Kisah cinta romantic dan tragis antara dua orang anak manusia, terekam dalam berbagai bentuk. Dalam lembaran kertas, cerita para filsuf.
Beritaku.id, Lifestyle – Bahkan dalam kitab suci. Artikel ini menyajikan kisah klasik Zulaikha, Ken Dedes, Cleopatra, dan Ratu Balqis untuk menghangatkan hati Anda.
Oleh: Riska Putri (Penulis Lisfetyle)
Cinta adalah Perasaan Paling Tua di Dunia
Cinta adalah perasaan yang paling tua di dunia. Ia lahir bersama 2 anak manusia pertama, Adam dan Hawa. Cinta memenuhi hati mereka jauh sebelum benci dan murka ada.
Seperti halnya kisah hidup manusia, cinta juga memiliki takdirnya sendiri. Sudah menjadi suratan bahwa cinta harus hidup berdampingan dengan suka dan duka selamanya. Maka para pencinta tak pernah lepas dari derai tangis dan senyum manis.
Ribuan lembar kertas dan puluhan pena di habiskan manusia untuk mengabadikan kisah jalinan cinta sepasang kekasih.
Meski waktu telah menggerus lembaran-lembaran itu, namun angin membawa cerita yang tergurat di dalam hingga ke seluruh penjuru dunia. Dan bersemayam abadi di hati manusia.
Terbawa larut dalam peradaban, hingga menjadi bagian dari sejarah yang tak pernah terlupa.
Tak kalah dengan perang dan pertikaian, kekuatan kisah cinta juga mampu mengubah jalannya dunia.
Kisah-kisah itu mengingatkan manusia akan fitrahnya sebagai makhluk penuh kasih. Meski masih banyak pula yang memilih jalan menutup pintu hati untuk cinta.
Artikel ini akan menyuguhkan kumpulan kisah asmara yang tak lekang oleh zaman. Semoga membawa kehangatan di hati seperti mentari esok hari.
Kisah Cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf: “Bahagia, Sengsara, Nikmat”
Sebagaimana di ceritakan dalam Al-Quran dan riwayat para ulama, Nabi Yusuf AS dikaruniai dengan wajah yang tampan rupawan.
Bahkan seorang penyair pada masa itu mengibaratkan ketampanan Nabiyullah dapat membuat para wanita tidak sadar jarinya sedang di potong. Saking terpana dan terpaut pada pancaran pesona Nabi Yusuf.
Namun beliau memulai hidup sebagai seorang yang terdzolimi. Kasih sayang ayahnya yang begitu besar kepada Nabi Yusuf, membuat saudara-saudaranya iri dan membenci si bungsu ini.
Mereka pun berkomplot untuk membuang Nabi Yusuf hidup-hidup ke dalam sebuah sumur yang dalam, berharap dapat menyingkirkan ia selamanya dari dunia.
Di sanalah, Allah menunjukkan kebesarannya. Niat jahat sekumpulan manusia, tak sanggup menandingi kuasa dan kasih-Nya.
Ia memberikan pertolongan kepada Nabi Yusuf dari tangan para kafilah yang tak sengaja mendatangi sumur itu. Nabi Yusuf pun berhasil di selamatkan tanpa kurang suatu apapun.
Awal Kisah Nabi Yusuf
Singkat cerita, Nabi Yusuf diadopsi oleh seorang raja yang baik hati. Sang raja mencukupi segala kebutuhannya, baik fisik maupun batin. Sehingga Nabi Yusuf pun sangat berterima kasih dan membalas jasa baik itu dengan kesetiaannya.
Nabiyullah berparas tampan itu pun tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa yang berwibawa, cerdas, dan sangat di segani. Hingga tak seorang pun dapat menepis auranya yang begitu memikat hati. Termasuk ibu angkatnya yang merupakan istri sang raja.
Bermula dari kasih sayang sebagai seorang ibu, perasaan Zulaikha berkembang menjadi cinta yang penuh hasrat kepada Nabi Yusuf AS. Mata dan hatinya hanya tertuju kepada Nabi Yusuf. Hingga pikirannya pun di butakan oleh cinta.
