BERITAKU.ID, KALIMANTAN – Presiden Joko Widodo kembali menyoroti maraknya fitnah dan hoaks jelang pemilu. Menurut dia, harusnya pemilu diisi oleh adu gagasan dan prestasi. Bukan adu fitnah dan hoaks seperti yang saat ini terjadi di Indonesia.
“Saya selalu menyampaikan pilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden yang benar itu adu program,” kata Jokowi saat berpidato di acara pembagian sertifikat tanah di Gedung Samarinda Convention Hall, Samarinda, Kalimantan Timur.
“Bukan saling menjelekkan, memfitnah. Ini bukan tata krama Indonesia, bukan etika Indonesia,” lanjut dia,
Jokowi menyesalkan bahwa adu fitnah seakan tak pernah berhenti di media sosial. Termasuk, ia yang terus menerus difitnah sebagai kader PKI. Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali meluruskan bahwa ia sama sekali tak terkait PKI.
“PKI dibubarkan 1965, 1966, saya lahir 1961. Umur saya baru 4 tahun. Masa ada PKI balita, ampun. Masa ada kejamnya seperti itu, menuduh, memfitnah,” tutur dia.
Dalam menghadapi berbagai fitnah tersebut, lanjut Jokowi, ia mengaku sudah sabar. Tapi tentu kesabaran ada batasnya.
“Sabar, sabar. Ya kan sudah sabar. Tapi sabar kan juga ada batasnya. Saya sudah diam terus lho itu. Diam, kok ini enggak berhenti-berhenti. Jangan-jangan dipikir-pikir saya takut,” ujar dia.
Jokowi mengingatkan semua pihak agar jangan asal fitnah demi mendapatkan kekuasaan. Menurut dia, seluruh pihak harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan tata krama. Jokowi kemudian mencontohkan gambar hasil editan dirinya yang ramai beredar di media sosial.
Dalam gambar hasil editan itu, Jokowi tampak berada dalam satu acara dengan DN Aidit. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak habis pikir mengapa ada orang yang sengaja menyebarkan fitnah seperti ini.
“Saya lihat itu sampai geleng-geleng. Saya lahir saja belum, kok sudah di dekat podium DN Aidit. Astagfirullah, ampun, ya Allah. Sabar. Ini baru satu gambar belum gambar yang lain. Sabar, sabar, sabar, sabar,” tutup Jokowi.
Editor: Sy