Harta yang banyak tidak selalu membawa nikmat. Apalagi jika tidak dapat menggunakannya secara bijak dalam hidup yang singkat ini. Sahabat Rasulullah telah memberi contoh bagaimana cara bijak mengelola harta. Bahkan beberapa pidato dan ceramah juga kerap menyinggungnya.
Sesungguhnya dunia ini hanya sementara. Maka bijaklah dalam hartamu dan pikirkanlah akhiratmu. Kelak di sanalah hidupmu yang abadi.
Oleh Tika (Penulis Berita Islam)
Hukum memiliki Harta
memiliki harta adalah keinginan setiap orang. Sebab itulah orang-orang berlomba-lomba mencari harta baik itu secara legal maupun ilegal.
Sebenarnya kebahagiaan menurut pandangan Islam tidaklah semata-mata terletak pada banyaknya harta. Terutama ketika harta itu memiliki pertanggungjawaban yang sangat berat di akhirat nanti.
Sebagaimana pesan Rasulullah yaitu akan ada 4 perkara yang membutuhkan pertanggungjawaban dihadapan Allah yaitu umur, ilmu, tubuh, dan harta kekayaan.
Dalam surat al-baqarah ayat 55 Allah mengingatkan bahwa semua yang ada di bumi ini merupakan milik Allah namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. Dan ingatlah sesungguhnya Janji Allah itu benar.
Dari ayat ini ini kita dapat menyimpulkan bahwa Allah merupakan pemilik sempurna atas segala yang ada di bumi namun kemudian manusia selaku Khalifah di muka bumi lah yang memiliki andil untuk mengelolanya.
Kepemilikan harta pada manusia merupakan barang titipan. Kepemilikan harta dalam kitab fiqih klasik menyebutkan tidak kurang dari 25 macam cara untuk mendapatkan harta antara lain adalah dengan sewa menyewa dan jual beli.
Semua itu boleh dalam prinsip syariat Islam asalkan proses pemilikan harta itu tidak mengandung kedholiman.
Harta memiliki kecenderungan mempengaruhi manusia namun seharusnya manusia sadar bahwa harta yang mereka miliki merupakan pemberian Allah.
Alquran sinyalir dalam banyak ayat. Harta bagi manusia merupakan alat untuk mewujudkan cita-cita dalam hidupnya. Harta juga menjadi alat untuk memperoleh segala kebutuhan hidup manusia.
Islam tidak menghendaki adanya perbedaan individu dengan hak masyarakat terhadap harta.
Para Sahabat Nabi Yang Memiliki Harta Namun Tidak Sombong
Beberapa sahabat nabi ada yang memiliki harta begitu banyak namun tidak sombong. Mereka adalah:
1. Abdurrahman bin Auf.
Terkenal sebagai pebisnis, beliau datang ke Madinah dengan tangan kosong. Beliau memiliki 4 orang istri dan masing-masing mendapatkan warisan sebesar 100.000 Dinar.
Total kekayaannya sebesar 3.200.000 Dinar adalah salah satu Assabiqunal awwalun. Ia juga orang yang dekat dengan surga.
Jika orang lain harus merangkak untuk menuju surga, tidak demikian dengan Abdurrahman. Selain bersedekah, ia juga ikut dalam perang Uhud.
2. Zubair bin Awwam
Ketika wafat Ia hanya meninggalkan kekayaan berupa tanah dan 11 rumah di Madinah.
1 rumah masing-masing di kufah dan di Mesir dan 2 rumah di Basrah. Beliau juga membagikan 1/3 dari total hartanya untuk para cucunya dan dua pertiganya kepada ahli warisnya.
3. Utsman bin Affan
Dia merupakan sahabat nabi yang tergolong paling kaya. Memiliki banyak Dinar dan Dirham serta 1000 ekor unta.
Ia banyak memperjuangkan hartanya di jalan Allah. Hidup dalam kesederhanaan, itulah ciri khas dari Ustman bin Affan.
4. Talhah bin Ubaidillah
Ia adalah salah satu sahabat nabi dari kaum Quraisy. Ia kerap melakukan sedekah sebesar 300.000 Dirham. Masih banyak hal-hal lain yang beliau lakukan demi Islam.
5. Taath Ibn Abi waqqash
Beliau adalah generasi awal yang masuk Islam memiliki kekayaan yang begitu banyak setara dengan 15 miliar. Ia membantu para faqir miskin tanpa menunggu mereka mendatanginya.
