Birrul walidain, berbakti kepada orang tua
Cara kita berbakti kepada orang tua (Foto: kumparan.com)

Birrul Walidain Jalan Menuju Syurga

Diposting pada

Birrul walidain, perbuatan terpuji seorang anak kepada orang tua, hanya mengharapkan ridho-Nya melalui orang tua. Melapangkan ia ke jalan yang mudah menuju syurga. Lalu, bagaimana jelasnya?

Beritaku.id, – Berita Islami_ Tangan baja dan lutut yang semakin menghitam. Mata yang sudah membulat dengan segala warna cokelat kehitaman menghiasi mata indahnya. Seolah perjuangan tidak hanya sampai pada detik itu. Belum, belum selesai. “Tunggu, hingga dia menjadi orang”, begitulah kata mereka, dengan nama “orang tua”.

Oleh: Ayu Maesaroh(Penulis Berita Islami)

Syurga, adalah tempat yang sangat orang mengidamkannya, terutama untuk para kaum muslim yang terus berlomba menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apapun yang menjadi larangan-Nya.

Meski demikian, hal tersebut bisa kita katakan, gampang-gampang susah. Perintah dari Allah adalah hal yang sangat mudah dan dapat kita aplikasikan.

Namun, godaan yang dapat manusia lakukan juga lebih mudah, ketimbang perintahnya. Hingga pada akhirnya terbentuklah konsep Birrul Walidain.

Yang mana salah satu konsep dari Islam, mengenai etika dan adab yang harus ummat muslim lakukan, agar nantinya mendapatkan syurga dari orang-orang yang meridhoi mereka, ialah orang tua.


Pengertian Birrul Walidain

Pengertian birrul walidain (Foto: alzharmemorialgarden.co)

Pasti sudah tidak asing bukan dengan perkataan “ridhonya orang tua, adalah ridhonya Allah juga”? Ya, itulah konsep paling gampang dari topik ini.

Ya dalam hal hal tersebut, Birrul Walidain adalah konsep yang mana, mengajarkan tentang etika menghormati orang tua, dan berbakti kepada mereka.

Hal tersebut kembali lagi dengan konsep yang gampang tadi. Jadi, sangat penting bagi ummat muslim, berbakti kepada mereka, mengingat akan pengorbanan dari orang tua yang mungkin tiada habis jika seorang anak harus menebusnya.


Ayat Tentang Birrul Walidain

Ayat tentang birrul walidain (Foto: dream.co.id)

Hingga pada akhirnya, terdapat ayat yang mengatakan tentang hal demikian. Seperti ayat berikut yang artinya:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutu-Nya, dengan hal apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua..

Qs. An-Nisa: 36

Dari hal tersebut sangat kentara sekali bahwasannya orang tua memiliki peran penting dalam ummat muslim terutama generasi yang masih menggapai cita-cita.

Baca juga beritaku: Tidak Bisa Mudik? Ini 23 Ucapan Lebaran untuk Orang Tua

Memungkinkan untuk mendapatkan apa yang mereka impikan, dengan catatan, terus berusaha, berdoa, dan minta ridho orang tua. Kita tidak pernah tahu, bagaimana kedepan nantinya.


Birrul Walidain Dan Jalan Menuju Syurga

Berbakti kepada orang tua dan surga (Foto: bincangmuslimah.com)

Lalu, apa hubungannya dengan syurga? Sudah kita pahami betul, bahwasannya birrul walidain adalah etika kita para anak-anak dari orang tua muslim, berbakti kepada mereka.

Yang mana dengan begitu, kita mendapatkan keridhoan mereka, dan mendapatkan keberkahan atas apa yang mereka ridhoi. Hal tersebut juga bersamaan dengan ayat tadi.

Yang mana kita dapat menarik kesimpulan, bahwasannya ridhonya orang tua, adalah ridho dari orang tua juga. Ibarat kata, ridho mereka (orang tua) sangat mudah dijabah oleh Allah untuk semua hal yang mereka ridhoi untuk anak mereka.

Dalam Islam juga mengenal sebuha konsep “surga berada di telapak kaki ibu”. Hal ini merujuk kepada Nabi Muhammad, yang dulu pernah ditanya oleh para sahabat.

Mengenai siapa yang harus pertama kali kita berbakti kepada orang tua, apakah ayah dulu atau ibu dulu. Maka Rosulullah mengatakan ibu sampai dengan 3 kali, baru kemudian mengatakan berbakti kepada Ayah.

Begitu sangat mulia kedudukan seorang ibu di mata Islam, maka sangat komplit rasanya jika seseorang meminta ridho dari kedua orang tua, terutama sang ibu.


