Mengenal Gowa Dan Tallo Sebagai Kesultanan
Mengenal Gowa Sebagai Kesultanan, Dengan Balla Lompoa sebagai Peninggalan Sejarahnya

Kesultanan Gowa Tallo, Sumber Sejarah dan Peninggalan, Masa Kejayaan

Diposting pada

Kerajaan Gowa Tallo adalah kesultanan, untuk mengetahui sumber sejarah dan Masa Kejayaan Sulawesi. Dengan Peninggalan Kerajaan Yang Masih Ada Hingga Kini

Beritaku.Id, Organisasi dan Komunikasi – Dimana Letak Kerajaan Gowa Tallo? Maka jawabannya adalah kerajaan ini berlokasi di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.

Gowa menjadi nama Kabupaten yang berbatasan dengan Kota Makassar, sementara Tallo, menjadi nama Kecamatan di Kota Makassar.

Mengenal Gowa Dan Tallo Sebagai Kesultanan

Kesultanan yang ada di Gowa dan Tallo, atau kerajaan Gowa Tallo. Dua kerajaan yang mulanya hanya ada 1 kerajaan yakni Kerajaan Gowa.

Sejarah Berdiri Kesultanan Gowa Dan Tallo

Di Gowa tidak ada Raja, tapi Somba. Ini yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain di Indonesia.

Sebutan Somba ini menjadi awal berdirinya kerajaan Gowa yang ada sekarang.

Yang mendirikan Kerajaan Gowa Tallo

Sebelum Kerajaan atau Kesultanan Gowa berdiri, 9 (sembilan) Negeri atau Wilayah yang masing-masing dipimpin oleh penguasa dan hal itu merupakan Raja Kecil.

Negeri kecil yang dimaksud ini ialah :

  • Tombolo,
  • Lakiung,
  • Samata,
  • Parang-parang,
  • Data,
  • Agang Je’ne,
  • Bisei,
  • Kalling serta
  • Sero.

Awal mula Kerajaan Gowa, bermula sejak adanya Sombayya Ri Gowa, tahun 1320. Sombayya Ri Gowa pertama adalah Tumanurunga.

Konon, ada seorang putri atau wanita cantik turun di daratan bukit Tamalate tepatnya di Taka’bassia. Disaksikan oleh orang-orang yang berada di Bonto Biraeng dengan cahaya yang sangat terang.

Paccalaya bersama ke sembilan kasuwiang bergegas menuju ke Taka’bassia. Di tempat tersebut mereka duduk mengelilingi cahaya sambil bertafakkur.

Lalu cahaya itu menjelma dan berwujud Putri yang sangat cantik bermahkota.

Paccalaya mendekati Tumanurunga seraya bersembah “Sombangku!” (Ampuni Kami).

Bate Salapang bersepakat menunjuk Paccallayya sebagai juru bicara. Selanjutnya paccallayya meminta puteri tersebut untuk menjadi pemimpin. Putri tidak menolak dan dilantik saat itu juga menjadi Somba.

Semua warga yang hadir dilokasi tersebut berseru “Sombangku” (ampuni kami atau kami tunduk kepadamu).

Dari situlah, pemimpin kerajaan di Gowa, di sebut Sombayya atau yang dipatuhi.

Sehingga untuk menjawab siapa pendiri kerajaan Gowa dari narasi diatas adalah Bate Salapang.

Tumanurunga (sang putri) menjadi Somba, tahun 1320 hingga 1345.

Tumanurunga diperistri oleh Karaeng Bayo, seorang pendatang  dari arah selatan bersama temannya Lakipadada.

Dari keduanya melahirkan Putra Mahkota atau Ana’ Pattola bernama Tumassalangga Baraya. Selanjutnya menjadi Sombayya yang kedua, memimpin Gowa tahun 1345 sampai 1370.

Gowa Tallo Itu Dua Kerajaan

Tepatnya kerajaan Gowa dan Tallo, merupakan 2 Kerajaan. Dalam satu sejarah awal berdirinya. Saat Gowa berdiri, Tallo belum ada.

Adapun Tallo berdiri setelah Sombayya keenam yakni Tunatangka Lopi (±1400).

