Alas Kaki

Batas Alas Kaki dalam Pandangan Islam, 1 Cerita Humornya

Diposting pada

Batas alas kaki biasanya dibuat di tempat umum yang perlu terjaga kebersihannya. Artikel ini menjelaskan pandangan Islam mengenai batas alas kaki serta penerapan kebiasaan tersebut di rumah serta masjid. Temukan juga cerita humor segar untuk menghibur hari Anda.

Beritaku.id, Berita Islami – Menjaga kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Sebagaimana salah satu hadits tersohor yang seringkali di ulang-ulang oleh umat Muslim:

Oleh: Riska Putri (Penulis Berita Islami)

“Diriwayatkan dari Abi Malik al-Asy’ari dia berkata, Rasulullah SAW bersabda kebersihan adalah sebagian dari iman”

Selain menjadi penanda keimanan, menjaga kebersihan juga sangat penting bagi kesehatan diri. Karena bakteri, virus, dan parasite tidak akan berkembang biak dengan ekstrem di lingkungan yang bersih. Dengan begitu kita pun terhindar dari berbagai penyakit yang merugikan.

Batas suci pada area Masjid

Kepandaian seseorang atau sekelompok masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya, juga akan menaikkan citra mereka. Contohnya saja pemerintah memberikan penghargaan Adipura yang khusus di berikan kepada kota yang bersih. Artinya kebersihan sangat di hargai, baik di tingkat pribadi maupun Negara.

Dalam hal kebersihan, ada beberapa ruangan atau bangunan yang benar-benar diutamakan kebersihannya. Contohnya adalah rumah tinggal dan tempat ibadah atau biasa kita sebut sebagai masjid.

Masjid harus selalu suci karena itu adalah salah satu syarat sah shalat dan ibadah lainnya dalam Islam. Sementara rumah harus selalu bersih karena menjadi tempat kita tinggal, beraktifitas, dan menghabiskan banyak waktu bersama keluarga.

Sebagai salah satu upaya menjaga kebersihan, timbullah budaya menetapkan batas alas kaki. Hal ini juga membuat masjid dan rumah dipandang sebagai tempat yang lebih mulia dan dihormati.

Seperti apakah penerapan batas alas kaki? Lalu bagaimana Islam memandang aturan ini? Mari kita bahas bersama.   

Baca Juga Beritaku: Keutamaan Berjamaah Di Masjid Pada Sholat Fardhu, Dengan 27 Derajat Lebih Baik

Pengertian Batas Alas Kaki

Batas alas kaki adalah sebuah pembatas yang terpasang di pintu masuk sebuah ruangan atau bangunan. Di batas tersebut, setiap orang yang bermaksud memasuki ruangan atau bangunan itu diharapkan mencopot alas kaki.

Sekumpulan anak melepas alas kaki ke supermarket. Sumber detik.net.id

Pengelola tempat biasanya membuat batas ini dengan tujuan memastikan kesucian lantai ruangan dari kotoran atau najis yang berasal dari alas kaki pengunjung. Karena seringkali pengunjung tidak tahu apa yang dipijaknya saat pergi keluar rumah.

Batas alas kaki juga mendidik kita untuk menghargai kerja keras orang-orang yang telah membersihkan tempat tersebut. Kita tidak serta merta menginjak area yang sudah dipel dan dipoles mengkilap bahkan hingga lalat pun tergelincir. Itulah keindahan adab dalam Islam yang selalu saling menghargai bahkan dalam hal yang nampaknya kecil.

Batas Suci dalam Islam

Islam memang ngajarkan umatnya untuk menghargai kebersihan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Selain itu, Islam juga mewajibkan setiap ibadah dilakukan dalam keadaan suci. Islam bahkan memiliki ketentuan yang jelas, tegas, dan tertib soal tata cara bersuci. Artinya hal ini memang menjadi salah satu yang paling disoroti.

Bersuci dalam Islam disebut sebagai thaharah. Sementara itu, suci sendiri memiliki pengertian sebagai keadaan seseorang yang bebas dari najis dan hadas. Baik di tubuh, pakaian, tempat ibadah, maupun perlengkapan ibadahnya.

Orang-orang yang senantiasa mensucikan diri, juga menempati tempat yang istimewa di hadapan Allah. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 222:

”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Batasan Menggunakan Sepatu

Batas alas kaki dalam Islam diterapkan di tempat ibadah, yaitu masjid. Ada pula yang menyebutnya sebagai batas suci. Umumnya pengelola masjid menerapkan batas alas kaki di depan pintu masuk menuju masjid atau mushola.

Ada pula yang membuat kolam kecil setelah batas tersebut sehingga setiap orang yang hendak masuk, dapat langsung mencuci kaki. Sehingga ketika jamaah menjejakkan langkah pertama di dalam masjid pun, ia sudah berada dalam keadaan suci.

