Bertaku.Id, Politik : Kongres V PAN tahun 2020 ini. Terlibat rivalitas antara Amien Rais sebagai pendiri PAN dengan Zulkifli Hasan sebagai Incumbent Ketua Umum DPP PAN, Sabtu (8/2/2020)
Sekretaris Sterring Committe Kongres ke-V PAN, Saleh Daulay dalam keterangan pers menjelaskan bahwa untuk periode 2020-2025.
Terdapat 4 kandidat memperebutkan posisi Ketua Umum, tapi tidak ada nama putra Amien Rais, Hanafi Rais.
4 kandidat, adalah Mulfachri Harahap, Asman Abnur, dan Drajad Wibowo. Sementara petahana Zulkifli Hasan bakal mendaftar di lokasi Kongres ke-V PAN.
“Berdasarkan laporan itu, tiga calon mendaftar kemungkinan hadir Mulfachri, Asman, dan Drajad. Sedangkan Zulkifli diperkirakan mendaftar di Kendari,” kata Saleh Daulay saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (7/2).
Beredar kabar bahwa Mulfachri Harahap akan menggandeng Hanafi Rais ke posisi Sekretaris Jenderal ketika terpilih menjadi Ketua Umum.
“Tadi malam rapat steering committee dilaporkan bahwa besok Sabtu (8/2) akan dibuka pendaftaran. Dan Panitia Pemilihan yang ada di steering committee akan menerima,” kata Saleh.
Kongres V PAN 10-12 Januari di Kendari
Ada 2 agenda penting dalam kegiatan kongres tersebut, yakni menentukan Siapa Ketua Umum. Dan Sikap Politik terhadap pemerintahan yang ada sekarang, apakah mendukung atau oposisi.
“Kami akan melakukan pembahasan, analisis, dan menetapkan posisi partai kami dalam perjalanan pemerintahan ke depan. Kami akan menetapkan posisi PAN dalam konteks tata kelola politik pemerintahan.” Kata Waketum PAN Bima Arya. Di Kantor DPP PAN Jalan Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (30/1).
Pada pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, PAN sempat berada di luar pemerintahan karena mendukung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa di Pilpres 2014.
PAN lalu bergabung dalam koalisi pemerintahan, sementara Gerindra tetap menjadi oposisi.
Kontras dengan kondisi yang ada sekarang, dimana Gerindra telah bergabung dengan peerintahan Jokowi Ma’ruf. Sementara PAN belum menentukan sikap politik pasca pilpres.
Pilpres 2019, PAN kembali mendukung Prabowo-Sandi melawan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pelan tapi pasti PAN tidak mendapat jatah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Kondisi ini akan merepotkan PAN dalam waktu 5 tahun kedepan.
Rivalitas Zulkifli Hasan vs Amien Rais
Untuk menunjukkan power didalam tubuh PAN yang dimiliki, maka Zulkifli melakukan planning penguasaan Kongres.
2 Sisi penting yang berpengaruh dalam kontestasi 5 tahunan tersebut, yakni SC (Sterring Committee). Dan OC (Organizing Committee) dikendalikan oleh Zulkifli Hazan.
Tepatnya Pada Jumat 20 Desember 2020, Rapat Harian DPP PAN menunjuk Eddy Soeparno (Sekjend DPP) sebagai Ketua SC, dan Sekretaris SC menunjuk Saleh Daulay (WaSekjend DPP).
Untuk Posisi OC diserahkan kepada Ketua DPW PAN DKI, Eko “Patrio” Hendro Purnomo.
Kelengkapan Kongres Untuk Zulhas
Pada rapat penentuan SC dan OC, Zulkifli Hasan tidak membuka ruang diskusi.
Banyak Loyalis Amien Rais merasa aspirasinya tidak didengarkan, sebab setelah menentukan ketua masing-masing SC dan OC, Zulhas langsung beranjak dari tempat duduk dan pergi.
Wasekjend DPP PAN Ahmad Yohan menyayangkan Zulkifli langsung menutup rapat dan pergi meninggalkan ruangan rapat.
“Banyak yang merasa ada nama-nama lain yang bisa kami usulkan agar kebersamaan terjaga,” kata Yohan.
Seperti diketahui bahwa Eddy Soeparno dan Eko Patrio dianggap loyalis dari Zulkifli Hasan selaku petahana dalam kongres mendatang.
Yohan berharap Zulhas mengedepankan sikap demokratis dan tidak menganak emaskan pendukungnya di kepanitiaan kongres.
Apa yang dilakukan Zulhas dianggap tak demokratis, padahal ia merupakan mantan Ketua MPR dan saat ini menjabat Wakil Ketua MPR.
Sementara itu, Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada reporter Tirto, mengatakan dirinya tak mau terpancing dengan tudingan-tudingan oleh kelompok yang ia sebut sebagai ‘oknum lain’ di PAN.
“Saya tidak akan menyampaikan urusan internal partai ke pihak luar, berbeda dengan sejumlah oknum lainnya di partai yang “rajin” memublikasikan kondisi PAN dengan tambahan bumbu dramatisasi,” ujar Eddy.
Komentar Pakar
Kondisi ini membuat Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin angkat bicara.
“Dinamika di PAN sama sekali tak menguntungkan PAN justru sangat merugikan, karena PAN butuh regenerasi. Namun disaat yang sama, Zulhas memaksakan diri ingin melanggengkan kekuasaannya,” jelas Ujang.
Sementara itu, Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta Adi Prayitno berpendapat bahwa PAN harus berani keluar dari bayang-bayang Amien Rais jika tak ingin ada konflik internal berkepanjangan.
Tak mudah memang keluar dari bayang-bayang Amien karena figurnya yang masih kuat.
“Tapi untuk kepentingan ke depan PAN perlu transformasi. Tentu jalan yang harus dilalui cukup berliku dan mendaki memang. Seperti ribut-ribut kecil itu,” jelas Adi kepada reporter Tirto.
Amien Rais memang sosok yang dihormati di PAN. Amien adalah pendiri PAN setelah runtuhnya rezim Soeharto tahun 1998 yang masih aktif mengurus partai sampai saat ini.
Sejarah mencatat bahwa PAN dan PKB adalah 2 Partai yang dideklarasikan setelah keruntuhan Soeharto.
Figur Amien Rais dan KH Abdurrahman Wahid ketika itu menjadi pusat perhatian publik. Sebelum menjadi PAN, dulunya adalah Partai Anak Bangsa (PAB), kemudian berdiri Partai Kebangkitan Bangsa(PKB).
Sentral ketokohan Amien Rais masih terasa di PAN hingga saat ini, berbeda dengan PKB, dimana Muhaimin Iskandar mampu terlahir dengan “rivalitas” terhadap sentralistik Gusdur.
Akankah Zulkifli Hasan bisa memenangkan pertarungan melawan Amien Rais?