Bunga Dahlia Anti Jablay: Manfaat, Varietas, Perawatan Hingga Filosofi

Diposting pada

Selain sebagai simbolisasi ketabahan, bunga dahlia memiliki umbi multi-manfaat. Tanaman adiwarna anti jablay ini juga memiliki filosofi yang mendalam. Dalam artikel ini, kami juga sajikan informasi mengenai struktur, bentuk bunga, varietas, dan cara perawatan bunga Dahlia.

Beritaku.id, Lestari – Tengoklah pekarangan rumah yang tak terjamah. Di sana, di celah-celah bebatuan yang tak ramah, tumbuh perdu berparas syahdu. Tak berselimut jambangan, ia tabah dalam ketelanjangan. Berbaring liar, beralas tanah menunggu di cumbu pujangga hari.

Oleh: Riska Putri (Penulis Lestari)

Tengoklah lebih jauh, kesana, ke tepi hutan tak bertuan. Angkuhnya semak belukar, tak membuat gentar, perdu berparas syahdu tetap bisa mekar.

Tak peduli tandus atau gembur, ia tetap menancapkan akar. Bersabar menanti hujan singgah, untuk sejenak menyetubuhi.

Perdu bukanlah tanaman yang congkak. Ia tak seperti bunga Matahari yang menjulang angkuh, sepanjang hari mendongak menatap matahari.

Tak pula seperti Dandelion, yang menari-nari elok di buai angin.

Perdu tumbuh rendah, akar dan batangnya bercengkrama erat dengan permukaan tanah. Batangnya tak bisa tumbuh tegak, di bengkokan kerasnya takdir kehidupan.

Namun, ia tetap kuat. Seperti ilalang si tumbuhan jalang, perdu tak layu di tumbuk takdir.

Dahlia si bunga jelita, adalah sejenis tanaman perdu. Kelopaknya adiwarna, di bedakan dari spesies manakan ia berasal.

Mahkota berwarna terang, bukan satu-satunya yang di miliki Dahlia. Ia juga berumbi. Satu bunga menandai satu umbi yang di kandung tanah.

Lantas, apa sajakah kelebihan umbi bunga Dahlia? Simak penjelasan berikut ini.

Manfaat Umbi Bunga Dahlia

Umbi bunga Dahlia, meskipun tak secantik mahkota bunganya, memiliki banyak manfaat bagi manusia. Salah satunya, umbi bunga Dahlia memiliki kandungan inulin sebesar 69,5-75%.

Inulin yang merupakan sejenis serat pangan terlarut, lazim di tambahkan pada berbagai produk pangan. Misalnya, susu instan untuk anak-anak maupun dewasa, produk es krim, yoghurt, dan penambah cita rasa kopi.

Kandungan inulin dalam produk pangan di ketahui sangat penting. Alasannya, karena inulin memiliki sifat prebiotik, yang berperan menghambat infeksi bakteri patogen, hingga mencegah kanker usus.

Berbeda dengan serat pangan lain, setelah di konsumsi senyawa inulin tidak akan di cerna oleh enzim pencernaan. Senyawa inulin akan mencapai usus besar dengan struktur yang tidak berubah.

Kemudian, inulin akan di fermentasi menjadi asam lemak rantai pendek, serta asam laktat yang menurunkan derajat keasaman (pH) pada usus besar.

Keberadaan asam laktat akan merangsang gerak peristalik usus, membantu penyerapan nutrisi sekaligus mencegah konstipasi. Selain itu, inulin juga dapat meningkatkan penyerapan kalsium.

Daya serap kalsium yang tinggi akan menunjang pertumbuhan tulang dan gigi pada anak, serta mencegah osteoporosis pada orang dewasa.

Selain ekstraksi inulin dari umbinya, kulit umbi bunga Dahlia pun kaya akan senyawa antibiotik.

Orang-orang Aztec dan Meksiko telah lama menggunakan tapal yang di buat dari kulit umbi Dahlia, untuk mengobati peradangan kulit akibat gigitan serangga.

