Ken Dedes
Kisah Cinta Kend Dedes Dan Ken Arok

Kisah Ken Dedes, Wanita Nareswari, Dan 7 Korban Keris Empu Gandring

Diposting pada

Cinta dengan kisah yang merayap padanya, selalu menarik, termasuk peristiwa bersejarah antara Ken Dedes, Ken Arok dan Tunggul Ametung.

Beritaku.Id, Budaya – Dalam hidup dengan segala gelombang kehidupan yang selalu menjadi bagian dalam pribadi setiap orang. Menghasilkan banyak kenangan, nostalgia termasuk dalam hal rasa.

Selanjutnya, Rasa yang merupakan bagian penting dalam diri, sebagaimana teori Sigmund Frued. Menyebutnya “super Ego”, hingga Rasa dengan segmentasi cinta ada padanya.

Ada yang berakhir dengan indah, meski ada pula yang berakhir dengan tragis, seperti 15 Kisah Cinta Fenomenal dan Berakhir Tragis Sepanjang Sejarah.

Pemeran Kisah cinta Ken Dedes. Foto, Istimewa

Cerita Ken Dedes merupakan sebuah kisah yang membawa kita pada penalaran. Hingga memahami bahwa kekuatan cinta akan “melakukan apa saja” dalam meraihnya.

Kisah Cinta Ken Dedes

Tulisan Serat Pararaton dengan translater RM Mangkudimedja tahun 1979 menyebutkan. Bahwa seorang gadis bernama Ken Dedes yang tidak lain merupakan anak dari Mpu Purwa.

Ia adalah putri yang tinggal pada desa Panawijen.

Awalnya Tunggul Ametung merupakan Akuwu, semacam penguasa area di Tumapel. Akuwu itu sendiri bawahan dari kerajaan saat itu, yakni kerajaan Kediri (1185 – 1222).

Kecantikan Ken Dedes Yang Manyulap Jiwa Ken Arok Foto: Istimewa)

Sang Akuwu sebagai “Gubernur” atau penguasa, jatuh cinta pada Ken Dedes, sang putri desa Panawijen tersebut.

Suatu hari Tunggul Ametung datang kerumah Ken Dedes, hendak melamarnya. Namun ketika itu ayahnya, Mpu Purwa lagi berburu ke hutan. Dan meminta Tunggul Ametung sabar menunggunya.

Karena “merasa” sebagai penguasa maka Akuwu tidak mengindahkan pernyataan Ken Dedes, melainkan menculiknya saat itu juga untuk segera memperistrinya.

Sebenarnya, jika narasi penculikan ini kalau mau kita arahkan sebagai sebuah “pelecehan dan pemerkosaan” bukanlah sebuah narasi yang keliru. Karena posisi “kekuasaan” Tunggul Ametung ketika itu.

Setelah ayah dari Ken Dedes pulang kerumah, mengetahui anaknya diculik. Dia sangat memahami bahwa kecantikan anaknya adalah menjadi pemikat hati lelaki. Untuk nekat melakukan penculikan tersebut.

Mpu Purwa sangat kecewa dan mengutuk prilaku sang Akuwu dan bersumpah, bahwa kecantikan anaknya tersebut yang membuatnya terbunuh.

Hutan Baboji

Kini Ken Dedes resmi menjadi istri dari sang Akuwu, Tunggul Ametung, sebagai seorang penguasa, tentu ia tidaklah bekerja sendiri.

Maka kemana ia pergi, selalu bersama dengan pengawal.

Tidak ada tulisan yang menyebutkan bahwa Ken Dedes benar-benar cinta kepada Tunggul Ametung. Sebab semua prakiraan, menyebutkan bahwa alur perasaan Ken Dedes adalah kepatuhan kepada suami yang tidak lain sebagai penguasa wilayah.

Petirtaan Watu Gede di Malang. Sumber Foto: Super Radio

Suatu ketika, Ken Dedes bersama Tunggul Ametung melakukan perjalanan wisata ke hutan Baboji, tepranya di Desa Watugede Kecamatan Singasari, Kotta Malang.

Pada perjalanan kelokasi bersejarah tersebut, Sang Akuwu naik kereta kuda bersama istri dengan pengawalan ketat dari para pendekar. Dengan pendekar utama Keng Arok.

Perlahan Tunggul Ametung turun dari kereta diikuti oleh Ken Dedes, dengan langkah kaki menuju tanah hingga tanpa sengaja, belahan pakaian sang ratu terbuka. Membuat Ken Erok frustasi.

