Beritaku.Id, Palu – Brimog Gugur Lagi. Nampak istri korban tak kuasa menahan tangis tatkala, Kapolda Sulteng menjabat tangannya, dengan menggunakan bendera penyerahan kapolda, dirinya langsung duduk bersimpuh, menutup wajahnya pada isak tangisnya yang tertahan, 16/12/2019.
Anggota operasi Tinombala, kembali memakan korban, kali ini dari pihak Polri, satuan Brimob gugur, Bharaka Anumerta Moh. Syaiful Modori,
Pelaku penyerangan dari Mujahid Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, yang melakukan serangan membabi buta, ke arah Masjid deidekat Pos Alfa Alfa 16, KM 30 Salubanga, Desa Salubangan, Kec. Sausu. Kab. Parigi Moutong.
Menyebabkan anggota Brimob Gugur, Bhayangkara Satu Moh. Syaiful Modori gugur, saya baku tembak.
Tragedi Penyerangan Hingga Anggota Brimob Gugur
Kelompok MIT, melakukan penyanderaan terhadap anggota jaga di Pos Sekat 16 Alfa, bertujuan mengendalikan penyerangan terhadap target serangan MIT yang berada di lokasi Masjid.
Setelah kejadian tersebut, kelompok teroris MIT, merangsek masuk kearah Masjid yang tidak jauh dari lokasi Pos Alfa 16.
Setelah melihat satu orang persnil Brimob gugur, pelaku berlari meninggalkan tempat dengan cara berpencar, menuju pegunungan tanah merah, pegunungan panta kapal, pegunungan maetangi.
Kelompok penyerangan ini merupakan daftar pencarian orang (DPO) dari kelompok MIT, sejak Operasi Tinombala ini dibentuk pada Januari 2016
Acara haru dan isak tangis terjadi ketika pelepasa jenazah di Markas Komando Brimob Sulawesi Tengah, kekampung halamannya di Pandeglang, Provinsi Banten, berindak sebagai Inspektur upacara, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto.
“Semoga arwahnya dapat diterima disisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan, aamiin”
Ungkap Kapolda Sulteng yang tampak terbata-bata menahan raut muka kesedihan kehilangan pasukannya
Berikut Fakta Penembakan :
- Diserang di lokasi dekat tempat tugas, yakni Pos Sekat Alfa 16.
- Ditembak diarea punggung dan perut,
- Diserang saat selesai melakukan Sholat Jumat
- Mendapat kenaikan pangkat Anumerta
- Pelaku teror berlari setelah melakukan serangan
- Jenazah dilepas langsung oleh Kapolda Sulteng
- Pelaku sempat melakukan penyanderaan terhadap personil jaga di Pos Sekat Alfa 16
- Kelompok pelaku teror ke Masjid ini dipimpin oleh Ali Kalora (MIT)
Sejak Kapan Operasi Tinombala di Laksanakan
Untuk meredam aksi teroris di daerah Sulawesi Tengah, maka dibentuk operasi Tinombala pada tahun 2016, untuk melakukan upaya pengepungan dan mempersempit ruang gerak kelompok MIT, Pimpinan Santoso.
Operasi Resmi sejak 10 Januari 2016, Operasi ini dilaksanakan, dengan komposisi pasukan : Brimob, Kostrad, Marinir, Raider, dan Kopassus, merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo IV.
Kontak Senjata Awal Tahun 2016
Pada 9 Februari 2016, . Sebuah mobil misterius dengan kaca tertutup berhenti di Desa Sangginora, Poso Pesisir Selatan.
6 orang personel gabungan TNI-Polri kemudian mendatangi mobil tersebut. Brigadir Wahyudi Saputra menjadi pasukan pertama yang gugur dari operasi Tinombala, dengan cara ditembak dari dalam mobil.
Melihat hal itu, 5 personil gabungan, melakukan penembakan kedalam mobil, dan hasilnya, 2 terduga teroris dalam mobil tersebut tewas.
Pada 3 Maret 2016, Personil Pasukan Operasi Tinombala, tepatnya di perkebunan Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, sekitar pukul 17.15 Wita.
Penyerangan ini menewaskan anggiota MIT Romsi alias Basyir sedangkan yang ditangkap hidup bernama Aditya alias Idad alias Kuasa, serta mengamankan senjata laras panjang jenis M16.
Pada 20 Maret 2016, Helikopter Bell 412 milik TNI-AD, dari Watutau ke Poso, operasi bantuan kepada Polri. tersambar petir di Kelurahan Kasiguncu, Poso Pesisir, Poso.
Menewaskan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf. Syaiful Anwar bersama 12 penumpang dan awak lainnya yang naik di Helikopter ini. Kesemua jenazah di makamkan di taman makam pahlawan atas perintah Presiden RI (Joko Widodo).
Pada 18 Juli 2016, penyerangan personil operasi Tinombala di pegunungan sekitar Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, sekitar pukul 17.00 WITA. Otak kelompok MIT Santoso dan satu orang anggotanya Mukhtar, tewas dalam kontak senjata yang berlangsung 30 menit tersebut.
Pada 14 September 2016, Basri bersama istrinya ditangkap oleh Satgas Operasi Tinombala. Dia dan istrinya kemudian di bawa ke Palu untuk diperiksa atas keterlibatannya dalam kelompok Santoso yang tewas sebulan sebelumnya.
Di hari yang sama, seorang terduga teroris ditemukan tewas di pinggir Sungai Puna di desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan, sekitar pukul 9:30 pagi waktu lokal (WITA). Orang tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Andika Eka Putra, salah satu DPO
Pada tanggal 10 November 2016, Yono Sayur ditembak mati oleh pasukan gabungan setelah sebelumnya mencoba melarikan diri.
Awal rencana operasi ini hanya 3 bulan, sampai maret 2016, namun kemudian diperpanjang selama 6 bulan, setelah dipikirkan secara matang, operasi ini dilanjutkan hingga sekarang, untuk menumpas pergerakan teroris mujahid Indonesia timur.
Baca juga: Bangga, 31 Tokoh Nasional Asal Bugis Makassar, Fenomenal