Setelah menahan gejolak rasa sekian lama, Zulaikha pun tunduk pada asmara yang kian menggelora. Ia menarik Nabi Yusuf ke sebuah ruangan, kemudian menyerahkan tubuhnya kepada lelaki suci nan shalehah itu. Tak dapat di pungkiri bahwa Zulaikha memiliki paras yang tak kalah indah. Namun keimanan dan ketaqwaan Nabi Yusuf AS jauh lebih besar, melampaui segala hasrat duniawi.
Nabiyullah pun menolak Zulaikha dan segera keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Zulaikha yang remuk hatinya karena cinta tak berbalas. Meski sakitnya penolakan masih terasa, cinta Zulaikha tak sirna. Ia mencari cara lain untuk membuat Nabi Yusuf bertekuk lutut pada dirinya.
Baca Juga Beritaku: Kisah Cinta Nabi Yusuf AS dan Siti Zulaikha, Ketampanan Dan Cinta
Di Fitnah Zulaikha
Zulaikha pun melaporkan kepada suaminya bahwa Nabi Yusuf telah berbuat tak senonoh padanya.
Fitnah ini membuat sang raja murka. Ia pun memutuskan untuk memenjarakan Nabi Yusuf hingga batas waktu yang tak di tentukan.
Matahari dan bulan bergantian menjaga bumi sebanyak ribuan kali. Musim datang dan berganti kadang tanpa pamit permisi.
Nabi Yusuf tetap mendekam di penjara bersama segala kebenaran yang sesungguhnya. Namun keimanan tetap bertahan dalam hatinya hingga Allah memberikan jalan keluar.
Sang raja meninggal. Zulaikha pun kehilangan semua hartanya sehingga ia hidup sebagai pengemis yang terlunta-lunta.
Beratnya beban kehidupan dan rasa bersalah pada Nabi Yusuf yang membebani hati Zulaikha, membuatnya terus menerus menangis hingga ia buta. Cahaya kehidupan telah memudar dari wajahnya.
Sebaliknya bagi Nabi Yusuf, kabar kematian sang raja membuatnya dibebaskan.
Nabi Yusuf Menjadi Raja
Berkat kepiawaiannya dalam memimpin, ia pun dipilih menjadi pengganti sang raja. Kekayaan dan kemuliaan menjadi miliknya.
Zulaikha yang mendengar kabar itu seketika menjadi ingat terhadap perbuatannya keji. Ia pun merasa malu untuk bertemu kembali dengan Nabi Yusuf.
Dalam kisah yang diriwayatkan Imam as-Sayuthi dari Wahab bin Munabbih, seseorang berkata kepada Zulaikha “Jika engkau minta bantuan kepada Yusuf pasti akan dipenuhinya.”
Saat Nabi Yusuf melintasi jalan dengan kereta kudanya, Zulaikha memberanikan diri untuk berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan hamba sebagai penguasa karena taat kepada-Nya dan menjadikan seorang penguasa sebagai hamba karena bermaksiat kepada-Nya.”
Nabi Yusuf yang mendengar ucapan itu memerintahkan si pembicara untuk menghadapnya. Tak di duganya bahwa ia adalah Zulaikha. Berbalut isak tangis, ia menceritakan kepahitan hidupnya kepada Nabi Yusuf yang juga berderai air mata mendengarkannya.
Menikahi Zulaikha
Al-Imam al-Qurthubi menuturkan, Nabi Yusuf merespon cerita Zulaikha dengan jawaban yang menggetarkan jiwa, “Masih tersisakah rasa cintamu terhadapku?” Zulaikha pun mencurahkan perasaannya yang sekian lama tersembunyi, “Demi Allah, melihatmu lebih aku cintai dari dunia dan seisinya.”
Pertemuan yang mengharukan ini begitu berkesan bagi keduanya. Tubuh mereka kembali ke kediaman masing-masing, namun hati tetap terpaut tak terpisahkan.
Nabi Yusuf pun mengirimkan utusan untuk menyampaikan lamarannya kepada Zulaikha. Wanita yang merasa sudah tak muda dan tak pula cantik itu, sempat menolak karena tak percaya bahwa Nabi Yusuf menginginkannya.
Namun Nabiyullah berhasil meyakinkannya dan mereka pun mengikat janji suci untuk menjadi pasangan sehidup semati.
Imam as-Suyuthi meriwayatkan bahwa Zulaikha menikah dengan Nabi Yusuf dalam keadaan perawan.