Tersingkap betis hingga pahanya, dan kelihatan “rahasyanya” yang kelihatan bercahaya oleh Ken Arok

Kutipan dari Pararaton, sumber: viva.co.id

Ada hal yang aneh dari pandangan Ken Arok atas kejadian tersebut, seketika jiwa dan sukmanya ikut dan berkecamuk.

Ken Dedes adalah istri tuannya, namun cinta dalam dada Ken Erok adalah pribadinya.

Konsultasi Cinta Pada Ayah Angkat

Ayah angkat dari Ken Angrok (Arok) bernama Loh Gawe.

Ken Arok mempertanyakan kepada sang ayah angkat tentang apa yang ia lihat dari “Rahasyanya” (organ kewanitaan).

Loh Gawe merupakan pendeta dari India.

Setelah mendapatkan penjelasan secara detail mengenai apa yang menjadi persaksian Ken Arok pada Ken Dedes. Maka Loh Gawe menyimpulkan bahwa Ken Dedes merupakan Wanita Nareswari. Atau utama, yang kelak melahirkan keturuan raja. Dan siapapun yang memperistrinya, kelak akan menjadi maharadja.

Ken Arok menyampaikan pula, bahwa wanita tersebut telah memiliki suami yakni Tunggul Ametung. Meski begitu, Ken Arok tidak bisa membendung hasrtanya. Hendak memperistri Ken Dedes.

Loh Gawe, tidak memberikan restu mengenai rencana Ken Arok tersebut, sebab batas Buddha adalah menyampaikan tentang keistimewaan Wanita bercirikan (cahaya) pada “rahasyanya”. Soal rencana pemberontakan Ken Arok, adalah keputusan pribadi, demikian jelas sang ayah angkat.

Istimewanya Wanita Nareswari

Wanita Nareswari atau Ardhanariwari, merupakan wanita utama sebab dri rahimnya akan melahirkan keturunan para Raja termasuk Singasari dan Majapahit.

Wanita Nareswari (utama) memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:

  1. Wajah ayu dan fisik yang sangat menarik (ideal),
  2. Ramah dan santun,
  3. Akhlak mengagumkan,
  4. Keturunan orang baik,
  5. Ditinggal oleh ibunya (yatim),
  6. Pemahanan dan kepatuhan agama sangat tinggi.

Ini sebagai sebuah keyakinan orang Hindu-Buddha mengenai wanita bergelar Ardhanariwari.

Pemberontakan Ken Arok

Dengan ciri wanita utama tersebut, ada pada Ken Dedes, maka Ken Arok melancarkan sebuah rencana untuk menyelesaikan urusan dengan Tunggul Ametung.

Hingga pada sebuah subuh, dengan keris Empu Gandring, Tunggul Ametung meregang nyawa. Oleh serangan Ken Arok, sang pengawal utama tersebut.

Loyalitasnya sebagai bawahan kini telah sirna karena “cinta” yang membara dari dalam dadanya.

Bentuk Keris Empu Gandring (Foto:Koleksi Keris)

Bentuk asli daripada Keris Empu Gandring masih menjadi perdebatan dari para sejarawan. Namun banyak yang meyakini bahwa bentuknya memiliki kemiripan dari gambar tersebut diatas.

Kisah Cinta Ken Arok Dan Ken Dedes

Kematian Tunggul Ametung, tidak menyeret Ken Arok sebagai pelaku sebab pengawal lain, yakni Kebo Ijo menjadi kambing hitam peristiwa tersebut.

Justru Ken Arok menjadi Akuwu baru menggantikan Tunggul Ametung di Tumapel.

Patung Raja Pertama Singasari: Ken Arok, Sumber Foto: Batukita

Peristiwa pembunuhan sang Akuwu lama terjadi pada saat Ken Dedes hamil untuk anaknya yang pertama yakni Anusapati atau Dimas Cokro Pamungkas.

Meski demikian, keduanya tetap melangsungkan perkawinan.

Hingga kelahiran anak pertama Ken Dedes yakni Anusapati, yang merupakan keturunan Tunggul Ametung. Selanjutnya Ken Dedes memiliki keturunan dari Ken Arok yakni:

  1. Mahisa Wonga Teleng,
  2. Panji Saprang,
  3. Agnibhaya, dan
  4. Dewi Rumbu.

Dalam sebuah pemikiran spekulatif menilai bahwa pada dasarnya Ken Dedes telah memiliki hubungan asmara dengan Ken Arok. Sebab satu-satunya saksi pembunuhan Tunggul Ametung adalah dirinya.

