Ibnu Batutah dan Marcopolo mengenal kerajaan Zabag, ataupun Sabak menjadi salah satu kerajaan dalam kisahnya, dimana letaknya?
Beritaku.id, Budaya – Terletak di Provinsi Jambi, kerajaan Kuno tersebut, tidaklah terkenal seperti kerajaan Swirijaya, Singosari maupun kerajaan Gowa Dan Mataram.
Berposisi di Muara Batanghari, Menjadi nama dari Ibu Kota Kecamatan Tanjung Jambi di Provinsi yang terletak di kepulauan Sumatera.
Namanya terlah tertulis pada abad ke IX, pada sejarah Cina menyebutnya San-fot-tsi, sebagai salah satu syahbandar dengan komoditas lada.
Penamaan Kerajaan Zabag
Dalam hal kajian Ponologi, secata Fonetik “San-Fo-Tsi” memiliki kedekatan pengucapan secara Fonetik Auditori dengan “Tembesi”.
Selanjutnya bagi pedagang Arab menyebutnya Saba yang bermakna luas, sebagaimana kerajaan Saba yang dipimpin oleh Ratu Bilqis.
Dalam Fonetik Verbal Arab “Saba”, yang dimaknai dengan Fonetik auditori sebagai “Zabag” atau “Zabak” bagi orang melayu. Masih soal nama bagi orang Arab (baru) mendengar nama tersebut, dengan Neologisem menyebut kata Zabag dengan “Sribuzza”. Selanjutnya China mentranslatenya dengan “’Che-li-fo-che”.
Perlahan Fonetik ini menjadi Fonem Tembesi. Karena berposisi di muara, maka selanjutnya di beri nama Muara Tembesi.
Sampai disini, kita sedikit bergeser ke India, yang menyebutkan bahwa kata Zabag itu sebutnya dengan Fonetik Sabaj. Yang memiliki Fonem sama “Zabag/Zabak/Zaba”.
Sebelum lanjut. Ada dua kata yang harus diingta, yakni “Zabag dan Sribuzza”
Zabag Sebagai Emperor Kuno
Berbeda dengan kerajaan Majapahit, yang disebutkan memiliki kekuasaan “senusantara”, meski sampai sekarang. Catata sejarah kekuatan Majapahit dipertanyakan banyak orang.
Benarkah Majapahit sehebat yang kita bayangkan? atau hanya sekedar doktrin penulis sejarah SD yang hanya memahami cerita hipokrit?
Zabag punya kekuasaaan dan menjadi Emperor dengan Imperium yang kuat. Bahkan menjadi kekuatan dari arah Barat Indonesia, yang berpengaruh hingga ke India.
Dalam catatan sejarah pada 815 Masehi, menceritakan tentang keagungan dan kemegahan dari Zabaj dan Zabag.
Tulisan seorang penulis bernama Sankrit dengan judul tulisan “Sribhoja”. Yang menuliskan tentang Sribuzza mampu menaklukkan kerajaan Khmer di Negara Kamboja atau Kambodja.
Penulisan kata Zabag berurutan dengan kata Srivijaya atau Sribuzza. Adalah bermakna keduanya tersebut merupakan satu kerajaan besar. Yang mengganti kepemimpinan dan metode pemerintahan.
Tidak ada penaklukan diantara keduanya. Maksudnya adalah Zabag tidak menaklukkan Srivijaya atau Sribuzaa. Begitupun sebaliknya.
Sejarah Zabag Dan Sribuzza
Pernyataan bahwa Zabag merupakan kerajaan sebelum kerajaan Srivijaya, yang diakui oleh banyak sejarawan. Dibantah oleh Peneliti George Cœdès, Louis Charles Damais.
Menurut kedua peneliti asing tersebut, menyebutkan bahwa Zabag dan Srivijaya tidak ada kaitan. Dan Zabag tidak diketahui dimana letak geografisnya.
Menganggap bahwa Zabag merupakan suatu daerah kekuasaan Sri Wijaya dengan beberapa alasan.
Alur transportasi rempah-rempah
Sejarah yang tertulis oleh Bani Umayyah pada 661-680 M, Jazirah Arab tidak ingin bergantung kepada Bangsa China. Yang mengmabil rempah-rempah dari Sumatera dengan menggunakan jalur Muara Jambi dan Muara Zabag.
Sebab dengan cara mengambil dari Bangsa China, maka harga akan naik. Sehingga pedagang Arab menginginkan transaksi langsung dengan para produsen.
Untuk kepentingan datang, maka Raja Jambi turun langsung dan tinggal sementara di Muara sabag. Adapun Raja tersebut adalah Kalitawarman dengan gelar Sri Maharaja Lukita Warman.
Dari komunikasi mereka, akhirnya sang maharaja menganut agama Islam, pada Abad ke VII tepatnya 710 masehi
M. Lah Husny (Tengku)
Dari catatan sejarah selanjutnya, Kerajaan Zabag merupakan sebuah kerajaan besar dibawah kekuasaan maharaja.
Zabag berkembang menjadi salah satu alur transportasi perdagangan keberbagai kerajaan Nusantara maupun diluar Negeri.
Beritaku: Kisah Cinta Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman, 2 Kerajaan Bertaut