Masa Kuno Persia Tiongkok Mesir Dan Dewi "Kecantikan"
Masa Kuno

Masa Kuno Persia Tiongkok Mesir Dan Dewi “Kecantikan”

Diposting pada

Masa Kuno, Menyebut Persia berarti kita membahas Iran, sebuah negara yang kaya raya, nama lain suku ini adalah Farsi.

Namun tahukah anda, bahwa Persia (Farsi) memilki kebiasaan masa kuno yang merupakan awl mengenal Tuhan. Selain Persia maka artikel ini akan membahas tentang Tiongkok, Kanaan, Mesoamerika dan Mesir Kuno.

Namun banyak yang mempertanyakan bagaiamana negara Tiongkok, Persia, Mesir melakukan pemujaan dewa pada lampau yang penuh dengan “gairah?”. Maka selain membahas mengenai daftar Dewa dan Dewi kecantikan, maka akan juga kita bahas mengenai kebiasaan-kebiasaan mereka.

Masa Kuno Agama Berbagai Negara

Rangkuman lengkap ini membahas masa ortodoks berbagai negara yang kita kenal seperti sekarang ini. Tentunya dengan seluruh penampilan dewi kecantikan yang mengiringi pemujaan mereka kepada para dewa.

Dalam daftar ini akan kita bahas:

  • Agama Persia Kuno (Zoroastrianisme): Zoroastrianisme adalah agama zaman ortodoks yang berasal dari Persia (kini Iran). Keyakinan ini berdasarkan pada ajaran nabi Zoroaster dan pemujaan kepada Ahura Mazda sebagai dewa utama.
  • Agama Tiongkok Kuno: Di Tiongkok, ada banyak bentuk kepercayaan agama yang melibatkan pemujaan kepada dewa-dewi dan roh-roh leluhur. Konfusianisme dan Taoisme juga berakar di agama zaman kuno Tiongkok.
  • Agama Kanaan Kuno: Agama Kanaan ortodoks adalah agama yang mereka anut pada wilayah Kanaan (kini Israel dan sekitarnya) sebelum munculnya agama Yahudi. Ini termasuk pemujaan kepada dewa-dewi seperti Baal dan Astarte.
  • Agama Mesoamerika Kuno: Suku Maya, Aztek, dan Inka memiliki sistem kepercayaan agama masing-masing yang melibatkan dewa-dewi langit, matahari, bulan, dan alam.
  • Agama Mesir Kuno (Koptik): Setelah Kristen datang ke Mesir, agama Koptik berkembang. Ini adalah salah satu bentuk Kristen tertua dan memiliki warisan agama Koptik yang kaya. Bacaan lainnya: Agama Zaman Kuno.

Agama Persia Kuno

Sebelum tertaklukkan oleh Islam, agama resmi leluhur Persia Kuno adalah Zaratustra atau Zoroastrianisme. Agama ini merupakan agama suku Persia ortodoks yang menyembah satu dewa, yaitu Ahura Mazda, yang mereka yakini ikut dalam peperangan suci melawan Ahriman (mewakili sikap diam) dan setan (mewakili kejahatan). 

Menurut perkiraan Zoroastrianisme sudah ada sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu dan mereka anggap sebagai agama monoteistik pertama di dunia. Pada masa kejayaannya, Zoroastrianisme menjadi agama negara dari tiga dinasti Persia, sampai penalukan Muslim atas Persia pada abad ke-7 Masehi.

Zoroastrianisme memiliki kitab suci dengan nama Awesta, yang berisi tentang nyanyian-nyanyian suci Agama ini juga memiliki pengikut yang terkenal dengan nama lain Parsis. Merupakan pengungsi Zoroaster yang beremigrasi ke India setelah penaklukan Muslim di Iran. Saat ini, Zoroastrianisme masih memiliki penganut oleh sekitar 100.000 hingga 200.000 penyembah di seluruh dunia, dengan sebagian besar tinggal di India, Iran, dan Amerika Utara.

