu Majjah, Bukhori dan Muslim, serta dari Aisyah RA. Semua mendapatkan sumber dari Rasulullah SAW.

Bacaan iftitah muhammadiyah juga merupakan bacaan yang di ajarkan oleh Rasulullah. Bacaan tersebut memiliki perbedaan betdasarkan riwayat shahih, di setiap doanya. Hukum dari memcaba doa iftitah ketika sholat adalah sunnah dengan riwayat dari Abu Huraira yang berbunyi:

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat.

Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah: (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih)

Versi Lain Doa Iftitah

Panjang doa iftitah juga berbeda beda menurut ulama. Ada yang berbunyi

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam.

Arti dan Makna

Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya.

Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau.

Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu.

Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186)

Si atas merupakan salah satu contoh yang di kutip dari muslim.co.id

Baca Juga Beritaku: Dzikir Setelah Sholat Dhuha, Untuk Mendapatkan Rezeki

Doa Tahiyat Muhammadiyah

Pada bacaan tahiyat sholat, muhammadiyah juga memiliki perbedaan diantara yang lainnya.

Bacaan ini merupakan doa yang dibaca ketika melakukan gerakan tahiyat saat sholat, bacaan ini terdiri dari 2 bagian, tahiyat awal dan akhir. Pada tahiyat awal bacaan tersebut tidak panjang seperti bacaan tahiyat akhir.

Bacaan tahiyat akhir bisa dibilang cukup panjang, karena terdiri dari tahiyat, sholawat nabi, serta bacaan sebelum salam pada tahiyat akhir. tahiyat akhir pada sholat adalah sebagai berikut:

yang pertama adalah Tasyahud yang berbunyi:

“Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh”

Dengan arti: “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”

Setelah membaca tasyahud maka dilanjutkan dengan membaca sholawat nabi. Yang berbunyi:

“Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid”

Arti: “Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia”.

Setelah membaca tasyahud dan sholawat nabi, maka dilanjutkan dengan

“Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri. Wamn fitnatil mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.”

Yang artinya adalah Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal (pengembara yang dusta).

Setelah melakukan tiga bacaan tersebut maka lakukanlah salam ke kanan dan ke kiri sebagai akhir dari sholat yang dikerjakan.