Formatur pemilihan khalifah
Perang tabuk (Foto: dalamislam.com)

Formatur Pemilihan Khalifah: 6 Formasi Pemilihan Pasca Umar Bin Khatab

Diposting pada

Umar Bin Khatab adalah salah satu teladan bagi umat muslim. Sebelum Khalifah kedua ini wafat, ia telah menunjuk formatur untuk pemilihan khalifah penggantinya. Siapa sajakah mereka dan bagaimana cara penunjukannya? Mari kita simak.

Beritaku.id, Berita Islami – Pemimpin yang baik tentu memiliki kekhawatiran tentang siapa yang akan menggantikannya melindungi rakyat. Pembuatan sistem baru, untuk pemilihan khalifah selanjutnya mulai memiliki formatur terbaiknya. Formatur itu telah dibuat oleh Umar Bin Khatab menjelang kepergiannya.

Oleh: Ulfiana (Berita Islami)

Umar Bin Khatab begitu terkenal di kalangan umat muslim. Ia adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar terkenal akan kesederhanaannya sebagai khalifah.

Meski tampak luar ia begitu keras, namun hatinya begitu lembut. Sering ia menangis karena mendengar ayat-ayat allah.

 ia keras dengan kaum kafir, namun lembut dengan kaum muslim. Ia juga bersikap begitu lembut pada istrinya.

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, Umar menjadi pembela islam nomor satu. Ia adalah orang terdepan dalam membela islam.

Keteladanan Umar Bin Khattab

Sangat banyak sifat terpuji dari Umar Bin Khatab yang bisa kita teladani. Diantaranya adalah:

Umar Bin Khatab Sangat Pemberani

Umar adalah seorang yang memiliki keberanian tinggi. Ketika ia telah yakin dengan sesuatu, ia akan membela sesuatu itu tanpa ada rasa takut sedikitpun. Sifat itu telah ada padanya sejak ia menjadi pemimpin kaum Quraisy, hingga akhirnya menjadi khalifah kedua.

Keberanian yang Umar miliki, juga menjadi salah satu pertimbangan Rasulullah untuk mendoakan hidayah pada dua Umar. Dua Umar itu adalah Amr Bin Hisyam dan Umar Bin Khatab.

Dengan masuknya Umar ke islam, penyebaran islam menjadi lebih mudah ketika sebelumnya secara sembunyi-sembunyi.

Kesederhanaan Khalifah

Meskpun Umar telah menjadi khalifah, Umar tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia tidak belebih-lebihan dalam harta. Ia bersama keluarganya tetap mendiami rumahnya dan tidak tinggal di gedung yang tinggi.

Daripada kasur yang empuk, Umar memilih tidur menggunakan pelepah kurma sama seperti Rasulullah. Ketika bangun, pelepah itu akan membekas di punggungnya yang keras.

Begitu sederhananya ia, sampai-sampai ketika ada utusan dari kerajaan lain, ia sedang tidur di bawah pohon kurma tanpa alas. Ia juga tidak memakai pakaian kebesaran seperti pemimpin kerajaan lain.

Tentu utusan itu, tidak menyangka bahwa Umar adalah seorang khalifah.

Umar Bin Khatab Adil

Umar adalah seorang yang adil. Ia adalah sosok yang tidak membeda-bedakan antara rakyatnya dengan keluarganya sendiri. Jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan, maka ia akan menghukum dengan adil.

Bahkan jika keluarganya sendiri berbuat salah, hukumannya justru lebih berat dari yang lain. Umar juga adil dalam memberikan ghanimah maupun harta dari baitul mall.

Sosok Umar adalah tokoh yang bisa menerapkan keadilan murni tanpa cacat.

Umar Gemar Bermusyawarah

Ia tidak pernah merasa lebih tinggi dari rakyatnya. Baginya, rakyatnya adalah guru yang akan menunjukannya pada kebaikan.

Itu sebabnya ketika akan memberikan sebuah kebijakan, Umar selalu meminta pendapat kepada para sahabatnya.

Kenapa Umar Disebut Singa Padang Pasir

Umar bin Khattab (Foto: kalam.sindonews.com)

Umar memiliki julukan Asadullah atau singa padang pasir. Julukan ini tersematkan pada Umar karena ketegasan, keberanian, serat kegarangan Umar.