Tapal yang sama juga bisa di gunakan untuk mengobati gatal, luka, ruam, dan infeksi pada kulit.

Umbi dahlia juga merupakan salah satu bahan asli masakan Oaxacan. Selain di masak sebagai bahan utama, umbi Dahlia juga bisa di panggang untuk mendapatkan senyawa bernama Dacopa.

Dacopa ialah ekstrak rasa moka yang pekat, yang di gunakan untuk memberi cita rasa tambahan pada minuman. Ekstraksi Dacopa dari umbi Dahlia merupakan hal yang lazim di seluruh wilayah Amerika Tengah.

Struktur Tanaman dan Bentuk Bunga

Setelah mempelajari mengenai kegunaan umbinya, rasanya tak adil jika keseluruhan wujud bunga Dahlia tak ikut di bahas. Karenanya, mari sejenak berbicara tentang tanaman perdu asal Meksiko ini.

Sebagai bagian dari keluarga perdu, Dahlia memiliki daya tahan dan adaptasi tinggi. Flora ini mudah di tanam di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.

Bunga Dahlia memiliki siklus mekar dari awal musim panas hingga musim gugur, sementara umbinya matang setiap 7 bulan. Flora ini juga memiliki sifat perennial, yang artinya ia dapat bertahan hidup selama 2 tahun.

Termasuk dalam keluarga Asteraceae, bunga Dahlia berkerabat dengan flora-flora di kotil lainnya seperti bunga Matahari, Krisan, dan Aster.

Tanaman kebanggan Meksiko, yang juga merupakan lambang negara itu, memiliki bunga berdiameter 5-30 cm. Jika bunga lain hanya memiliki 2 set kromosom homolog, bunga Dahlia lebih superior karena memiliki 8 set kromosom.

Warna warni cerah yang di miliki Dahlia, bukan tanpa alasan. Kebanyakan varietas Dahlia tidak menghasilkan aroma, yang bisa menarik serangga untuk membantu perkembangbiakannya.

Warna yang menyala terang di gunakan untuk menarik serangga, bahkan tak jarang satu bunga memiliki lebih dari dua warna.

Sama seperti kerabatnya sesama tanaman perdu, Mawar, satu batang Dahlia hanya di mahkotai satu bunga.

Namun, batang yang bisa tumbuh hingga 2,4 m itu di tumbuhi banyak daun, yang berfungsi menyediakan nutrisi bagi bunganya.

Meski bisa bertahan di berbagai kondisi, Dahlia hanya akan tumbuh sempurna apabila hidup di lingkungan dataran tinggi.

Umumnya, Dahlia bisa mekar dengan elok pada ketinggian 1.500 hingga 3.000 m di atas permukaan laut.

Baca Juga Beritaku: Bau Busuk Bunga Raflesia, Ini Penyebabnya Dan Fakta Bunga Bangkai

Bentuk bunga dan kelopaknya berbeda tergantung spesiesnya, beberapa varietas Dahlia di antaranya:

1. Bunga Dahlia Pompon

Bunga Dahlia Pompon yang memiliki karakteristik bunganya yang berbentuk bulat

Dahlia Pompon memiliki bentuk bunga bulat dan mengembang layaknya pompon yang biasa di bawa oleh pemandu sorak. Spesies ini memiliki ukuran kelopak kecil, datar, dan membentuk spiral. Kelopak yang berumpak ini nampak seperti di gulung saat mekar.

2. Bunga Dahlia Mignon

Memilik Karakteristik kelopaknya yang bulat

Masih berkerabat dengan Aster, Dahlia Mignon memiliki bunga yang nampak serupa. Ukuran bunganya termasuk kecil, hanya sekitar 5 cm, dan memiliki kelopak berujung bundar. Dahlia Mignon umumnya memiliki warna cerah dengan gradasi yang kontras di bagian tengahnya.