Agama Persia kuno adalah sebutan untuk berbagai agama dan kepercayaan yang berkembang di wilayah Iran (terkenal sebagai Persia dalam sejarah lama) sebelum penyebaran agama-agama besar seperti Zoroastrianisme, Islam, dan lainnya.

Beberapa agama Persia kuno yang paling terkenal meliputi:

  1. Zoroastrianisme: Zoroastrianisme adalah agama primitif yang pertama kali oleh Nabi Zoroaster (Zarathustra) pada sekitar abad keenam atau ketujuh SM. Agama ini mengajarkan konsep dualisme antara kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Angra Mainyu) serta pemujaan terhadap api suci.
  2. Agama Elam: Agama Elam adalah agama yang oleh suku Elam yang mendiami wilayah Iran kuno selatan, di sekitar sungai Karun. Agama ini melibatkan berbagai dewa dan praktik ibadah primitif.
  3. Mitraisme: Mitraisme adalah agama yang mengagungkan dewa Mitra dan berkembang di wilayah Persia kuno. Agama ini memiliki berbagai ritual inisiasi dan populer di kalangan prajurit Romawi pada masa lalu.
  4. Agama Persia Kuno: Sebelum Zoroastrianisme, agama-agama tradisional Persia berkembang, yang melibatkan pemujaan dewa-dewa seperti Ahura Mazda, Anahita, Mithra, dan yang lainnya.

Agama Tiongkok Klasik

Agama Tiongkok kuno adalah kumpulan sistem kepercayaan, praktik, dan agama yang berkembang di Tiongkok sepanjang sejarah. Beberapa agama dan kepercayaan primitif yang signifikan di Tiongkok meliputi:

  1. Konfusianisme: Konfusianisme adalah sistem filsafat dan etika yang berdasarkan pada ajaran Konfusius (Kong Fuzi) yang hidup pada abad ke-6 hingga ke-5 SM. Ini mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan tata tertib sosial. Meskipun tidak selalu terlihat sebagai “agama” dalam arti tradisional, Konfusianisme memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam budaya dan etika Tiongkok.
  2. Taoisme (Daoisme): Taoisme adalah agama kuno yang berpusat pada konsep “Tao” atau “Dao,” yang mengacu pada jalan atau prinsip dasar yang mengatur alam semesta. Agama ini melibatkan praktik meditasi, kehidupan seimbang dengan alam, dan pencarian keabadian.
  3. Buddhisme: Meskipun awalnya berasal dari India, Buddhisme menjadi salah satu agama utama di Tiongkok dan memengaruhi budaya, filsafat, dan seni rupa Tiongkok selama berabad-abad. Berbagai aliran Buddhisme seperti Mahayana dan Chan (terkenal sebagai Zen di Jepang) berkembang di Tiongkok.
  4. Agama Rakyat Tiongkok: Selain agama-agama utama di atas, banyak orang Tiongkok juga mengikuti keyakinan dan praktik agama rakyat yang melibatkan pemujaan leluhur, roh-roh alam, dan dewa-dewa lokal. Ritual-ritual ini beragam tergantung pada wilayah dan tradisi lokal.
  5. Legalisme: Legalisme adalah pandangan politik dan etika yang berkembang pada zaman negara-negara berperang di Tiongkok ortodoks. Ini menganjurkan kebijakan tegas dan hukuman yang ketat untuk mencapai kesejahteraan negara.
  6. Agama Leluhur: Pemujaan leluhur adalah praktik penting di Tiongkok kuno. Leluasaan ini melibatkan pemujaan leluhur keluarga dan leluhur negara serta penghormatan terhadap arwah orang yang telah meninggal.

Agama Tiongkok kuno seringkali merupakan campuran dari beberapa keyakinan dan praktik yang berbeda, dan masyarakat Tiongkok telah menggabungkan unsur-unsur dari berbagai tradisi agama dan filsafat dalam kehidupan mereka. Selama sejarahnya, banyak agama ini telah saling memengaruhi dan berinteraksi, menciptakan keragaman budaya dan agama di Tiongkok.