Bahkan sampai-sampai setan takut kepada Umar. Rasulullah pernah berkata bahwa jika Umar berjalan, setan yang bertemu dengannya akan mencari jalan lain yang tidak Umar lalui.

Ketika berperang melawan pasukan quraisy di padang pasir, Umar tampil gagah berani. Ia tidak memiliki ketakutan sedikitpun seperti seekor singa di padang pasir.

Kaum kafir qurasy juga menyeganinya. Mereka tau Umar Bin Khatab sangat kuat dan keras, ditambah pula ia adalah seorang yang pemberani dan tak takut mati.

Keberanian Umar Bin Khatab Berhijrah

Ketika Ia akan hijrah ke Yastrib, ia tidak menyembunyikan kabar hijrahnya. Berbeda dengan kaum muslimin lain yang berhijrah secara sembunyi-sembunyi, ia justru menantang orang yang ingin menghalanginya. Ia berteriak menantang:

“Barang siapa yang mau anaknya jadi yatim, istrinya jadi janda, orang tuanya kehilangan anak, silahkan temui aku di lembah belakang kota.”

Tentu tak ada yang berani menghalangi Umar Bin Khatab berhijrah.

Siapa Yang Membunuh Umar Bin Khattab, Bagaimana Cara dan Alasannya?

Orang itu adalah Fairuz atau lebih terkenal dengan nama Abu Lu’luah.

Kronologi Wafatnya umar

Ketika itu subuh tanggal 26 Dzulhijah tahun 23 H. Umar Bin Khatab berdiri menjadi imam shalat. Sama seperti bisa, sebelum sholat ia melihat jamaahnya. Ia berjalan di sela-sela shaf dan mengatakan “luruskan shafnya!”.

Ketika barisan telah rapat dan lurus, Umar Bin Khatab mulai kembali ke tempatnya dan membaca takbir. Saat itu mungkin surat yang ia baca adalah surat Yusuf atau An Nahl menurut Umar bin Maimun.

Ketika Umar Bin Khatab bertakbir selanjutnya, ia mendapati sebuah belati telah menikamnya. Sebanyak 6 kali tusukan melayang ke tubuh Umar, salah satunya pada panggulnya. Jamaah shalatpun berteriak histeris.

Umar terkapar dan tersungkur berlumuran darah.

Abu lu’luah, budak dari persia itu menusuk Umar Bin Khatab ketika menjadi imam shalat. Ia lari membawa pisau belati bermata dua.

Shaf-shaf sholat ia tembus sambil menikamkan belatinya ke jamaah lain. Ke kanan dan ke kiri hingga ada 13 orang yang terkena tusukannya.

Salah satu dari jamaah yang melihat itu, melemparkan burnusnya untuk menangkap abu lu’luah. Kesadarannya sampai di titik ia tak mungkin bisa lolos. Ketika ia begitu yakin akan tertangkap, belati tersebut ia tikamkan kepada dirinya sendiri. Hingga, akhirnya mati.

Umar langsung dibawa ke dalam rumah. Ia kemudian bertanya, siapa yang menusuknya. Ketika tau bahwa yang membunuhnya adalah seorang majusi bukan muslim, ia bersyukur.

Mulanya, semua orang mengira Umar akan sembuh. Namun, pandangan itu berubah ketika Umar minum ramuan dari tabib, ramuan itu keluar melalui lukanya.

Ia tidak menunjuk siapa penggantinya, ia hanya menyebutkan kandidat yang akan memutuskan siapa penggantinya. Kemudian, meminta Abdullah bin Umar untuk meminta izin pada Aisyah.

Abdullah menyampaikan, ayahnya ingin bisa dimakamkan di dekat Rasulullah dan Abu Bakar. Aisyah pun menyetujuinya.

Subuh berdarah itu menelan 7 korban yang meninggal dunia. Termasuk salah satunya adalah Umar bin khatab.

Alasan Penusukan

Abu Lu’luah adalah budak dari Al Mughirah bin Syubah. Ia adalah seorang majusi dari persia. Menurut beberapa riwayat, ia begitu dendam pada Umar yang berhasil menaklukan persia, tanah kelahirannya.