Para sahabat Nabi itu juga sering mengamalkan Shalat Dhuha. Shalat Dhuha adalah ibadah yang dapat memperlancar rezeki dan memberikan keberkahan pada harta benda.
Pembahasan mengenai harta sedikit berbeda bagi seorang istri.
Kedudukan hartanya terhadap suami adalah sebatas sebagaimana ia merelakan harta tersebut untuk diberikan kepada suami.
Suami pun tidak berhak menggunakan harta istri tanpa meminta izin istrinya. Namun berkebalikan jika suami yang pelit dan tidak mau menafkahi istri dan anaknya.
Maka istri boleh mengambil seperlunya tanpa sepengetahuan suami.
Ada orang-orang yang setelah memahami hakikat harta dan pertanggungjawabannya, mereka menjadi takut.
Namun ada pula yang sangat tamak dengan harta seolah mereka akan hidup selamanya.
Hidup Yang Sesungguhnya Tidak Melulu Tentang Harta
Hidup yang sesungguhnya seharusnya berlandaskan kepada Ibadah.
Dalam Alquran dan Sunnah Rasul, tujuan hidup manusia adalah menyembah Allah.
Itulah yang paling utama. Menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Manusia harus menjadikan rukun iman dan Islam sebagai salah satu pedoman hidupnya. Sebagaimana firman Allah, “dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.
Tujuan hidup yang lain adalah menjalankan peran manusia sebagai khalifah. Setiap manusia merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri.
Khalifah sendiri maksudnya adalah manusia bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya sendiri dan alam sekitarnya.
Apapun yang manusia lakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat.
Hidup yang sesungguhnya juga memiliki tujuan meneruskan ajaran Islam.
Menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya menjadi penting.
Terutama agar ajaran Islam tetap terjaga.
Firman Allah dalam surat Al-imran ayat 104 berbunyi, “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan. Menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Kita lebih sering membandngkan hidup dengan orang lain. Selalu merasa kurang dan tidak cukup, padahal Alllah masih memberikan usia dan kesehatan. Islam juga mengajarkan untuk bersedekah agar semua golongan merasa cukup.
Baca Juga Beritaku: Harta Di Jalan Allah SWT, Kisah Sahabat Utsman bin Affan RA
Hidup Tidak Hanya Untuk Berlomba-Lomba Mengumpulkan Harta
Rasulullah juga pernah menyarankan agar wanita lebih banyak dalam memberi sedekah. Mengapa? Karena sebagian besar penghuni neraka adalah wanita.
Hidup yang sesungguhnya bukan berlomba-lomba menjadi kaya. Namun berlomba-lomba berbua baik.
Percuma saja harta yang melimpah jika selalu sakit- sakitan. Percuma pula memiliki banyak aset jika selalu mendatangkan kemudharatan.
Hiduplah sewajarnya, bergaul sewajarnya, bahkan bersenang-senang sewajarnya.
Kita tidak tau amalan mana yang diterima jadi jangan mengabaikan sedekah kecil yang dapat dilakukan. Islam telah mengajarkan secara lebih rinci mengenai pengaturan harta.
Mulai dari pengaturan warisan, zakat penghasilan, zakat fitrah, zakat harta benda, dan shodaqoh.
Semuanya memiliki fungsi untuk membersihkan harta dan diri kita. Bahkan sedekah juga dapat menghindarkan kita dari musibah.
Kira-kira apa yang akan terjadi dengan harta yang haram dalam memperolehnya? Artinya adalah kita harus meninggalkan jalan itu untuk mencari harta.
Namun terkadang kita tidak menyadari jika ada setitik harta yang haram. Oleh sebab itulah, sangat penting untuk membersihkan harta melalui sedekah.
Tidak lupa juga untuk sholat Dhuha. Bermunajat agar memperoleh harta yang halal.
Harta bukan segalanya namun segalanya butuh harta. Memang benar seperti itu, namun sebaiknya menggunakannya dengan bijak dan tepat.
Contoh Pidato Dan Ceramah Tentang Kehidupan
Pidato Dan Ceramah, Hidup Ini Singkat
Kalimat Pembuka Ceramah Yang Berisi Tentang Salam Dan Rasa Syukur
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah
Alhamdulillahirobbilalamin
Wabihi nasta’inu ‘ala umuriddunya waddin
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad
Sahabat Muslim rohimakumullah
Marilah kita bersyukur atas waktu, iman, dan islam yang kita miliki saat ini. Dengan itu semua kita dapat berkumpul dan menambah ilmu di sini.
