Pidato dan ceramah islami merupakan bentuk dari 5 jenis dakwah, yang memiliki bentuk dan variasi bahasa, baik teori maupun aplikasinya.
Beritaku.id, Organisasi Dan Komunikasi – Frasa tercipta, membentuk sebuah kalimat, lalu paragra. Yang melebur menjadi satu makna dengan tujuan memberikan hikmah serta nilai-nilai kehidupan manusia yang berpijak dalam bumi Tuhan-Nya.
Oleh: Ayu Bumiayu (Penulis Organisasi Dan Komunikasi)
Allah pun menyeru kepada ummat manusia, “Serulah kebaikan walau satu ayat”. Begitulah cara-Nya mengajarkan ummat-Nya agar terus mengumandangkan kebenaran dan nilai-nilai taqwa pada-Nya lewat berdakwah, ceramah, serta berpidato.
Baca juga beritaku: Orasi Dan Pidato: Sejarah, Definisi, Persamaan Dan 5 Perbedaan
Bermula dari Rosul-Nya, lalu para sahabat, serta turun temurun hingga pada keturunan Nabi Adam.
Siapa yang tidak mengenal dengan arti kata “Dakwah”, yang mana hal tersebut merupakan frasa yang sudah tidak asing bagi kita. Terutama dalam masa penyebaran agama Islam saat zaman Rasululllah, hingga ke para sahabat-sahabat beliau, bahkan sampai dengan Walisongo.
Namun berbicara mengenai “dakwah”, ternyata dalam al-Qur’an Allah sudah berfirman yang pada intinya adalah. Ummat Islam harus menyerukan kepada kebaikan walau satu kalimat, walau satu ayat Al-Qur’an, dsb.
Maka sangat penting bagi para pendakwah untuk bisa melakukan dakwah yang bertujuan agar semua pesan bisa tersampaikan kepada mad’u atau audience.
Dan merujuk pada hal tersebut, maka akan berkaitan dengan pemilihan kata, yang menjadi salah satu aspek penting agar audience paham dengan apa yang kita katakan.
Oleh karenanya, banyak yang menyarankan untuk pendakwah bisa menguasai variasi berdakwah, terutama dalam pembukaan dakwah. Tapi, apa alasannya? Mari kita bahas.
Variasi Pembukaan Dakwah
Dari pengertiannya saja “dakwah” merupakan kegiatan menyeru kepada ummat muslim dan mengajak mereka kepada keselamatan dan kebaikan. Serta menghindarkan mereka dari keburukan, serta celaka jika mereka melakukan larangan Allah SWT.
Dan biasanya dalam dakwah terutama di Indonesia, memiliki beberapa kategori penerima dakwah.
Yakni yang pertama adalah orang awam. Yang belum memahami betul bagaimana ilmu agama Islam dengan baik, hingga ke akademisi yang memang sudah paham betul dengan ilmu agama.
Karena keberagaman penerima dakwah, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Bagi para da’i untuk bisa menyampaikan materinya secara utuh agar audience atau mad’u bisa mengambil hikmah dari materi dakwah. Maka ada yang namanya “bahasa” sebagai variasi dari berdakwah, terutama pada pembukaan dakwah.
Dan kenapa harus ada variasi dalam pembukaan dakwah? Yang paling utama adalah, membuat mereka fokus kepada sang dai yang akan menyampaikan materi dakwah.
Sehingga tujuannya adalah dapat membuat mereka mengerti serta mengambil hikmah dari materi yang mereka dapatkan.
Terlihat mudah, tapi tidak pada kenyataannya. Untuk bisa melakukan variasi pembukaan dalam berdakwah, ada baiknya pendakwah paham terlebih dahulu mengenai teori “bahasa”, atau yang dikenal dengan teori linguistik.
Baca juga beritaku: Pidato Khotbah dan Ceramah: Perbedaan 3 Jenis Dakwah Dan Contoh
Teori Linguistik
Teori linguistik atau ilmu linguistik, merupakan ilmu bahasa yang mengkaji beberapa aspek mengenai bahasa, seperti unsur-unsurnya, ciri, sampai dengan keterkaitan antara bahasa satu dengan bahasa lain. Sehingga menimbulkan sebuah makna.
Meski teori ini biasanya dipakai untuk mengkaji beberapa bahasa sehari-hari. Namun teori ini juga bisa terkait dengan melakukan public speaking, salah satunya adalah berdakwah.
Salah satu ahli linguistik yakni Ferdinant De Saussure yang merupakan seorang ahli bahasa dari Prancis. Mengatakan bahwa linguistik termasuk ke dalam kelembagaan masyarakat.
Artinya, bahasa sangat erat kaitannya dengan masyarakat, baik dalam percakapan sehari-hari, ataupun dalam public speaking, dalam hal ini adalah berdakwah.