Ia tidak terima orang arab yang begitu sederhana berhasil menaklukan Persianya yang begitu modern.

Baca juga beritaku: Khalifah Umar

Sistem Formatur Pemilihan Khalifah Usman Bin Affan Pasca Umar Bin Khattab

Sebelum meninggal, Umar telah menyiapkan formatur penggantinya untuk berdiskusi dalam pemilihan khalifah selanjutnya. Ia hanya berkaca dengan situasi ketika Rasulullah wafat.

Saat itu terjadi kebingungan diantara umat muslim dalam menentukan pemimpin. Hampir-hampir mereka terpecah untuk mendukung pilihannya.

Itu sebabnya menjelang wafatnya, Umar menunjuk 6 sahabat yang ia rasa pantas untuk menjadi khalifah.

Pemilihan 6 Formatur Unggulan Khalifah Umar Bin Khatab

Umar berharap, adanya 6 orang yang merupakan sahabat unggulan ini, mampu memilih pemimpin diantara mereka sendiri.

Mereka adalah:

– Ali Bin Abi Thalib.

– Abdurrahman Bin Auf.

– Sa’ad Bin Abi Waqqas.

– Utsman Bin Affan.

– Zubair Bin Awwam.

– Thalhah Bin Ubaidillah.

Namun, ketika putusan mulai berlangsung, Thalhah berada di luar Madinah. Akhirnya, pemilihan itu hanya jatuh pada 5 orang yang ada.

Sistem Pemilihan Khalifah Dari Para Formatur

Mereka akan menunjuk salah seorang diantara mereka untuk menjadi khalifah selanjutnya dengan musyawarah.

Agar tidak terjadi keributan yang menyebabkan proses pemilihan berhenti, Umar memerintahkan mereka untuk bersepakat dengan suara yang bulat dalam memilih.

Jika perlu, ia menambahkan anaknya, Abdullah Bin Umar untuk ikut dalam pemilihan jika terjadi kebuntuan. Syaratnya, Abdullah Bin Umar tidak boleh dipilih.

Proses Pemilihan Formatur Terbaik Khalifah

Ketika terjadi proses pemilihan, Zubair menarik diri. Ia memilih untuk mendukung Ali Bin Abi Thalib. Sa’ad Bin Abi Waqas memilih Utsman Bin Affan.

Hanya tersisa Abdurrahman Bin Auf untuk menjadi penentu. Abdurrahman Bin Auf kemudian mengajukan pertanyaan kepada dua calon khalifah secara terpisah.

Pertanyaannya sederhana, apakah mereka akan mengikuti jejak dari khalifah-khalifah sebelumnya.

Ali menjawab, ia akan mengikuti Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Sedangkan Utsman Bin Affan mengiyakan, tanpa ada jawaban lain.

Mendengar kedua jawaban yang cukup berbeda itu, Abdurrahman Bin Auf memutuskan untuk memilih Utsman Bin Affan.

Jadilah Utsman Bin Affan menggantikan Umar Bin Khatab untuk memegang kepemimpinan khalifah selanjutnya.

Pesan Akhir Umar Bin Khattab Sebelum Wafat Tentang Formaturnya dalam Pemilihan Khalifah

Ketika sedang menyiapkan musyawarah calon penggantinya, Umar berkata:

Wahai kaum muhajirin! Sesungguhnya rasulullah saw telah wafat, dan beliau menyukai kalian semua.

Oleh sebab itu, aku telah memutuskan untuk menjadikan kalian dalam pemilihan khalifah dengan musyawarah. Agar, kalian bisa memilih salah satu dari kalian untuk menjadi khalifah.

Jika lima orang dari kalian menyetujui satu orang, dan ada satu orang yang menentang, maka bunuhlah orang itu. Jika ada 4 orang berada di satu sisi dan 2 orang disisi lainnya, maka bunuhlah dua orang tersebut.

Dan jika ada tiga orang di satu sisi dan tiga orang disisi lainnya, maka abdullah bin Umar akan punya hak suara sehingga khalifah selanjutnya akan ia pilih. Dalam hal ini bunuhlah, tiga orang yang berlawanan itu.

Jika kalian semua mau, kalian bisa mengundang beberapa orang penting dari kaum anshar sebagai pengamat. Tapi, khalifah harus salah satu dari kaum muhajirin, dan tidak salah satu dari kaum anshar.

