BERITAKU.ID, SOLO – Cinta ternyata penjara dengan jeruji kasih sayang, maka kau kerap menangis tanpa merasa di bui, kekasih, Minggu, (15/9/2019).
Keris yang dihibahkan Presiden Joko Widodo kepada Museum Keris Nusantara, Solo, kini dipamerkan dalam Kirab 1001 Keris.
Keris Kiai Tengara tersebut menjadi ikon dalam kirab.
Tampak keris diletakkan pada jodang yang dibawa beberapa orang berpakaian putih. Jodang tersebut berhiaskan janur dan kain merah putih. Salah satu pengiring memayungi keris agar tidak terkena teriknya matahari.
Beberapa empu keris asal Solo turut berjalan mengiringi keris Jokowi. Di belakang barisan keris Jokowi, terlihat rombongan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Sekda Surakarta Ahyani dan Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai.
Berapa Jumlah Peserta Kirab Tahun ini?
Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Didik Sunaryono, mengatakan kegiatan ini diikuti lebih dari 1.000 orang yang masing-masing membawa sebuah keris.
Mereka berasal dari pegawai Pemkot Surakarta, perwakilan kelurahan, perhotelan, perbankan, siswa sekolah dan mahasiswa.
“Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan di bulan Sura, bulan kebudayaan. Keris yang biasanya hanya dipajang, kali ini dikirab di jalan,” katanya.
Adapun kegitan ini dimulai dari rumah dinas wali kota, Loji Gandrung lalu melewati area car free day Jalan Slamet Riyadi dan mengitari kawasan Sriwedari. Mereka kemudian berakhir di Museum Keris Nusantara.
Empu Totok Brojodiningrat yang ikut dalam kirab mengatakan Keris Kiai Tengara hibah dari presiden memiliki lima luk atau lekuk yang menyimbolkan Pancasila. Kemudian dhapurnya ialah lar monga, yakni gajah yang memiliki sayap.
“Gajah itu simbol Ganesha atau ilmu pengetahuan, sedangkan sayap memiliki maksud melanglang buana. Kiai Tengara sendiri berarti pertanda bebunyian supaya kita selalu siap, selalu tanggap,” katanya.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan kegiatan tersebut merupakan cara pemkot melestarikan warisan budaya. Selain kirab, masyarakat juga diajak menyaksikan pameran di Museum Keris.
“Keris ini adalah warisan leluhur yang diakui oleh UNESCO. Maka kita harus melestarikannya, dengan cara mengedukasi masyarakat,” pungkasnya.