Alhasil hal tersebut merujuk kepada perbedaan golongan masyarakat, yang mana kita harus memperhatikan tata bahasa, penuturan bahasa agar tujuan, topik, dapat tersampaikan dengan baik.
Dari beberapa argument tersebut, terlahirlah teori turunan dari linguistik yakni sosiolinguistik.
Teori ini merupakan teori yang mengatur bagaimana cara bertutur kata saat berpidato di depan banyak orang, berorasi, termasuk dalam berdakwah.
Baca juga beritaku: Kalimat Penutup Islami: Pidato, Ceramah, 3 Organisasi Mahasiswa
Jenis-jenis dakwah
Maka beberapa penjelasan tersebut, timbul hal yang erat kaitannya dengan jenis-jenis dakwah. Yang mana hal tersebut bertujuan da’i bisa menyampaikan pesan yang ingin mereka katakan kepada audience atau mad’u dengan memperhatikan bahasanya. Beberapa jenis dakwah tersebut, antara lain:
Dakwah Fardiah
Merupakan dakwah yang biasanya berupa nasehat, masukan, dan sebagainya kepada satu orang. Biasanya bahasa yang bisa kita gunakan untuk melakukan dakwah ini adalah bahasa sehari-hari, yang biasanya kita pakai.
Dakwah Bi-lisan
Dakwah ini mempunyai cakupan orang yang lumayan banyak. Dan biasanya dalam bentuk ceramah agar semua tersampaikan dengan baik kepada mad’u. Untuk pemilihan bahasanya sendiri, tergantung dengan situasi. Apakah kalian berdakwah dalam acara pengajian yang notabennya adalah orang yang belum mahir dalam ilmu agama, atau sebaliknya.
Makanya sangat penting untuk melakukan kroscek terlebih dahulu sebelum menggunakan jenis dakwah ini.
Dakwah Bit-Tadwin
Jenis dakwah yang satu ini merupakan jenis dakwah yang sekarang banyak para ulama dan da’I pakai. Yakni dengan cara membukukan atas pemikirannya mengenai suatu pandangan ilmu agama, guna membuat audience lebih mendalami tentang ilmu agama yang mereka bahas.
Dakwah Bil-Hal
Merupakan jenis dakwah yang lebih menekankan pada contoh atau hasil dari sebuah perbuatan tertentu yang positif. Sehingga mad’u dapat meniru dari jejak sang da’i.
Biasanya menggunakan bahasa yang memang menginterpretasikan pengalama da’I, sehingga para audience mudah dalam menangkap inti dari pengalaman yang da’I tersebut ceritakan.
Dakwah Bil-Hikmah
Merupakan dakwah yang memyampaikannya menggunakan cara yang sangat bijaksana. Dengan menggunakan metode pendekatan sedemikian rupa, guna membuat objek dakwah bisa melaksanakan beberapa hal yang kita sampaikan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Dan mereka melakukannya atas kemauan mereka sendiri.
Maka, banyak yang menyarankan untuk berhati-hati dalam pemilihan kata. Tidak boleh seperti sedang menggurui, apalagi mempengaruhi. Sehingga mereka bisa menerima dengan lapang dada.
Baca juga beritaku: Pembukaan Pidato Terkeren Dalam Sebuah Acara Formal Dan Semiformal
Bentuk dan Jenis Pembukaan Dakwah: Ceramah Islami
Bentuk dari dakwah ini ada berbagai macam, salah satunya adalah berpidato, ceramah islami, dan sebagainya.
Maka ada beberapa jenis pembukaan tersebut, dengan tujuan agar kalian bisa memahami serta dapat mempraktekkan saat melaksanakan pidato atau ceramah kepada banyak orang. Maka beberapa bentuknya antara lain:
Pembukaan Pidato Tentang Kebersihan
Biasanya untuk topik demikian, kita bisa kaitkan dengan keindahan alam karena Kuasa-Nya yang menciptakan hal tersebut, sehingga sangat penting untuk memperhatikan kebersihan.
Contoh kalimat: angin berhembus, menyegarkan dataran bumi yang semakin gersang.
Bahkan anginnya tertiup sampai permukaan batu-batu besar yang diterpa ombak pantai. Kita seakan dibuat lena dengan mudahnya bernafas, dan membiarkan tanah tergilas bersamaan dengan plastik, kertas, serta limbah lain yang ada.
Begitulah sebab Allah menyeru kepada muslim untuk menjaga kebersihan lingkungan hidup manusia.
Pembukaan Pidato Tentang Disiplin
Untuk mengawali pembukaan topik ini, biasanya dikaitkan dengan waktu sholat sebagai barometer dari sebuah kedisplinan para umat muslim. Sehingga pada kenyataannya mereka sedang berlatih untuk dispilin waktu, dimulai dengan memperhatikan waktu yang tepat untuk sholat fardhu maupun sunnah.