Sombayya tersebut memiliki 2 putera, maka untuk memberikan keduanya kekuasaan, yakni Batara Gowa dan Karaeng Loe Ri Sero.

Batara Gowa menjadi Sombayya ri Gowa, Sementara Karaeng Loe menjadi Raja di Tallo.

Adapun daerah kekuasaan Batara Guru, mencakup 6 daerah, yakni :

  1. Paccelekang,
  2. Patalassang,
  3. Bontomanai Ilau,
  4. Bontomanai Iraya,
  5. Tombolo, dan
  6. Mangasa.

Adiknya, Karaeng Loe ri Sero, diberikan kuasa di Daerah Tallo, 4 daerah kekuasaan sebagai berikut:

  1. Saumata,
  2. Pannampu,
  3. Moncong Loe, dan
  4. Parang Loe.
Makam Raja-raja Tallo, menjadi peninggalan Sejarah

Semenjak dilantiknya Batara Guru ri Kekuasaa Gowa, dan Karaeng Loe di Tallo, sejak saat itu pula, kerjaan Gowa Tallo terbentuk. Dengan pemerintahan berpusat di Kabupaten Gowa.

Tunatangka Lopi mau mempersembahkan 2 kekuasaan kepada anaknya.

Masa Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo

Saat Kerajaan menjadi 2, maka persaingan tidak bisa dihindari. Menjadi resiko dari kondisi demografi, mempertontonkan diri menjadi yang terbaik akhirnya terjadi.

Namun, sata masa Sombayya Ri Gowa ke 9 “I Daeng Matanre Karaeng Imannuntungi Karaeng Tumapa’risi Kallonna”. Menilai bahwa perang diantara Gowa dan Tallo adalah sebuah kekeliruan besar.

Sebagai suatu bentuk deal kedua kerajaan, maka Sejak itu, terbentuklah koalisi antara Kerajaan Gowa dan Tallo.

Bahwa Raja Tallo menjadi Karaeng Tumabbicara Butta dengan arti lain Mangkubumi (Perdana menteri) Kerajaan Gowa. Atau juru Bicara. Namun tetap memiliki daerah teritorial.

Ekspansi Kerajaan Gowa Tallo

Dengan bersatunya Gowa dan Tallo, maka Kerajaan melakukan sebuah ekspansi.

Akhirnya sang Raja (Somba) berhasil menyatukan kedua kerajaan menjadi satu berhasil melakukan ekspansi.

Melakukan perluasan wilayah kekuasaah Kesultanan Gowa melalui perang dengan menaklukkan:

  1. Garassi,
  2. Kalling,
  3. Parigi,
  4. Siang (Pangkaje’ne),
  5. Sidenreng,
  6. Lempangang,
  7. Mandalle dan lain-lain kerajaan kecil.

Dengan daerah kekuasaan yang luas tersebut, Kerajaan Gowa menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan disegani di tanah Sulawesi. Waktu itu belum ada penyebutan nama Sulawesi.

Sultan Hasanuddin

Hingga akhirnya ditemukan aksara Mangkasara, sebagai tulisan untuk menghubungkan dan sarana tulis. Untuk menulis sejarah dalam kerajaan.

Sumber sejarah menyebutkan bahwa Sombayya ri Gowa Tallo menjadi Sultan saat masuknya Sombayya memeluk Agama Islam. Menjadi agama kerajaan yang diikuti oleh Raja Tallo. Dan seluruh kerajaan kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Gowa.

Kebesaran Kerajaan Gowa mencapai puncak kebesarannya pada masa Sombayya Ri Gowa yang memimpin bernama Sultan Hasannudin (1653 – 1669).

Melakukan perluasan kerajaan dan menguasai Luwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.

Tidak hanya di Sulawesi Sekarang, tapi Kerajaan Gowa tersebut berhasil melakukan penaklukan sampai ke Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat, serta Negara Australia.

Membuktikan bahwa kerajaan Gowa memiliki kemampuan maritim yang mumpuni.

Beritaku: Alasan Perubahan Nama Makassar Tahun 1971, Karena Maros dan Gowa