Beritaku.Id, Lifestyle – Kita memulai dari kalimat, Tidak ada anak nakal, tidak ada anak yang kalah cerdas dari anak lainnya, Jangan berusaha Bandingkan Anak, Kamis (13/2/2020).
Pernyataan yang dilontarkan “Hay anakku, kamu jangan nakal, coba kamu lihat sidia, tidak nakal”
Atau “Hai, anakku kenapa kamu tidak secerdas sidia, harusnya kamu sama cerdasnya dia dong”
Atau pernyataan apapun yang lainnya, semua itu tidak berguna bagi anak, yang dianggap “nakal” belum tentu “tidak nakal” lagi, justru sebaliknya malah semakin menunjukkan prilakunya untuk mendapatkan perhatian.
Syukuri Allah Memberi Anak
Banyak orang yang mendambakan keturunan, namun Allah belum memberikannya.
Bahkan pada beberapa orang yang sampai meninggalpun belum dikaruniai anak, padahal dalam dirinya selalu berdoa, bahwa jika punya anak akan menyayanginya.
Bagi kita yang dikaruniakan hal itu oleh Allah harus bersyukur, sebab dengan amanah itu, kita berharap mereka anak meneruskan keturunan, yang akan menceritakan dan melanjutkan budaya keluarga.
Setiap Anak Itu Unik, Jangan Bandingkan Anak
Manusia itu Unik termasuk anak, maksudnya kita ketahui bersama bahwa tidak ada yang memiliki persamaan satu dengan yang lainnya, Jangan bandingkan
Maka pad anak akan memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain, namun sekali lagi diulangi, tidak ada anak nakal dalam kamus.
Kekerasan fisik yang diberikan pada anak secara berlebihan akan membuat anak tidak bisa mengatur dirinya dengan lingkungan untuk beradaptasi.
Ditambah lagi kondisi sekarang bahwa dunia teknologi telah menguasai kita semua, sehingga anak umur setahun bahkan sudah bisa memainkan android atau iphone.
Mereka mulai mengenal dunia youtube dan menonton film kesukaannya, sehingga motoriknya kadang bermasalah dan adaptasi bermasalah dalam lingkungan.
Kondisi anak, jangan bandingkan dengan anak lainnya dengan siapapun termasuk saudaranya.
Bersyukur Kalau Anak Anda Aktif
Menenagkan anak dengan android bukanlah langkah bijakm justru akan menjerumuskan anak kedalam maldaptasi (kesalahan adaptasi) lingkungan.
Mengakibatkan anak menjadi kaku dalam pergaulan, sebab anak hanya banyak menggunakan panca indra penglihatan dan pendengaran.
Kurang nalar dan kurang gerakan motorik.
Syukuri anak yang aktif, melatih gerakan fisiknya dan jangan terlalu fobia ketika dia terluka, bukankah Allah maha mengetahui dari apa yang kamu tidak ketahui.
Beryukurlah memiliki anak yang sebentar lagi akan bertumbuh menjadi manudia remaja dan dewasa, yang memiliki tulang kuat dan akan menjadi pelindung keluarga.
Sampai disini harus dipahami bahwa jangan pernah bandingkan anak dengan anak lainnya.
Menghadapi Kesalahan Anak
Setiap yang dilakukan anak adalah proses belajar, apakah orang belajar itu melakukan kesalahan?
Jawabannya adalah orang belajar tidak pernah salah.
Kita terlalu sering menjadi pengadil yang tidak adil, melihat “kekeliruan” yang dilakukan anak menjadi suatu kesalahan.
Jika menemukan anak melakukan kekeliruan dalam suatu tindakan, maka benarkan ia dengan kasih sayang dan tanggung jawab.
Jangan menegur atau menghardiknya dengan emosi, tapi lembutkan perasaan, sebab pengajaran yang ia terima akan tersimpan dalam otaknya dan membentuk karakternya.
Contoh : menyebut anak naka, maka itu tertanam dan menjadikan prilaku anak tersebut benar-benar menjadi nakal.
Atau menyebut ia (maaf), anak bodoh, maka itu bahasa akan mendoktrin anak untuk benar-benar mengalami kebuntuan belajar.
Jangan Pojokkan Anak
Kalau bukan kepada orangtuanya, kemana anak ini akan meminta perlindungan?
Sehingga jangan memojokkan anak pada posisi yang membuat dia rendah diri.
Merekalah generasi pelanjut yang dititipkan Allah sebagai amanah, sehingga menjadi kewajiban kita semua menjadikannya anak yang mengenal agamanya dan menghargai keluarga serta lingkungannya.
Jangan Buat Ia Takut Kepadamu
Menjadi sahabat atau teman anak, bukan membuat anak takut kepada orangtuanya.
Sebab jika mengalami ketakutan karena trauma, akan membuat anak menjadi berbohong atau menyangkal perbuatan.
Sebab pada diri anak tertanam, jika melakukan kesalahan akan merasakan siksaan fisik ataupun psikologi.
Berikan Pujian Yang Sesuai
Latih kejujuran anak dengan memberikan pujian.
Contoh : “anak saya ini jujur orangnya, tidak pernah mengambil uang tanpa meminta izin”
Hal ini membentuk diri anak, bahwa dirinya dipercaya dan akan membuat anak tersebut untuk benar-benar tidak mengambil barang-barang atau uang meski dia melihatnya.
Contoh lain : “Anak saya ini sangat sayang dengan kakak atau adiknya”
Dengan pujian itu, anak akan selalumawas diri, merasa bahwa dirinya penyayang kepada keluarganya, maka selalu menjaga diri agar tidak menyakiti saudaranya.
Pujian ini adalah hal-hal yang jangan dipandang remeh, sebab antonim (lawan) dari pujian adalah cercaan.
Contoh : “anak saya ini nakal, selalu mencubit adiknya”
Maka tunggu waktu, dia benar-benar akan mencubit adiknya.
Anak adalah gambarang kedua orangtua, itu adalah benar, apa yang diajarkan dan apa pendidikan yang didapatkan dari kedua orangtuanya, maka itulah yang menjadi bentuk pada diri anak.
Maka berhentilah membandingkan anak dengan anak lainnya, apapun itu anak tersebut sekarang menjadi amanah yang harus kita jaga.
Jika bukan dengan kita, kepada siapa ia harus mengharapkan kasih sayang?