Mereka tidak mendapatkan bagian dari khliafat itu. Pemilihan ini harus kalian lakukan dalam waktu tiga hari.

Profil Singkat Sahabat Yang Menjadi Formatur Pemilihan Khalifah Pasca Umar

Profil para sahabat di masa Umar bin Khattab (Foto: cnnindonesia.com)

Berikut ini  adalah profil singkat dari para sahabat yang menjadi kandidat pemilihan khalifah selanjutnya.

Ali Bin Abi Thalib

Ali Bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Rasulullah. Sosoknya cerdas dan bijaksana. Kecerdasannya itu membuatnya menjadi rujukan para sahabat nabi lain ketika Rasulullah telah wafat.

Ia berperan besar dalam dakwah islam terutama masa awal-awal penyebaran islam. Ia masuk islam ketika usianya masih sangat muda.

Ali adalah orang terdepan ketika berada dalam peperangan. Tubuhnya kuat dan fikirannya cerdas. Itu salah satu yang membuatnya layak menjadi calon khalifah.

Baca juga beritaku: Ali Bin Abi Thalib

Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin Auf  begitu masyhur namanya. Ia adalah seorang yang pandai berdagang dan memiliki banyak harta. Selain itu, sosoknya cerdas dan bijaksana.

Abdurrahman Bin Auf adalah seorang yang termasuk As Sabiqunal Awwalun. Itu adalah julukan bagi 8 orang yang pertama-tama masuk islam.

Julukan itu juga menjelaskan keistimewaan kedudukannya di hadapan Rasulullah SAW. Ia juga termasuk sebagai salah seorang dari 10 orang yang dijamin masuk surga.

Sa’ad Bin Abi Waqqas

Saad Bin Abi Waqash adalah salah satu dari 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Ia berasal dari Bani Zuhrah.

Terkenal akan kecerdasannya, membuatnya masuk dalam agama islam saat umurnya 20 tahun. Imannya begitu teguh ketika ibunya meminta untuk kembali ke agama leluhurnya.

Saad juga terkenal sebagai orang pertama yang menumpahkan darah kaum kafir. Ia memukulkan tulang unta pada seorang Quraisy yang mengejeknya saat shalat.

Utsman Bin Affan

Utsman Bin Affan adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang utama. Rasulullah SAW menikahkan kedua putrinya dengan Utsman. Itu sebabnya, ia mendapat julukan Dzun Nurrain atau pemilik dua cahaya.

Utsman terkenal akan kelembutan dan kedermawanannya. Ia adalah orang kaya diantara penduduk Mekah lain. Ia telah mewakafkan banyak hartanya di jalan Allah SWT.

Selain itu, pribadinya begitu pemalu, sampai-sampai malaikat juga malu pada Utsman.

Baca juga beritaku: Utsman bin Affan

Zubair Bin Awwam

Zubair bin Awwam adalah seorang yang termasuk 10 orang pertama yang masuk islam. Ia juga termasuk salah seorang sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

Zubair bin Awwam begitu teguh dalam keislamannya. Pernah suatu kali pamannya memasukkannya dalam karung dan membakarnya, ia tetap tidak meninggalkan agamanya. Pribadinya juga begitu kuat dan membuatnya sering ikut dalam perang.

Thalhah Bin Ubaidillah

Sahabat nabi ini adalah yang termasuk dalam 10 orang yang dijamin masuk surga.

Keberanian Thalhah begitu terkenal. Ketika perang Uhud, tubuhnya menjadi perisai bagi Rasulullah SAW yang tengah terkepung. Jari-jarinya terputus karena menahan panah dengan tangannya.

Itulah kisah singkat tentang sahabat nabi. Mulai dari keteladanan khalifah Umar Bin Khatab sampai caranya menunjuk khalifah penggantinya.

Umar Bin Khatab memberikan contoh tentang mengedepankan musyawarah dalam memutuskan sebuah hal penting.

Juga, menunjuk orang yang mulia untuk posisi yang tepat. Sesuatu yang sebenarnya butuh pemimpin saat ini lakukan.

Sumber: wikipedia, timesindonesia, republika, akurat.co