Dewa Dewi Masa Tiongkok Kuno

Dalam mitologi Tiongkok, terdapat beberapa dewa dan dewi yang terasosiasikan dengan kecantikan atau keindahan, meskipun tidak selalu memiliki peran utama dalam mitologi. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Xi Shi: Xi Shi adalah salah satu dari “Empat Kecantikan Agung Tiongkok” yang terkenal sebagai wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok. Kisahnya sering kita saksikan dalam kisah-kisah legenda. Dia berasal dari zaman Negara Yue di Zaman Negara Perang dan memiliki kecantikan yang luar biasa. Kisah Xi Shi sering dalam konteks sejarah, dan dia sebagai simbol kecantikan yang timeless dalam budaya Tiongkok.
  2. Yang Guifei: Yang Guifei (atau Yang Kwei-fei) adalah seorang wanita Tiongkok yang menjadi selir Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang. Sebagai salah satu wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok. Kehidupannya dan kisahnya telah ada dalam banyak karya seni, puisi, dan cerita.
  3. Wang Zhaojun: Wang Zhaojun adalah seorang wanita yang terkenal karena kecantikannya. Dia sebagai salah satu istri Kaisar Yuan dari Dinasti Han, meskipun dia terpaksa menjadi permaisuri di luar ibu kota Tiongkok. Wang Zhaojun terkenal sebagai salah satu dari “Empat Kecantikan Agung Tiongkok.”
  4. Chang’e: Meskipun Chang’e lebih terkenal dalam mitologi Tiongkok karena menjadi dewi bulan, dia juga sering terilustrasikan sebagai sosok yang sangat cantik. Cerita tentang Chang’e dan terbangnya ke bulan adalah salah satu cerita paling terkenal dalam mitologi Tiongkok.
  5. He Xiangu: He Xiangu adalah salah satu dari Delapan Dewi Kuno Tiongkok yang terkenal. Dia terimajinasikan sebagai seorang wanita cantik yang memiliki bunga teratai di tangannya dan memiliki kemampuan supranatural. Dia terkenal karena kesucian dan kemurniannya.
  6. Mei Bo: Mei Bo adalah seorang dewi dalam cerita rakyat Tiongkok. Dia sering ternarasikan sebagai seorang wanita cantik dengan kipas di tangannya.

Dalam mitologi Tiongkok, kecantikan sering berhubungan dengan atribut spiritual atau kebaikan moral, dan cerita-cerita mitologis dapat memiliki banyak lapisan makna yang melampaui aspek fisik semata. Dewi-dewi ini adalah contoh dari bagaimana kecantikan sering menjadi simbol dalam mitologi dan budaya Tiongkok.

Agama Kanaan Klasik

Agama Kanaan, sebagai Agama Kanaan Kuno, merujuk kepada berbagai sistem kepercayaan dan praktik agama oleh orang-orang Kanaan di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Israel, Palestina, Lebanon, Yordania, dan Suriah pada masa lampau. Ini adalah agama-agama untuk suku-suku Kanaan seperti orang Fenisia, orang Amori, orang Moab, orang Amalek, dan lain-lain.

Agama-agama Kanaan Kuno tidak ada dalam bentuk tertulis yang komprehensif seperti agama-agama besar seperti Yahudi, Kristen, atau Islam. Sebagian besar informasi tentang agama-agama Kanaan ortodoks berasal dari peninggalan arkeologi dan referensi yang tersebar dalam teks-teks Klasik dari berbagai budaya di sekitarnya.

Beberapa dewa dan dewi yang terkenal dalam agama-agama Kanaan Kuno antara lain Baal, El, Astarte, dan Anat. Praktik keagamaan mencakup pengorbanan hewan, ritual di kuil-kuil, dan doa kepada dewa-dewi ini. Agama-agama Kanaan Kuno juga memiliki elemen-elemen yang mirip dengan agama-agama Semitik lainnya di Timur Tengah.