Adab Dan Etika Berbakti Kepada Orangtua

Salam cium tangan kepada orang tua adalah ciri dari berbakti kepada orang tua (Foto: dalamislam.com)

Oleh karena itu, ada beberapa cara atau adab, atau mungkin etika berbakti kepada orang tua. Yang mana etika ini sangat mudah untuk kita lakukan sebagai anak.

Seperti salah satunya adalah etika tidak boleh mengatakan “ah, lah, nggak, tidak, dst” kepada orang tua saat mereka membutuhkan bantuan kita.

Hal tersebut dapat mendatangkan ketidakridhoan dari orang tua, yang mana akan menyusahkan jalan dari sang anak agar dapat meraih apa yang mereka inginkan.

Baca juga beritaku: Jauh Dari Keluarga, Berikut Ucapan Selamat Lebaran Buat Orangtua

Karena kembali lagi kepada konsep awal, bahwasannya ridho orang tua, adalah ridho dari Allah juga. Maka, beberapa etika lainnya antara lain:

Taat kepada orang tua

Taat kepada orang tua dalam hal ini, adalah mengerjakan apa yang mereka katakan. Namun dalam hal ini adalah hal yang positif, dan bukan hal yang menjurus kepada hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, bahkan dalam Islam pun melarang hal tersebut.

Mengingat hal tersebut sangat wajib bagi ummat muslim berbakti kepada orang tua. Tetapi, kadang pendapat mereka pun tidak selamanya dapat kita terima. Mengingat seorang anak adalah manusia, yang diberikan akal untuk berfikir atas apa yang mereka pikirkan.

Oleh karena itu, sangat perlu untuk seorang anak mendiskusikan secara mendalam kepada orang tua mengenai hal yang mungkin tidak sesuai dengan mereka.

Namun, harus dengan perkataan yang tidak menyinggung mereka, apalagi dengan mata-kata yang terkesan membentak mereka. Yang ada nanti akan menambah keributan, dan tidak mendapatkan solusi yang diinginkan.

Berbakti kepada orang tua

Yang mana berbakti kepada orang tua, tidak harus semata-mata memberikan mereka uang yang begitu banyak, namun dengan tidak membentak apalagi memarahi orang tua, mereka sudah senang.

Orang tua dengan bangganya terus berjuang agar anak mereka memiliki masa depan yang gemilang. Mulai dari memikirkan biaya pendidikan, keseharian dan sebagainya.

Sungguh mulia bagi mereka yang berbakti kepada orang tua, yang mana mereka tetap tinggal dan mau berada disamping orang tua, hingga akhir hayat mereka.

Sopan dan Santun

Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwasannya mendapatkan keridhoan dari Allah, bisa lewat dari orang tua dengan cara berbakti kepada mereka.

Utamakan sopan dan santun saat berbicara dengan mereka, atau sekedar bercanda saja. Jangan sampai membuat mereka malah tersinggung dengan apa yang kita katakan.

Pernah mendengar pepatah ‘lidah memang tak bertulang”? Yang mana dapat menyakiti siapa saja, tanpa adanya persetujuan dari lawan bicara mereka.

Hal itu juga berlaku kepada orang tua. Maka sudah seharusnya kita para anak-anak dari generasi mereka, mulai memperhatikan ucapan yang akan kita katakan, ketika berdiskusi atau hanya bercanda dengan orang tua kita.

Mendoakan Kebaikan Orang Tua

Dalam Islam, terdapat satu hal, yang mana mengatakan bahwa doa yang menjadi bekal nantinya di akhirat nanti, dan menyelamatkan orang tua dari siksaan neraka.

Adalah doa dari anak-anak mereka yang sholeh/sholehah. Bahkan dalam Al-Qur’an pun tercantum hal tersebut, yang artinya:

Wahai Rabb ku, kasihilah mereka berdua (orang tua), sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu aku kecil..

Qs. Al-Isra: 23-24

Jadi, sangat penting bagi para generasi orang tua, yang mana mendoakan mereka (orang tua) agar mendapat ampunan dan belas kasih dari Allah SWT, guna memberikan tempat yang terbaik untuk mereka.

Dan dapat tersenyum tanpa harus mengemban beban lagi, di sana, meski dalam dunia yang sudah berbeda dengan kita. Merelakan memang sangat sulit, maka lampiaskan semuanya dengan bersimpuh kepada-Nya, meminta yang terbaik untuk mereka.