Karena ternyata suaminya yang terdahulu memiliki penyakit impoten yang tidak dapat di sembuhkan. Pasangan ini di karuniai dua orang anak bernama Afra’im (Efraim) dan Misya (Manasye).
Kisah Cinta Kendedes dan Ken Arok: “Tragis, Bahagia, Tragis”
Cerita legendaris pun mewarnai catatan sejarah jagat tanah air. Adalah Ken Arok dan Ken Dedes yang menjadi tokohnya.
Meski banyak kisah cinta kuno yang juga beredar di tengah masyarakat, kisah kedua insan ini menjadi sangat istimewa karena konflik dan intrik menaungi perjalanannya.
Awal Kisah Ken Arok
Bagaikan dua sungai yang bertemu di lautan, Ken Arok dan Ken Dedes memiliki awal kehidupan yang sangat berbeda dan tidak saling mengenal. Ken Arok si anak buangan, di kenal suka berkelahi dan membuat keributan hingga akhirnya di usir dari rumah.
Di tengah pengembaraannya, ia bertemu seorang brahmana dari India bernama Lohgawe.
Setelah mengamati Ken Arok, orang suci itu meyakini ialah sosok titisan Wisnu yang di carinya selama ini. Lohgawe pun mendidik Ken Arok sedemikian rupa sehingga menjadi sosok yang kuat dan berwibawa.
Berkat Lohgawe pula, Ken Arok berhasil mendapatkan posisi sebagai pengawal Tunggul Ametung (penguasa wilayah Tumapel).
Saat itulah ia jatuh hati pada sosok Ken Dedes, istri Tunggul Ametung yang luar biasa cantik dan memesona.
Tak disangka, putri jelita itu pun tidak bahagia dalam pernikahannya karena ikatan itu terjalin bukan atas kehendaknya.
Ken Dedes dulu di culik oleh Tunggul Ametung yang tergila-gila padanya. Karena penculiknya itu adalah pemilik tahta, maka tak seorang pun sanggup membebaskan Ken Dedes dari sangkar emasnya.
Ken Arok Jatuh Cinta Kepada Kendedes
Panah cinta menghujam hati Arok dan Dedes tanpa sengaja, seperti pula cinta anak manusia lainnya.
Dikisahkan dalam Kitab Pararaton, suatu hari Tunggul Ametung mengajak Ken Dedes, Ken Arok, dan rombongan pelayannya untuk pergi bertamasya ke Hutan Baboji.
Saat Ken Dedes menuruni tangga kereta kencana, angin menyingkap pakaiannya hingga tampaklah betisnya hingga ke paha bahkan bagian pribadinya.
Hal ini terlihat oleh Ken Arok hingga jantungnya berdegup kencang seperti kuda pacu yang lari tak terburu.
Napsu cinta pun membara di dalam hatinya. Kian hari kian berkobar, bak matahari yang tidak pernah kehilangan panasnya.
Namun hanya kekerasan yang terpikirkan olehnya. Ken Arok pergi memesan sebuah keris sakti kepada Mpu Gandring untuk digunakan membunuh Tunggul Ametung.
Hasrat yang tak terbendung membuat Ken Arok nekad mengambil keris itu meski belum selesai.
Mpu Gandring yang berusaha menghalanginya, malah di tikam hingga tewas. Keris itu pun di kutuk akan membunuh Ken Arok dan 7 turunannya.
Baca Juga Beritaku: 15 Kisah Cinta Fenomenal dan Berakhir Tragis Sepanjang Sejarah
Ken Arok Membunuh Tunggul Ametung
Rencana keji pun dilancarkan. Pada suatu malam, Ken Arok menusukkan keris itu ke dada Tunggul Ametung.
Membuatnya terkapar tanpa daya dan kehilangan nyawa seketika.
Namun di luar dugaan, Ken Dedes yang tengah mengandung putra Tunggul Ametung menyaksikan pembunuhan itu dan merasa amat takut sekaligus terpukul.
Di tengah situasi kalut itu, Ken Arok mengutarakan cintanya kepada sang pujaan hati. Kata-kata manisnya berhasil membuai Ken Dedes dan wanita jelita itu pun berlabuh di pelukan sang jawara.
Tak butuh waktu lama bagi Ken Arok untuk mempersunting Ken Dedes.
Ken Arok pun memproklamirkan diri sebagai penggati Tunggul Ametung dan mengubah nama daerah Tumapel menjadi Kerajaan Singosari.