Contoh kalimat: Sungguh betapa Rosul menyayangi Ummatnya. Merayu Tuhan-Nya untuk memberi belas kasih kepada ummat dengan mengerjakan sholat 5 waktu.
Dan begitu bijak-Nya, membagi 5 waktu menjadi beberapa masa agar ummat dapat menunaikannya.
Maka, tercipta disiplin yang patut untuk kita patuhi, dan hal itu adalah ajaran dari Sang Pencipta dan Penguasa Hidup manusia di muka bumi ini.
Mukadimah Tentang Kesehatan
Kalian bisa menyangkut pautkan antara hidup manusia sebagai salah satu nikmat yang Allah berikan kepada Ummat-Nya yang hidup di dunia. Dan mengakhiri bahwa sebenarnya, kesehatan itu penting untuk kita jaga.
Contoh kalimat: Manusia dengan riang dapat melangkah, menghitung jejaknya di tanah.
Manusia dengan riang lidahnya dapat merasakan asam, manis, pahit, serta masamnya makanan, bahkan menyisakan di pipi mereka, sebutir makanan yang mereka makan.
Mereka terlena, dan lupa, bahwa kenikmatan tersebut bisa hilang atas kehendak Sang Pencipta. Dan pada akhirnya manusia akan terkulai lemas, tak berdaya. Bertanda bahwa teguran Allah menjaga kesehatan benar adanya.
Opening Ceramah Islami Tentang Orangtua
Opening Islami untuk topik ceramah ini bisa kalian kaitkan antara perjuangan mereka, senyum dari mereka untuk kita, dan kaitkan juga kepada kasih sayang mereka.
Sehingga sebuah hadist itu nyata bahwa ridhonya Allah, bersumber dari ridhonya orang tua.
Contoh kalimat: seulas senyum manis, genggaman tangan kita karena telah mendapatkan dunia yang kita mau.
Adalah sumber dari tangan baja sang ayah, isak tangis sepertiga malam dari ibu, yang menjelma, mengetuk hati Sang Khalik agar kita dapat meraih dunia itu.
Ridhonya Allah, merupakan ridho dari orang tua, itulah mengapa frasa itu tercipta dalam firman-Nya.
Pembukaan Pidato Tentang Pengabdian Istri
Topik tersebut bisa kita buat dengan awalan pembukaan yang mengaitkan tentang cinta sebuah pasangan, yang menjelma menjadi pasangan suami istri. Keduanya saling melengkapi, terutama untuk istri yang menjadi support bagi suami. Hal tersebutlah yang menjadi sebuah pengabdian istri untuk terus mendampingi suami.
Contoh kalimat: dua insan tercipta oleh Sang Khalik dengan bentuk dan jenis yang berbeda. Salah satunya dari tulang rusuk Adam, yang menjelma menjadi Hawa, penyejuk hati Adam pada masa hidupnya baik dalam surga maupun dunia.
Begitu juga dengan hawa, yang mengikrarkan janji untuk selalu mendampingi Adam, kala susah, atau senang. Hal tersebut menjelma menjadi pengabdian istri kepada suami, yang insya allah Allah meridhoi.
Baca juga beritaku: MC Formal: Definisi, Profesionalitas, Rundown, 3 Contoh Pembukaan dan Penutupan Berkesan
Penutup
Jadi, dari beberapa penjelasan tadi apa yang bisa kita simpulkan? Ialah harus belajar kembali dalam memilih kata untuk berdakwah (Pidato serta ceramah Islami) mengingat kita berdakwah bukan hanya untuk satu kalangan saja.
Ada begitu banyak orang yang membutuhkan sebuah pencerahan.
Kita sebagai orang yang mendapatkan pencerahan tersebut, sudah seharusnya memberikan pencerahan juga kepada mereka dengan bentuk dakwah, ataupun yang lain.
Sehingga bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri, namun juga orang lain.
Serta dalam melakukan dakwah pun harus melakukan variasi kata atau bahasa. Titik poinnya adalah membuat mereka bisa fokus dengan materi yang kita sampaikan kepada mad’u.
Dan goals supaya mad’u bisa mengimplementasikan beberapa hikmah yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Maka hal tersebut merujuk pada jenis dakwah yang bisa kita pahami, guna sebagai patokan bahasa yang seperti apa serta tindakan yang bagaimana guna mereka bisa paham dengan materi yang kita berikan kepada mad’u. Antara lain ada Dakwah Bil-Hal, Bil-Hikmah, Bil-Lisan, dan sebagainya.
Sekian dari pembahasan kali ini ya, semoga menginspirasi.