Bahkan ada sejarawan yang menilai bahwa keduanya terlah terlibat perselingkuhan.

Namun apapun modus perjalanan kisah keduanya, mereka telah mencatatkan sejarah tentang bagaimana “bringasnya” perwujudan kata hati.

Pemberontakan Terhadap Kerajaan Kadiri

Kertajaya. Raja Kadiri atau Kediri tahun 1222, terlibat perselisihan dengan para pemangku agama atau Brahmana. Dan para Brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok.

Peristiwa ini menjadi sejarah awal dan penting mengenai hubungan pernyataan Loh Gawe sebelumnya.

Para Brahmana memberi dukungan kepada Ken Arok untuk melakukan perlawanan kepada Raja Kertajaya.

Saat itu pula Ken Arok mengambil Tumapel merdeka dari Kerajaan Kediri, menjadi sebuah kerajaan baru bernama Singhasari.

Pemberontakan tersebut berhasil, sehingga Ken Arok menjadi Raja pertama pada kerajaan Tumapel atau Singhasari/Singasari.

Kematian Yang Tragis Ken Arok, Kekecewaan Ken Dedes

Anusapati sebagai anak tiri Ken Arok, tidak mengetahui dirinya sebagai anak tiri. Ia merasa sebagai anak tertua Ken Arok dengan Ken Dedes. Namun ia merasakan perlakuan berbeda dari Sang Raja.

Maka, Anusapati mendesak Ken Dedes mempertanyakan tentang siapa sebenarnya dirinya. Ken Dedes yang merasa kecewa pula karena Ken Arok menikah lagi atau memiliki selir.

Ken Arok memiliki selir benama Ken Umang, dengan anak: Tohjaya, Panji Suhdatu, Wergola, Dewi Rambi

Menjelaskan yang sesungguhnya bahwa Anusapati adalah anak tiri Ken Arok. Bukan hanya itu, tapi ia pula yang membunuh ayahnya, Tunggal Ametung.

Anusapati yang tidak menerima hal tersebut pula ikut merencanakan pembunuhan Ken Arok.

Melalui pembantunya dari Desa Batil, sore itu ketika sedang duduk makan sore, Ken Arok meregang nyawa dari tangan pembantunya. Anusapati, merebut kerin Empu Gandring tersebut dari tangan pembantu. Lalu menusuk pula sang pembantu untuk menghilangkan jejak.

Setelah kematian Ken Arok, maka pembantu Anusapati asal Desa Batil yang menjadi kambing hitam. Peristiwa karma tersebut mirip dengan pengkambinghitaman Kebo Ijo.

Korban Keris Empu Gandring

Keris Empu Gandring adalah keris khusus pesanan Ken Arok, kepada pembuatnya yang tak lain Empu Gandring.

Kesepakatan awal pembuatan keris tersebut adalah Ken Arok meminta keris yang memiliki kesaktian. Tanpa menjelaskan apa maksud pembuatan keris tersebut.

Empu Gandring sepakat untuk pembuatan keris dengan jangka waktu pengerjaan 1 tahun.

Namun belum sampai setahun, atau hanya 5 bulan kemudian, Ken Arok yang telah jatuh hati kepada Ken Dedes. Tidak tahan menunggu hingga setahun. Maka saat itu juga ia merebut keris tersebut.

Sayangnya, Ken Arok merebut dengan membunuh Empu Gandring, hingga Empu Gandring bersumpah saat menjelang kematiannya bahwa akan ada 7 nyawa menjadi korban keris tersebut, termasuk Ken Arok sendiri.

Berikut daftar nama korban keris Empu Gandring:

  1. Empu Gandring,
  2. Tunggul Ametung,
  3. Kebo Ijo
  4. Ken Arok
  5. Pembantu Anusapati,
  6. Anusapati, dan
  7. Tohjoyo

Baca juga: 10 Kerajaan Terlama Indonesia

Demikian kisah dan prahara cinta Ken Dedes, Ken Arok dan Tunggul ametung dengan korban berdarah dari keturunannya. Sebagai wanita utama, juga ada peran Keris yang banyak merubah alur sejarah dan tahta pada kerajaan Singasari.