Sholawat tidak boleh terlupakan untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau.
Baca Juga Beritaku: Nabi Sulaiman AS Lengkap Harta Tahta dan Wanita
Kalimat Isi Ceramah Yang Mencakup Pesan Yang ingin Disampaikan
Sahabat Muslim Rohimakumullah
Adakah diantara kalian yang kemari sambil menggerutu? Adakah di dalam pikiran kalian merasa ini hanya buang-buang waktu dan jika kalian tetap bekerja maka akan mendapatkan uang lebih banyak?
Na’udzubillah.
Sebaiknya kita selalu mengingat bahwa dunia ini merupakan persinggahan sementara. Kita tidak akan selamanya berada di dunia.
Ada yang diberikan usia pendek ada pula yang mendapatkan usia panjang. Namun ini semua sebenarnya hanyalah pandangan manusia saja.
Ketika mereka memiliki usia yang panjang mereka mengisinya dengan kesesatan. Maka usia itu tidaklah ada artinya.
Sebaliknya, ada orang yang berusia pendek namun sangat padat dengan amal shaleh dan ibadah. Maka arti dari kehidupannya yang singkat ini adalah besar bagi dirinya.
Mengutip Ayat dan Hadits Menjadikan Isi Ceramah Menjadi Lebih Bagus
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang hal yang melalaikan.
Perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga- bangga tentang banyaknya hartaa dan anak seperti hujan yang tanam tanamannya mengagumkan para petani.
Kemudian tanaman itu menjadi kering lalu hancur. Di akhirat nanti ada azab yang keras serta ampunan dariNya serta keridhaan-Nya.”
kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Allah telah menerangkan hakikat dari dunia yang sedang kita tempati ini. Sebaiknya kita tidaklah tertipu dengan gemerlap kehidupan dunia.
Tidak sedikit silau dengan kemilau harta kekayaan. Kenikmatan yang berlimpah hingga membuat manusia larut dan terbuai dalam keindahan lalu lama-kelamaan menjadi sesat.
Sebaiknya kita selalu memohon perlindungan dari Allah sehingga kita tidak termasuk hamba-hamba yang tersesat. Betapa ruginya orang yang di dunia sudah tersesat maka di akhirat pun sudah pasti akan sengsara.
Lihatlah ke bawah dan jangan selalu membandingkan hidup kita dengan orang lain. Banyak-banyaklah bersyukur, dan jangan tamak. Gunakan harta dengan bijak dan bermanfaat.
Kiranya masih ada saudara kita yang susah, bantulah.
Awalnya mungkin kita merasa sulit bersedekah. Kita menghimpit harta itu dalam pelukan. Padahal Allah telah menjanjikan berbagai kemuliaan bagi orang yang bersedekah dan rela kehilangan hartanya.
Kalimat penutup Ceramah Berisi Doa Dan Harapan
Sahabat muslim rohimakumullah
Demikian pidato singkat mengenai harta dan kehidupan sementara ini. Kurang lebihnya mohon maaf.
Sekiranya ada kebaikan yang dapat diambil, maka ambillah. Buanglah keburukan jika terdapat yang buruk.
Billahi Taufik Wal Hidayah
Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wa Fil Akhiroti Hasanah, Waqina ‘Adza Bannaar.
Assalaamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh
Baca Juga Beritaku: Kehidupan Ekonomi, Politik & Budaya Kerajaan Majapahit 1293 – 1518
Contoh lainnya adalah:
Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh
Alhamdulillah, terima kasih atas kehadiran teman-teman semua.
Sebelum masuk kepada inti ceramah hari ini, coba renungkan.
Masihkah siang dan malam kita berkutat untuk mencari materi? Seandainya besok kita meninggal, sudahkah kita siap? Apakah materi yang kita cari siang dan malam akan menemani kita?
Jika banyak dari kita yang masih menjawab ‘Ya’ maka marilah kita luruskan hakikat harta yang kita miliki.
Seseorang memang harus memenuhi kebutuhan hidup. Semua itu membutuhkan materi. Semua terasa cukup jika kita mencukupkan. Jadi dasarnya adalah dari diri kita sendiri terlebih dahulu.
Memang seorang muslim dianjurkan menjadi kaya raya. Mengapa? Agar bisa membantu sesamanya. Agar bisa berderma dan menyantuni. Ingatlah jika kelak harta itu mempunyai pertanggungjawabannya sendiri.
Wallahu A’lam
Wassalaamu ‘alaikum warohmatullah wabarokatuh.