Beritaku.Id, Internasional – Krisis di Arab Saudi berlanjut. Dengan alasan Isu Kudeta, 3 anggota kerajaan Arab Saudi termasuk saudara dari raja, ditahan oleh Putera Mahkota Kerajaan, Sabtu (7/3/2020).
Setelah krisis menanggapi Corona dan mencegah Corona masuk ke negara tujuan Haji Muslim sedunia tersebut. Kondisi Arab Saudi semakin mengalami krisis.
Isu Kudeta Pemerintahan
Penangkapan 4 orang tersebut, dilakukan pada hari Jumat, 6 Maret 2020, karena dituding melakukan pengkhianatan.
Berdasarkan laporan dari New York Times. Mereka yang ditahan adalah Putra Mahkota dizaman pemerintahan King Abdul Azis, yakni Ahmed Bin Abdulazis.
Pangeran Mohammed bin Nayeb serta Pangeran Nawaf bin Nayeb.
Pangeran Ahmed bersama Pangeran Mohammed dituding akan melancarkan aksi kudeta terhadap kepemimpinan Raja Salman.
Dalam sejarah pemerintahan Arab Saudi, sejak tahun 2015. Ketika Raja Salman menduduki tahta Raja, bertindak sebagai Putra Mahkota adalah Mohammed Bin Salman dengan akronim MBS.
Sejak saat itu, MBS melakukan berbagai upaya untuk mematikan laju pangeran lain, dengan memecat pangeran lain dari jabatannya.
Tidak tanggung-tanggung MBS bahwa tidak segan menangkap Mohammed Bin Nayeb pada Jumat kemarin. Yang tidak lain adalah sepupu MBS dan menjadi putra mahkota sebelumnya.
Mohammed Bin Nayeb sebelumnya menjabat sebagai Menteri urusan Dalam Negeri, namun pada tahun 2017 dicopot dari jabatannya.
MBS dengan memakai angkatan bersenjata Kerajaan, memerintahkan untuk menangkap para pangeran lain. Juga pada enterpreneur keluarga kerajaan karena diaggap sebagai koruptor.
Krisis dalam negeri dan juga serangan wabah Corona. Membuat Arab saudi fobia dengan penjualan minyak dunia, mengingat sejak tahun 2008, permintaan dan harga minyak menurun sampai 9 %.
Sementara Arab Saudi sangat bergantung pada penjualan minyak dunia keberbagai negara termasuk eropa.
“Tantangan kepemimpinan Arab Saudi semakin membesar dalam beberapa hari terakhir. Kasus ini kemungkinan akan membuat Raja Salman dan Pangeran MBS semakin sensitif terhadap risiko kudeta. Karena penangkapan ini. Menghilangkan rintangan terbesar dalam pergantian kepemimpinan” ujar Kepala Departemen Timur Tengah dan Afrika Utara Eurasia Group Ayham Kamel.