Dewi Kecantikan Dan Ritual S3ks Masa Kanaan Kuno

Dalam budaya Kanaan Kuno, seperti dalam banyak agama kuno di seluruh dunia, terdapat praktik-praktik ritual yang melibatkan unsur-unsur s3ksualitas dan kecantikan yang berhubungan dengan dewi-dewi tertentu.

Namun, perlu kita ingat bahwa sumber-sumber tentang praktik-praktik ini sangat terbatas dan seringkali bersifat kabur, sehingga informasi yang ada mungkin tidak lengkap. Dalam konteks Kanaan Kuno, dewi-dewi tertentu yang berkaitan dengan kecantikan dan s3ksualitas adalah Astarte (atau Ashtoreth) dan Anath (atau Anat).

  1. Dewi Astarte (Ashtoreth): Astarte adalah salah satu dewi paling penting dalam agama Kanaan primitif. Dia sering kita hubungkan dengan kecantikan, s3nsualitas, dan kesuburan. Dalam beberapa praktik keagamaan yang melibatkan Astarte, mungkin terdapat unsur-unsur s3ksualitas. Beberapa praktik mungkin melibatkan p3lacuran kuil, di mana para pendeta atau pendeta wanita melayani pengunjung sebagai bagian dari ritual keagamaan. Ini sering menjadi simbol sebagai cara untuk mempersembahkan kesuburan kepada dewi Astarte.
  2. Dewi Anath (Anat): Dewi Anath adalah dewi peperangan dalam agama Kanaan lampau, tetapi dia juga berhubungan dengan unsur-unsur kecantikan dan seksualitas. Dalam beberapa mitos, dia tergambarkan sebagai dewi yang berhubungan dengan sensualitas dan pertempuran. Namun, seperti Astarte, informasi tentang praktik keagamaan yang melibatkan Anath bersifat terbatas.

Praktik-praktik ini mungkin berhubungan dengan konsep kesuburan dan kehidupan yang makmur. Meskipun terdapat referensi dalam teks-teks kuno yang mengindikasikan unsur-unsur seksualitas dalam praktik-praktik keagamaan ini, detailnya mungkin sulit teridentifikasi dengan pasti karena ketiadaan sumber yang komprehensif.

Agama Mesoamerika Kuno

Agama Mesoamerika Kuno mengacu pada sistem kepercayaan dan praktik keagamaan oleh berbagai peradaban pribumi yang mendiami wilayah Mesoamerika, yang mencakup bagian dari wilayah yang sekarang menjadi Meksiko tengah, Guatemala, Belize, Honduras, dan El Salvador. Berbagai peradaban Mesoamerika ortodoks, seperti orang Maya, Aztek, Zapotec, Mixtec, dan Olmec, memiliki sistem kepercayaan dan praktik keagamaan yang unik.

Beberapa elemen penting dalam agama Mesoamerika Kuno meliputi:

  1. Politeisme: Agama Mesoamerika lampau cenderung politeistik, dengan banyak dewa dan dewi yang mereka hormati dan memberinya pengorbanan. Dewa-dewi ini mewakili berbagai aspek kehidupan, alam, dan kekuatan alam.
  2. Kebaktian terhadap Alam dan Musim: Agama-agama ini sangat terkait dengan alam dan siklus musim. Para penganutnya mempercayai bahwa mereka perlu mengorbankan kepada dewa-dewi agar mendapatkan kesuburan, hasil panen yang baik, dan kelangsungan hidup.
  3. Ritual dan Pengorbanan: Ritual dan pengorbanan adalah bagian penting dari agama Mesoamerika ortodoks. Ini bisa mencakup pengorbanan manusia, hewan, tanaman, dan barang berharga. Pengorbanan manusia, khususnya dalam budaya Aztek, sangat mencolok dalam sejarah Mesoamerika.
  4. Kosmologi Kuno: Peradaban Mesoamerika memiliki pandangan kosmologi yang rumit. Mereka sering kali menghubungkan konsep waktu dan ruang dengan astronomi dan astrologi, dan mereka menciptakan kalender-kalender yang canggih.
  5. Pemujaan Matahari dan Bulan: Matahari dan bulan adalah objek pemujaan penting dalam agama Mesoamerika lampau. Mereka melambangkan kekuasaan alam dan siklus hidup.
  6. Kuil dan Piramida: Kuil dan piramida adalah tempat penting dalam praktik keagamaan Mesoamerika. Mereka gunakan untuk upacara dan pengorbanan, dan seringkali mereka hiasi dengan relief dan patung-patung dewa dan dewi.
  7. Kalender Kuno: Mesoamerika memiliki beberapa kalender yang rumit, termasuk kalender matahari dan kalender bulan. Kalender ini untuk mengatur upacara keagamaan, waktu panen, dan peristiwa penting lainnya dalam kehidupan masyarakat.
  8. Mitologi Kuno: Berbagai peradaban Mesoamerika memiliki mitologi dan cerita-cerita yang menggambarkan sejarah dewa-dewi mereka, penciptaan alam semesta, dan kisah-kisah penting lainnya yang terkait dengan agama mereka.

Dewi Ritual Seks Agama Meso Amerika Kuno

Dalam beberapa peradaban Mesoamerika lampau, terdapat praktik keagamaan yang melibatkan unsur-unsur seksualitas, terutama dalam konteks ritual. Salah satu dewi yang sering mereka narasikan dengan unsur-unsur seksualitas dalam agama Mesoamerika adalah dewi Xochiquetzal. Dewi ini terkait dengan berbagai aspek, termasuk kecantikan, seksualitas, kesuburan, seni, dan bunga.

Dalam budaya Aztek, dewi Xochiquetzal sebagai pelindung pernikahan dan pelindung perempuan muda. Dia juga terhubungkan dengan seni dan kerajinan tangan, termasuk tenun dan membuat bunga.

Dewi Xochiquetzal sering kali tergambarkan dalam seni rupa dengan elemen-elemen yang menggambarkan unsur-unsur kecantikan dan seksualitas. Beberapa praktik keagamaan mungkin mencakup persembahan kepada dewi Xochiquetzal dalam bentuk bunga, pakaian yang indah, atau perhiasan.

Selain dewi Xochiquetzal, dewi Cihuacoatl adalah dewi lain dalam mitologi Aztek yang terhubungkan dengan unsur-unsur seksualitas dan kesuburan. Dia sebagai pelindung ibu dan perempuan yang melahirkan. Cihuacoatl juga terkadang terhubungkan dengan pengorbanan manusia, meskipun praktik ini kontroversial dan konteksnya perlu mendapat perhatian.

Agama Mesir Kuno (Koptik)

Sebutan Koptik adalah bentuk agama Kristen yang berkembang di Mesir setelah munculnya agama Kristen di wilayah tersebut pada abad ke-1 Masehi. Agama Koptik terus berkembang setelah abad-7 Masehi ketika sebagian besar penduduk Mesir memeluk agama Islam. Ini adalah salah satu tradisi Kristen tertua di dunia, dengan akarnya yang sangat lampau.

Berikut adalah beberapa informasi penting tentang agama Koptik:

  1. Asal Usul: Agama Koptik adalah hasil dari perkembangan awal agama Kristen di Mesir. Pengikut agama ini disebut “Koptik” (bahasa Arab: “Qibt”), yang merujuk pada orang-orang Mesir pribumi.
  2. Liturgi Koptik: Gereja Koptik memiliki ritus liturgi yang unik, yang sering kali dikenal dengan nama “liturgi Koptik.” Salah satu elemen paling terkenal dari liturgi ini adalah nyanyian dalam bahasa Koptik, yang merupakan bahasa liturgi tertua gereja ini.
  3. Gereja Koptik: Gereja Koptik Ortodoks, yang juga dikenal sebagai Gereja Ortodoks Koptik, adalah gereja utama bagi penganut agama Koptik. Pemimpin tertinggi gereja ini adalah Uskup Agung Aleksandria.
  4. Tradisi dan Keyakinan: Agama Koptik memiliki banyak tradisi dan keyakinan unik yang mencerminkan sejarah dan budaya Mesir. Mereka memegang keyakinan dasar agama Kristen, seperti Tritunggalitas dan karya penebusan Kristus. Namun, ada juga beberapa perbedaan teologis dengan gereja-gereja Kristen lainnya dalam hal natura Kristus.
  5. Situasi Minoritas: Penganut agama Koptik adalah minoritas di Mesir, di mana mayoritas penduduknya adalah Muslim. Mereka telah menghadapi sejumlah tantangan dan persekusi selama berabad-abad, tetapi mereka telah bertahan dan mempertahankan keyakinan mereka.
  6. Perayaan dan Ritual: Agama Koptik memiliki sejumlah perayaan dan ritual yang penting, termasuk Natal Koptik (7 Januari), perayaan Epifani (6 Januari), dan perayaan Easter (berdasarkan kalender Julian).
  7. Bahasa Koptik: Bahasa Koptik adalah bahasa yang digunakan dalam ibadah dan tulisan-tulisan agama Koptik. Meskipun tidak lagi menjadi bahasa sehari-hari di Mesir, bahasa Koptik tetap penting dalam konteks agama Koptik.

Agama Koptik adalah salah satu aset budaya dan agama yang kaya di dunia, yang memadukan unsur-unsur agama Kristen dengan warisan budaya dan sejarah Mesir. Gereja Koptik dan penganutnya terus mempertahankan dan merayakan tradisi mereka di tengah tantangan sosial dan politik yang beragam.

Ritual Masa Mesir Kuno

Ritual s3ks dalam agama Mesir Kuno tidak seumum praktik keagamaan di Mesir lampau. Agama Mesir Kuno memiliki berbagai dewa dan dewi, dan beberapa di antaranya mungkin dihubungkan dengan unsur-unsur s3ksualitas dalam mitologi mereka. Namun, perlu diingat bahwa informasi tentang ritual s3ks dalam agama Mesir lampau sangat terbatas dan terkadang ambigu.

Beberapa elemen yang perlu diperhatikan:

  1. Osiris dan Isis: Osiris dan Isis adalah dua dewa yang sangat penting dalam mitologi Mesir ortodoks. Osiris adalah dewa kematian, kehidupan setelah kematian, dan kesuburan, sedangkan Isis adalah dewi yang sangat kuat yang dikaitkan dengan magic dan sihir. Dalam mitos mereka, Isis menghidupkan kembali suaminya Osiris setelah ia dibunuh. Ada rujukan pada perpaduan spiritual dan fisik dalam mitos ini, tetapi tidak ada catatan langsung tentang ritual seks yang terkait dengan Osiris dan Isis.
  2. Sekhmet: Dewi Sekhmet adalah dewi yang dikaitkan dengan kekuatan dan kengerian perang, tetapi juga kesuburan. Terdapat beberapa teks yang menyebutkan bahwa dia mengambil peran dalam menjamin kesuburan melalui aspek-aspek seksualitas, tetapi rincian tentang praktik ritual s3ksual tidak ditemukan.
  3. Hathor: Hathor adalah dewi kebahagiaan, cinta, dan kesenangan dalam agama Mesir ortodoks. Dia juga dianggap sebagai pelindung musik, tarian, dan kesenian. Walaupun dia terkait dengan unsur-unsur kecantikan dan sensualitas, tidak ada informasi yang cukup untuk menyatakan bahwa ritual s3ks terkait dengan dewi Hathor adalah praktik umum dalam agama Mesir Kuno.

Demikian 5 ritual kuno,