3. Bunga Dahlia Bola

Sesuai Namanya, Jenis Ini Berbentuk Bulat Seperti Bola

Mirip dengan Dahlia Pompon, spesies Dahlia Bola juga memiliki bunga berbentuk bulat menyerupai bola. Bedanya, bagian kelopaknya tidak bergulung karena memiliki garis tepi yang rata. Ukurannya juga umumnya lebih besar, sekitar 5 cm saat mekar sempurna.

4. Bunga Dahlia Anemone

Dinamakan Anemone Karena Bentuknya Yang Mirip Anemone Laut

Mendapat nama karena penampakan yang mirip anemone laut, Dahlia Anemone memiliki dua macam kelopak berbeda ukuran. Kelopak di bagian dalam memiliki ukuran lebih kecil, dengan warna yang lebih gelap. Sementara kelopak bagian luar yang mengelilinginya, berukuran besar dan berwarna lebih cerah. Di bandingkan tiga spesies sebelumnya, Dahlia Anemone berukuran lebih besar karena dapat tumbuh hingga 60 cm hingga 1,2 m.

5. Bunga Dahlia Waterlily

Mempunyai Ciri Khas Bentuk Bunganya Yang Seperti Teratai Air

Saat melihat bunga dahlia spesies ini, kebanyakan orang awam akan salah mengiranya sebagai teratai air. Hal yang wajar mengingat bentuk bunga Dahlia Waterlily memang menyerupai teratai air, yang juga menjadi asal muasal namanya. Kelopaknya tergolong besar dan memiliki warna warni mencolok seperti merah muda, jingga, dan merah kecoklatan.

6. Bunga Dahlia Peony

Memiliki Kelopak Yang Tumbuh Tak Beraturan

Dahlia Peony memiliki kelopak yang tumbuh tak beraturan, yang memberikan tampilan alami nan unik. Ketika mekar, bagian pusatnya nampak terbuka, dengan dua baris kelopak yang mengelilinginya.

Baca Juga Beritaku: Bunga Edelweis: 6 Jenis, Cerita Mitos Dan Kiasan Kata Yang Menarik

Cara Perawatan Bunga Dahlia

Bunga Dahlia bukanlah tanaman yang sulit di rawat. Flora ini tidak memerlukan banyak perawatan khusus, cukup di tanam pada tanah gembur dan mendapat cukup sinar matahari, Dahlia bisa tumbuh dengan sehat.

Namun, bukan berarti tanaman ini kebal terhadap hama dan penyakit tanaman. Secara umum, beberapa penyakit yang kerap menjangkit Dahlia di antaranya:

  • Batang membusuk, terjadi ketika Dahlia tumbuh di tanah basah dan kurang mendapat sinar matahari. Bagian yang membusuk harus di buang. Jika akar atau umbinya belum terkena pembusukan, keduanya bisa di tanam kembali.
  • Virus Mosaik, merupakan virus kerdil yang merusak daun. Jika terkena virus ini, seluruh tanaman Dahlia harus di buang, agar tidak menularkan virus pada tanaman lainnya.
  • Botrytis, adalah virus yang menyebabkan tunas membusuk dan menyelimuti tanaman dengan jamur berwarna abu-abu. Bagian yang terkena harus di buang.

Selain itu, beberapa hama juga mejadi ancaman kesehatan Dahlia. Beberapa di antaranya:

  • Kutu Daun
  • Thrips
  • Tungau
  • Wereng
  • Siput

Makna, Filosofi, dan Penataan Bunga Dahlia

Dalam dunia floristry, bunga Dahlia memiliki arti “penghormatan”. Tampilannya yang indah dan elegan, menunjukkan makna martabat, komitmen, dan keabadian.

Dahlia kerap dijadikan simbolisasi hal-hal tersebut. Karenanya, buket dengan bunga Dahlia umum ditemukan pada acara-acara tertentu, seperti pernikahan atau seremoni pensiun.

Meskipun mudah beradaptasi, bunga Dahlia termasuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan.