Ia pun menyatakan bahwa kerajaan ini berdiri mandiri dan bukan merupakan bagian dari Kerajaan Kadiri yang sebelumnya menguasai Tumapel.
Ken Arok yang tangguh dan pemberani berhasil memenangkan banyak perang sehingga Kerajaan Singasari sangat di segani.
Ia dan Ken Dedes pun hidup bersama dalam rumah tangga yang bahagia. Dari rahimnya, Ken Dedes yang bergelar Sri Nareswari melahirkan banyak anak yang kemudian menjadi raja-raja besar.
Hal ini sejalan dengan ramalan yang pernah di ujarkan Lohgawe.
Terbunuhnya Ken Arok oleh Anusapati
Waktu bergulir lambat membawa manusia pada suatu masa yang baru. Anusapati (putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung) mulai merasakan diskriminasi dari Ken Arok yang ia anggap ayah kandungnya.
Semakin dewasa, perbedaan sikap itu semakin terlihat hingga akhirnya Anusapati pun menyampaikan kerisauan hatinya ini pada sang ibu.
Melihat putranya berderai air mata, Ken Dedes yang selama ini merahasiakan pembunuhan Tunggul Ametung pun tak kuasa lagi membendung cerita kelam itu.
Ken Dedes pun mengungkapkan semua fakta pahit itu kepada Anusapati. Mendengar informasi itu, kebencian terhadap Ken Arok pun tumbuh dalam diri Anusapati. Ia bersumpah akan membalaskan dendam ayahandanya.
Anusapati pun meminta keris Mpu Gandring milik Ken Arok yang di simpan oleh Ken Dedes.
Namun ia bukanlah anak muda yang ceroboh. Ia menyuruh utusannya yang bernama Ki Pengalasan untuk membunuh Ken Arok.
Bagai petir di siang bolong, dengan mudah penguasa Singasari itu pun terbunuh oleh senjatanya sendiri.
Setelah menyelesaikan misinya, Ki Pengalasan melapor kepada Anusapati. Ia sangat puas dengan hasil kerjan suruhannya itu.
Namun tiba-tiba ketakutan terlintas dalam benaknya. Anusapati pun membunuh Ki Pengalasan dengan keris Mpu Gandring karena takut rencana jahat ini terungkap ke public.
Pertumpahan darah ini bak mimpi buruk bagi Ken Dedes. Ia menangis sejadi-jadinya karena melihat sang anak merenggut nyawa suaminya sendiri.
Peristiwa ini juga tak hanya memutus jalinan cinta indah antara Ken Arok dan Ken Dedes, melainkan juga memporakporandakan hubungan antara anak-anak mereka berdua. Aksi saling balas dendam terjadi di antara keturunan mereka sebagaimana kutukan yang di ucapkan Mpu Gandring.
Kisah Cinta Cleaopatra: “Bahagia dan Tragis”
Terbang ke daratan Timur Tengah, kita bertemu dengan seorang tokoh pemimpin perempuan yang tak hanya memiliki daya tarik fisik namun juga kecerdasan yang istimewa. ialah Cleopatra.
Cleopatra Memerintah Sejak Usia Dini
Wanita luar biasa ini lihai memimpin dan memerintah sejak usia muda. Di usia 18 tahun saja, Cleopatra sudah menduduki tahta sebagai pemimpin kerajaan Mesir.
Saat itu dia merupakan istri dari Ptolemeus XIII yang merupakan adiknya sendiri. Pernikahan ini di lakukan hanya untuk memenuhi tradisi sehingga tidak di landasi hasrat cinta layaknya sepasang kekasih.
Di tangan Cleopatra, Mesir menjadi bangsa yang amat maju, kaya, dan sejahtera.
Baik secara teknologi maupun sisi peradaban lainnya. Ia memerintah selama 22 tahun dan di klaim sebagai periode keemasan Kerajaan Mesir.
Hingga suatu konflik internal antara Cleopatra dan suaminya pecah.
Konflik Cleopatra dan Suami
Sang suami yang tidak senang dengan sikap Cleopatra, mengasingkannya begitu saja. Hal ini membuat kerajaan kehilangan keseimbangan.
Di saat yang sama Kerajaan Roma yang dipimpin Julius Caesar, menagih hutang yang dipinjam oleh ayah Cleopatra. Jumlahnya amat besar hingga tak sanggup di kembalikan Kerajaan Mesir.
