BERITAKU.ID, MAKASSAR – Mengamankan secara persuasif adalah langkah bijak, tanggapan terhadap gerakan tak seharusnya berakhir pada ujung pentungan atau di ujung kepalan tangan, Senin (24/6/2019). Korban Pemukulan.
Aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa Bantaeng di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan berakhir dengan adu jotos, berawal dari beberapa oknum Satpol PP dan Pegawai yang mencoba melarang peserta aksi masuk ke dalam kantor Gubernuran.
Peserta aksi bertujuan menyampaikan aspirasi terkait izin AMDAL PT. Huady Nickel-Alloy di Kabupaten Bantaeng. Mereka pun menuntut kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulsel untuk menutup sementara Smelter yang dikelola oleh perusahaan tersebut.
Sebelum kejadian pihak demonstran ingin masuk ke halaman Kantor Gubernur dan di tengah perjalanan seorang oknum Satpol PP memprovokasi massa dengan ucapan kasar.
“Satpol PP mencoba menghalangi untuk orasi, muncul provokasi atas nama Rival. Langsung lompat ditengah melakukan pemukulan terhadap massa (” jelasnya.
Tiga mahasiswa Korban Pemukulan tersebut yakni Ardiansyah, yang menderita luka di bahu kanan belakang, pelipis kanan, dan dagu bagian kiri bawah. Jalil yang terkena pukulan di dahi dan mata bagian kirinya mengalami sedikit pendarahan. Sementara Erik Faturahman terkena pukulan di dahi hingga mengalami pendarahan.
“Satpol PP mencoba menghalangi untuk orasi, muncul provokasi atas nama Rival. Langsung lompat ditengah melakukan pemukulan terhadap massa” jelasnya.
Atas tindakan oknum Satpol PP itu, saling dorong dan pemukulan tak terhindarkan, kata Jalil, sebenarnya yang terkena pukulan tak hanya mereka bertiga. Rekan yang lain pun juga kenal pukul, hanya saja mereka bertiga lah yang mengalami luka.
“Saya dipukul pake tongkat Satpol PP, ada juga pake dahan pohon. Satpol PP main keroyok,” ujar Jalil.
Sementara itu, Herman Syam selaku Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian Pemprov Sulsel menampik pemukulan tersebut. Ia berdali tak ada pemukulan, hanya saja insiden dorong mendorong antara pihaknya dengan massa.
“Tidak ada pemukulan, tidak ada itu,” bantahnya.(*)