Lawan Kata Dari Birrul Walidain Dan Contoh Perbuatan Dosanya

Arti dari melawan orang tua (Foto: haibunda.com)

Hal yang baik, pasti ada hal buruk dalam kehidupan di dunia. Yang mana hal tersebut seperti koin yang memiliki dua sisi berbeda, yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain.

Begitu juga dengan hal baik yang mana berbakti kepada orang tua. Ada segelintir beberapa istilah yang merepresentasikan tentang tindakan perbuatan dosa kepada orang tua. Antara lain:

‘Uququl Walidain

‘Uququl Walidain, adalah sebuah istilah yang menggambarkan tentang seorang anak yang memutuskan tali silaturahmi terhadap orang tua, lebih dari 3 hari.

Hal tersebut sangat tidak Allah sukai. Bahkan dalam Hadist riwayat sudah tercantum hal ini, yang mana artinya:

“Termasuk dalam (dosa besar) perbuatan mencela dua orang tuanya”. Lalu sahabat lain bertanya kepada Rosulullah, “Wahai Rosulullah, siapa yang akan mencela dua orang tuanya?”, Rosulullah pun menjawab, “Yaitu orang yang mencela bapak orang lain, lalu mencela bapaknya, kemudian orang yang mencela ibu orang lain, dan mencela ibunya”…

Hr. Bukhori – Muslim

Membentak Orang Tua

Yang selanjutnya adalah, membentak orang tua. Hal tersebut sangat tidak Allah sukai. Mengingat perbuatan tersebut akan bermuara kepada sakit hati dari orang tua kita sendiri.

Sangat penting bagi kita bagi anak-anak dari generasi mereka, untuk memperhatikan perkataan ataupun tutur kata kita kepada mereka.

Bahkan dalam Al-Qur’an sudah mencantumkan hal ini, ke dalam hal yang tidak Allah sukai, yang artinya:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan untuk kamu jangan menyembah selain Dia, dan berbuat baiklah kepada bapak dan ibumu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkan perkataan yang mulia kepada mereka..

Qs. Al-Isra: 23

Selain itu, ada juga beberapa perbuatan dosa lainnya, yang menjurus ke arah perbuatan durhaka kepada orang tua. Hal tersebut berdasarkan Hadist riwayat Tirmidzi, antara lain:

  1. Membuat orang tua menjadi sedih dan menangis
  2. Membentak dengan menggunakan nada tinggi
  3. Menggerutu kepada orang tua atas apa yang diperintahkan dari mereka
  4. Berbuat kemungkaran di depan orang tua
  5. Memperlihatkan kemarahan kepada orang tua.


Pengertian Lain

Istilah lain (Foto: liputan6.com)

Terlepas dari hal tersebut, ada juga beberapa istilah lain yang mana perlu kita ketahui, agar nantinya kita lebih paham bagaimana islam begitu baik dalam mengatur tutur kata dan adab atau etika dari manusia, terutama ummat muslim.


Birrul Ustadzain

Terdiri dari dua kata, yang mana jika kita tarik kesimpulan, birrul ustadzain, adalah berbakti, mendengarkan apa yang guru kita katakan, yang ana hal tersebut mengarah kepada hal yang lebih positif.

Baca juga beritaku: Pagi Yatim Sorenya Piatu, 6 Anak Ini Tanpa Orangtua

Mereka memiliki tujuan mulia, dengan mengajarkan ilmu pengetahuan, ilmu agama, yang mungkin sampai detik ini masih menjadi al yang belum kita pahami sebelumnya.


Uququl Ustadzaini

‘Uququl Ustadzaini, adalah salah satu perbuatan, yang mana kita sebagai muridnya, tidak mau mendengarkan apa yang guru kita katakan. Padahal hal tersebut mungkin menjadi jalan terbaik bagi kita.

Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan pengertian sikap sebelumnya. Hal tersebut juga tidak Allah sukai. Mengingat hal tersebut membuat orang lain sakit hati, dan mungkin akan sangat susah untuk mendapatkan keiklasan agar memaafkan kesalahan kita kepada mereka.

Penutup

Sekian ulasan kali ini mengenai birrul walidain, beserta dengan istilah lainnya. Semoga kita menjadi ummat manusia yang selalu taat akan perintah-Nya, dan menjauhi apa yang Ia larang.

Sehingga kita mendapatkan ridho dan keselamatan dari-Nya, saat hari kiamat itu mulai datang, dan mulai menutup peradaban kehidupan manusia di muka bumi.

Semoga menginspirasi.

Daftar Pustaka:

  1. https://kumparan.com
  2. https://www.brilio.net
  3. https://regional.inews.id
  4. https://www.republika.co.id