Bak debt collector jahat, Caesar mengancam akan menghancurkan Mesir jika uang itu tak di kembalikan segera.
Mengetahui hal ini, sebuah ide brilian muncul di benak Cleopatra. Ia mendekati Caesar dan meyakinkannya jika ia membantu Cleopatra kembali naik tahta, Roma akan mendapatkan pembayaran hutang penuh dari Mesir.
Cleopatra dan Julies Caesar Saling Jatuh Cinta
Obrolan yang awalnya di latarbelakangi motif politik, berubah menjadi jalinan asmara.
Bagaimana tidak? Cleopatra adalah seorang wanita yang berkarakter kuat dan begitu memikat.
Ia memimpin armada perang di usia 21 tahun, bisa menuturkan multibahasa, dan belajar bersama guru-guru terbaik di Alexandria. Hal ini membuat Caesar begitu terbuai oleh pesona Cleopatra dan akhirnya memenuhi permintaan wanita pujaannya itu.
Dengan bantuan Caesar, Cleopatra pun kembali memerintah di Mesir.
Dalam waktu singkat, ia berhasil menstabilkan perekonomian, menumpas korupsi yang dilakukan para politikus, dan memperbaiki birokrasi kerajaannya.
Kesuksesan ini membuat Cleopatra begitu dicintai dan dihormati rakyatnya hingga tak ada sedikit pun percikan pemberontakan muncul selama ia memerintah.
Ikatan cinta dengan Cleopatra tak hanya memuaskan hasrat batin Julius Caesar, namun juga menjadikannya sebagai pemimpin yang lebih baik.
Setelah menghabiskan cukup banyak waktu di Kerajaan Mesir, ia kembali ke Roma dan melakukan banyak reformasi penting bagi masyarakatnya.
Baca Juga Beritaku: Kisah Ken Dedes, Wanita Nareswari, Dan 7 Korban Keris Empu Gandring
Awal Perpecahan
Sayang seribu sayang. Rupanya orang-orang kepercayaan Caesar tidak menyukai hubungannya dengan Cleopatra yang dianggap terlalu ikut campur dengan urusan Negara Roma.
Hal ini memunculkan friksi di antara Caesar dan para menteri yang dulu sangat setia dalam mendukung setiap fisinya.
Perpecahan di antara mereka memuncak pada malam hari tanggal 15 Maret tahun 44 M.
Sekelompok orang menghabisi nyawa Caesar dengan menghujamkan pisau secara bergantian. Di antara kelompok itu adalah Markus Brutus yang sangat ia percaya dan sayangi.
Cleopatra yang cerdik mengetahui bahwa meninggalnya Caesar tidak hanya akan memberinya terluka karena kehilangan cinta, tapi juga ketidakstabilan politik.
Mesir beresiko kehilangan Roma sebagai sekutu paling kuatnya. Namun awal gelap berhasil ditepis oleh kedatangan seorang jenderal perang yang menggantikan posisi Caesar. Ia bernama Markus Anthonius atau biasa dikenal dengan nama Mark Antony.
Cleopatra Dinikahi Oleh Mark Antony
Meski sudah beristri, Mark nekad mempersunting Cleopatra dan menjadikannya Ratu Roma.
Sebagai hadiah perkawinan, Mark memberikan wilayah Siprus, Fenesia, Coele-Syria, sebagian Arab, Sisilia, dan Yudea kepada ratu barunya. Meski begitu, kehidupan yang penuh kegemilangan ini hanya dinikmati keduanya dalam waktu singkat.
Octavian (kakak ipar Mark) tak terima melihat adiknya disia-siakan oleh Mark. Di luar itu, keputusan sepihak Mark untuk memberikan sebagian wilayah Roma kepada Cleopatra menciptakan kebencian di hati rakyat.
Begitu pula dengan para politikus yang berharap Mark memerintah lebih baik dan tidak dibutakan cinta seperti Caesar.
Octavian yang memiliki pasukan militer kuat, kemudian menghimpun dukungan dari berbagai kalangan.
Ia secara terang-terangan menabuh genderang perang pada sejoli Mark dan Cleopatra. Akhirnya Perang Actium pun pecah di tahun 31 M.