Meski letak pasti batas alas suci dapat berbeda-beda di setiap masjid, aturannya tetap sama. Semua orang harus mencopot alas kakinya di garis itu.

Aturan ini sudah diketahui secara luas di berbagai masjid yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Maka, sebagai Muslim yang baik, kita wajib mengikuti adab tersebut. Tak hanya demi kenyamanan umum, namun juga demi menjaga kadar keimanan kita sendiri.

Baca Juga Beritaku: Satgas Kebersihan Kecamatan Mariso Sisir Sampah di Kanal

Batas Alas Kaki di Rumah

Sebagai sebuah budaya, penetapan batas alas kaki dapat berbeda-beda di berbagai daerah. Di Negara-negara Asia, kita harus segera mencopot alas kaki begitu masuk ke dalam rumah. Bahkan ada sebelum membuka pintu.

Begitu pula dengan di Indonesia. Kebanyakan keluarga menjadikan pintu masuk rumah sebagai batas suci. Di mana setiap orang harus melepas alas kaki setelah kembali dari luar.

Sebagian keluarga memiliki cara lain untuk menjaga rumahnya tetap bersih. Yaitu dengan menyediakan sandal rumah yang dapat dipakai siapa pun selama mereka berada di dalam rumah. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan atau tidak kuat melangkah di atas lantai yang dingin.

Selain itu, menggunakan alas kaki di dalam rumah juga dapat melindungi kaki kita dari benda-benda yang berbahaya. Contohnya seperti pecahan beling ketika adik menjatuhkan gelas.

Namun perlu kita ingat bahwa rumah sering di jadikan tempat ibadah. Maka dari itu, sebaiknya kita tetap membuat aturan batas suci di ruangan tertentu yang terbiasa di pakai untuk shalat. Agar tempat tersebut tetap steril dari segala najis.

Apakah Penting Memakai Alas Kaki di Rumah?

Kebanyakan keluarga di Indonesia cenderung tidak menggunakan alas kaki ketika berada di rumah. Hal ini di karenakan, sepatu atau alas kaki yang di gunakan di luar rumah di pandang sebagai benda yang membawa kotoran.

Sebagian masyarakat mungkin bahkan akan merasa tersinggung jika ada seseorang yang memasuki rumahnya dengan tetap mengenakan alas kaki. Selain membuat kotor, tindakan itu juga seakan mengasumsikan bahwa pemiliik rumah tidak mampu menjaga kebersihan rumahnya.

Jika kita bertamu ke rumah orang lain, akan sangat baik jika kita segera mencuci kaki setelah memasuki rumah. Gestur sederhana ini dapat menunjukkan penghargaan dan penghargaan kita terhadap usaha sang pemilik rumah dalam menjaga kebersihan tempat tinggalnya.

Beberapa Macam Alas Kaki yang Dapat Membahayakan Kesehatan Kaki

Aturan Memakai Sandal Dan Sepatu

Tak hanya menjaga kebersihan, kita pun harus tahu cara menjaga kesehatan kaki. Karena kaki adalah salah satu penopang utama yang membuat kita mampu mengerjakan banyak hal. Berjalan mengarungi lembah kehidupan yang penuh liku, tanjakan, dan turunan. Tanpa kaki yang kuat, bagaimana kita dapat sampai ke tujuan hidup kita, bukan?

Kesehatan kaki sangat bergantung pada pemilihan alas kaki yang kita pakai sehari-hari. Beberapa macam alas kaki di nilai dapat membahayakan kesehatan kaki, beberapa dapat membantu menjaga kesehatannya. Hal itu di karenakan alas kaki memiliki bentuk dan serta bahan yang berbeda.

Alas kaki yang memiliki tali dan sol yang tipis dapat membuat otot-otot kaki melemah jika di gunakan terlalu lama dan sering. Sama halnya dengan alas kaki dengan tumit yang terlalu tebal. Jenis alas kaki seperti ini juga berdampak buruk pada kesehatan kaki kita.

Dalam jangka panjang, alas kaki seperti itu berpotensi membuat kerusakan yang permanen dan fatal. Penyakit berbahaya seperti osteoarthritis, ketegangan pada paha, tekanan ekstra pada otot tulang kering, dan memendeknya otot betis pun membayangi langkah kita.

Penggunaan alas kaki dengan sol yang kaku dan tebal juga harus di hindari. Karena ia dapat menyebabkan plantar fasciitus. Yaitu kondisi di mana kaki terasa panas seperti terbakar. Kondisi sangat sulit di obati.

Coba tengok lemari atau rak sepatu Anda. Apakah Anda memiliki sepatu dengan ciri-ciri yang disebutkan di atas? Jika iya, alangkah baiknya Anda segera mengurangi pemakaian sepatu tersebut agar kesehatan kaki tidak tergadaikan.