Untuk dapat mengembangbiakkan Dahlia, dibutuhkan ketelatenan, ketegaran, dan kecermatan tingkat tinggi.

Maka tak absurd rasanya ketika bunga Dahlia difilosofikan sebagai simbolisasi sebuah kesabaran.

Ketika ada rekan yang tengah dirundung permasalahan, buket Dahlia bisa diberikan sebagai bentuk penyemangat, serta sebagai pengingat agar tetap bersabar menghadapi ujian kehidupan.

Baca Juga Beritaku: Daun Gedi: Pengertian, 7 Jenis, Kandungan, Manfaat, Serta Bahayanya

Bunga Anti Jablay

Bunga Dahlia anti jablay, bukan berarti bunga ini memiliki khasiat menjauhkan pria dari wanita sundal.

Seperti kita ketahui, kebanyakan kupu-kupu malam melacurkan dirinya karena himpitan beban ekonomi. Mencari jalan pintas, menggadaikan harga diri demi sejenenak melegakan dahaga akan rupiah.

Berhias di kala petang, menyelimuti diri dengan wewangian menusuk hidung. Terjaga sepanjang malam, menjajakan diri, menggoda kumbang-kumbang berhidung belang.

Remang malam, temaram lampu jalan, menjadi sahabat setia para kembang yang mekar di tengah gulita.

Binatang-binatang kelaparan tentu tergoda bau dosa yang begitu menyengat. Perlahan berderap, bersiap memangsa gula-gula bersuara mesra.

Seratus dua ratus ribu, sejuta dua juta, dibakar habis bersama gairah yang membutakan batin.

Maka dari itu, ketika dunia yang carut marut menggoyahkan iman, menggoda nurani agar terjun menggeluti persundalan, ingatlah akan kembang Dahlia.

Dahlia hanyalah tanaman perdu, yang bahkan tak memiliki wangi memikat seperti Mawar. Bukan tanpa wangi, tapi juga tak punya duri untuk mempertahankan diri.

Namun Dahlia tetap mekar, kelopaknya terbuka indah, membawa semarak pada langit yang nampak abu-abu.

Ketika digempur kesulitan, ia tetap tabah, bersabar menanti secercah matahari, serta serintik hujan untuk menyapa. Tinggi rendah tanah tak jadi soal, dimanapun tanah terhampar, di sana Dahlia berakar.

Untuk para pria, kejantananmu tak dihitung dari banyaknya nektar bunga yang kau hirup. Kembang-kembang cabo memang bisa melepas dahaga, tapi melepas rindu akan belaian lembut jemari wanita.

Tapi sungguhlah nektarnya itu beracun. Petiklah Dahlia yang murni, yang dengan tabah mempertahankan kesuciannya.

Seorang filsuf dari barat pernah mengatakan ini:

Wanita, berlian yang mempesona dan perhiasan berkilauan telah memenangkanmu citra semu bak seorang ratu. Tak disangka disekelilingmu hanya tinggal parasit yang materialistis. Yang tertinggal kemudian hanyalah aroma beracun yang angkuh, arogan, memikat tapi juga bisa membunuh. Wanita, saat engkau memberi hormat pada kekayaan, memuji ketenaran, serta menyembah kekuatan. Jangan lagi bertanya pada Kutilang yang pernah bernyanyi, ia sudah terbang jauh, suaranya telah parau. Suara emasnya sekarang lenyap, demi jiwanya yang sejati, bermartabat, dan murni”.

Daftar Pustaka:

  1. Widyatmoko, Didik. 2011. Prebiotik Inulin dari Umbi Bunga Dahlia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Diakses pada 03 Februari 2021.
  2. Katz, Solomon H. 2002. Encyclopedia of Food and Culture. New York: The Tale Group.
  3. Facts about Dahlia. Health Benefits Times. Diakses pada 03 Februari 2021.
  4. Bunga Dahlia – Taksonomi, Morfologi, Asal, Sebaran & Aneka Jenis Bunga. Rimba Kita. Diakses pada 03 Februari 2021.