Terlepas dari upayanya yang keras untuk melawan, Mark yang kehilangan dukungan di Roma semakin terdesak.
Kekalahan yang terus menghantam selama berbulan-bulan sungguh menguras kekuatan militer Mark dan Cleopatra. Hingga nampak tak ada seorang pun yang dapat membantu sejoli ini untuk membalikkan keadaan.
Kondisi yang penuh keputusasaan ini membuat Mark amat terpukul. Tanpa aba-aba, Mark Antony memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri dengan menghujamkan sebilah pedang ke dadanya.
Cleopatra yang hatinya hancur berkeping-keping karena dua kali kehilangan cinta, juga merasa tidak ada jalan keluar aman baginya. Ia pun memutuskan untuk menyusul Mark dengan menggunakan bisa ular.
perjalanan cinta Cleopatra yang penuh kemegahan pun berakhir tragis di tangannya sendiri.
Kisah Cinta Ratu Balqis: “Tanpa Luka”
Ratu Balqis Pemimpin Dari negeri Saba
Ratu Balqis pemimpin negeri Saba digambarkan sebagai seorang perempuan yang memiliki kecerdasan dan kemampuan memimpin yang jeli. Persis seperti Cleopatra, Balqis juga dianugerahi dengan paras yang cantik jelita.
Kabar mengenai negeri makmur ini sampai ke telinga Nabi Sulaiman AS melalui utusannya: si burung hud-hud. Burung kecil nan tangguh itu juga mengabarkan bahwa pemimpin dan masyarakat Saba masih menyembah matahari. Mendengar hal itu Nabi Sulaiman berkeinginan kuat untuk mengajak sang ratu untuk menjadi pengabdi Allah Swt.
Maka diperintahkannya burung hud-hud untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Ratu Balqis.
Dalam sekejap, surat berisi ajakan untuk melakukan pertemuan diplomatis itu sampai ke tangan Balqis. Ia yang ragu terhadap niatan Nabi Sulaiman segera mengumpulkan para penasihatnya untuk memberikan pertimbangan terhadap perkara ini.
Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman
Meski dengan hati yang bimbang, Ratu Balqis akhirnya memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut.
Ia pun melakukan perjalanan ke kerajaan Nabi Sulaiman bersama segelintir orang-orang kepercayaannya. Kemegahan istana Nabi Sulaiman serta kesejahteraan masyarakatnya membuat Ratu Balqis tercengang.
Ia pun semakin penasaran dengan sosok raja yang sangat sukses dalam mengayomi rakyatnya itu.
Sesampainya Ratu Balqis di istana, Nabi Sulaiman mempersilahkannya untuk duduk di sebuah singgasana.
Ratu Balqis merasa sangat kagum dan penasaran, mengapa singgasana itu terasa begitu mirip dengan apa yang ia miliki di istananya.
Kemudian Nabi Sulaiman menjawab, “Itu memang singgasana milikmu. Aku memindahkannya ke sini sebelum kau tiba”.
Saat itulah Ratu Balqis menyadari keistimewaan Nabi Sulaiman sebagai rasul utusan Allah yang mendapatkan mukjizat istimewa dari-Nya.
Nabi Sulaiman Menikahi Ratu Balqis
Hati Ratu Balqis seketika bergetar dan keimanan terhadap Allah SWT pun meliputi dirinya serta para utusan yang menemani.
Sikap Ratu Balqis ini menjadikan Nabi Sulaiman pun berkehendak memperistrinya. Tanpa basa basi, mereka berdua pun menyatukan cinta dalam ikatan yang halal. Kedua negeri yang sangat kaya dan sejahtera itu pun bersatu kemudian terus berkembang.
Kisah cinta yang tulus dan tanpa luka ini mengajarkan kita bahwa sikap berserah diri kepada Allah akan mendekatkan kita pada kehidupan yang penuh berkah nan indah.
Daftar Pustaka
Mursyid, Ali Dan Zidna Khaira Amalia. 2016. Benarkah Yusuf daan Zulaikha Menikah? Analisa Riwayat Isra’Iliyyat dalam Kitab Tafsir. Doi:
Setiyowati, Hani. 2013. Menyingkap Kebenaran Kisah Cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf as. (kajian tingkat lanjut tafsir surat Yusuf).
Pitono, R Drs. 1965. Pararaton. Jakarta: Penerbit Bhratara.