Baca Juga Beritaku: Qurban Online, Pembagian Daging, Serta Bagaimana Hukumnya

Tulisan Lucu Mengenai Batas Suci

Dug…Dag…Dug…. suara bedug menghantarkan gelombang suara ke seluruh penjuru dunia. Menandakan bahwa waktu shalat dzuhur telah tiba di hari Jumat yang di muliakan oleh Allah SWT.

Setiap laki-laki umat Islam berlomba untuk melangkahkan kaki ke masjid terdekat guna menuaikan Ibadah shalat Jumat. Sebuah ibadah yang begitu istimewa bagi setiap Muslim laki-laki.

Jumat itu juga terasa istimewa indahnya bagi Bayu. Langkahnya ringan bagai di atas awan. Sepasang sandal baru bermerek Bato mengiringi perjalanan Bayu menuju masjid Al-Hijrah yang hanya berjarak 5 menit dari rumahnya.

Sesekali di tatapnya sandal berwarna hitam mengkilap itu. Ooh betapa senang hatinya karena berhasil memiliki sandal idaman setelah menabung selama dua bulan. Memang sebagai seorang siswa SMP, uang jajan Bayu tak begitu banyak.

Sesampainya di masjid, ternyata tempat itu mulai penuh sesak. Meski sedikit buru-buru karena takut tidak kebagian tempat, ia tak lupa menaruh sandalnya di tempat yang paling aman. Ia tak mau alas kaki kecintaannya itu di injak-injak oleh jamaah lain.

Ceramah pun selesai. Para jamaah mulai berdiri untuk melakukan 2 rakaat shalat Jumat tersebut dengan khusyu. Bayu yang hatinya tengah berbunga-bunga, tentu lebih khusyu lagi. Dalam hati ia panjatkan puja dan puji kepada Allah atas rejeki yang baru saja ia miliki: sandal merek Bato.

Sholat Jumat Selesai….

Selepas shalat jum’at selesai, para jamah mulai berhamburan keluar dari masjid. Ada yang tergesa-gesa sampai menyikut orang di kanan dan kirinya. Ada pula yang santai. Bayu termasuk golongan yang santai.

Pikirnya, toh sendalnya sudah di taruh di tempat yang aman. Tidak akan mungkin rusak di injak orang. Setelah area gerbang masjid agak sepi, barulah ia maju untuk memakai sendalnya. Ia menoleh ke kanan, menoleh ke kiri, tapi sendalnya tidak kunjung terlihat.

Ia coba lagi menjelajah sisi lain masjid karena siapa tau ada yang salah membawa. Tetap tidak ada juga. Sampai ia meminta bantuan pak Maman selaku marbot masjid untuk membantunya.

Setelah setengah jam mencari tanpa hasil, wajah bayu mulai pucat. Matanya mulai berair karena tanda-tanda kehilangan semakin nyata. Betapa terpukul hatinya karena sendal yang di belinya dengan penuh perjuangan itu tiba-tiba lenyap, bagai di telan bumi.

Ternyata…..

Ketika air matanya hampir jatuh, temannya yang bernama Nurman, memanggil Bayu di kejauhan:

“Bayu, sendalmu mereknya Bato?” kata Nurman.

“Iya. Warna hitam. Kamu lihat kah?” kata Bayu. Setengah berharap, setengah putus asa.

“Sepertinya ada di sana!” kata Nurman seraya menunjuk ke lapangan di belakang masjid

Segera saja Bayu dan Nurman berlari kea rah yang di maksud. Ternyata oh ternyata, betul sandal Bayu ada di sana. Sandal sebelah kanan tengah di kunyah oleh si Badot, domba milik Pak RT. Sementara sebelah kiri, tertanam di tumpukan kotoran si Gondrong. Kucing milik Bu RT.

Hancurlah hati Bayu menjadi berkeping-keping. Nurman pun di lemma antara sedih menyaksikan kawannya patah hati, namun juga ingin tertawa karena kekonyolan keadaan. Akhirnya tawanya meledak seraya berkata: “Makanya ke masjid niat ibadah. Jangan pamer.”

Daftar Pustaka

  1. Unilever. 2021. Hidup Sehat Di mulai dari Menjaga Kebersihan Diri. www.unilever.co.id
  2. DetikHealth. 2021. 4 Model Alas Kaki yang Dapat Bahayakan Kesehatan Kaki. 4 Model Alas Kaki yang Dapat Bahayakan Kesehatan Kaki (detik.com)
  3. Sutrianti, Marwati. 2019. Integrasi Batas Suci Terhadap Tipologi Ruang Bangunan Majid Modern Di Makassar.
  4. Kompasiana. 2015. kaligrafi Batas Suci, Bukan Pemanis Pembatas Suci. www.kompasiana.com