Salah satu solusi menjaga keutuhan wilayah kesatuan RI, dari klaim negara lain adalah dengan melakukan Optimalisasi dan Pemanfaatan Pulau-pulau kecil.
Prof. Dr. Ir. H.Sudirman, MPi
Guru Besar Bidang Perikanan Tangkap dan Kepala laboratorium Teknolgi Penangkapan Ikan Unhas
Beritaku.Id, Budaya Maritim – Kedaulatan Negara, adalah kekuatan dan power yang dimiliki untuk kuasa alam. Laut, daratan serta udara Pada teritorial Indonesia.
Banyak diantara kita yang kemungkinannya belum pernah menikmati keindahan alam dan laut di Pulau terluar tak berpenghuni. Dengan deru gelombang laut yang kesepian. Hembusan nafas dan suara ombak merintih dan Kesepian pada Alam Indonesia yang Subur.
Kita mencintai negara ini dengan tumpah darah dan jiwa raga secara totalitas. Tidak akan pernah berharap untuk kehilangan sejengkal tanahpun.
Masih segar diingatan kita ketika kehilangan Pulau Ligitan dan Sipadan yang lepas dari wilayah kekuasaan kesatuan Republik Indonesia.
Spekulasi beragam pendapatpun muncul menyalahkan pemerintah terhadap lepasnya pulau tersebut. Pemerintah lemah. Pemerintah tidak memiliki wibawa didepan Malaysia. Pemerintah tidak berpengaruh. Dan masih banyak tudingan lainnya.
Dalam berbagai tulisan media massa. Dikemukakan bahwa salah satu dari faktor penyebab lepasnya pulau tersebut adalah tidak adanya aktivitas dan perhatian dari negara RI terhadap pulau tak berpenghuni itu.
Pulau yang memiliki potensi, membutuhkan optimalisasi dan pemanfaatan sumber daya yang ada didalam dan sekitar pulau tersebut.
Kita berharap bahwa hal ini tidak akan terulang lagi dimasa yang akan datang. Namun tidak hanya pada slogan cinta NKRI harga mati dan sebagainya. Melainkanharus ada usaha-usaha efektif yang dapat dilakukan kearah itu.
Optimalisasi Dan Pemanfaatan Pulau Dan Kedaulatan Negara
Untuk menghindari lepasnya suatu pulau, dari klaim negara lain adalah membutuhkan sebuah solusi. Upaya mendalam. Dan salah satu solusinya adalah memberikan aktivitas atau optimalisasi pemanfaatan dari Pulau tersebut.
Baca juga: Aktifitas Perikanan Dan Covid-19, Serta PSBB Dan Dampak Ekonomi
Data Pulau Terluar
Kita Negara kaya, dengan Sumber Daya Alam Laut dan Darat yang sangat banyak. Termasuk diantaranya pulau-pulau.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan RI menunjukkan bahwa, terdapat 92 pulau-pulau kecil terluar yang menjadi perhatian pemerintah sekarang ini.
Diantara pulau-pulau kecil tersebut, 67 diantaranya berbatasan dengan wilayah laut 10 negara tetangga, yaitu:
- Singapura,
- Malaysia,
- Philipina,
- Vietnam,
- India,
- Thailand,
- Palau,
- Papua Nugini,
- Australia dan
- Timur Leste.
Diantara 67 tersebut, Terdapat 12 pulau menjadi perhatian khusus pemerintah karena berpotensi menjadi sengketa dan lepas dari negara kesatuan RI.
Kontribusi Buat Pemerintah
Jika demikian halnya (resiko kehilangan dan sengketa) maka kita perlu memberikan saran dan pemikiran kepada pemerintah. Sesuai bidang dan kompetensi kita masing-masing.
Baca juga : ATOZ Palung Lautan Paling Dalam di Dunia, Terletak Dimana Saja?
Agar pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan atau pulau-pulau terluar yang umumnya tidak berpenghuni itu. Dicarikan solusi berupa aktivitas dari berbagai bidang, sehingga terjadi optimalisasi pemanfaatannya
Solusi Dan Optimalisasi Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Tentu banyak cara yang dapat dilakukan, namun dalam tulisan ini akan dikemukakan salah satu aktivitas.
Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan adalah yang berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya hayati laut. Khususnya pemanfaatan Tehnologi Penangkapan Ikan yang sederhana dan ramah lingkungan.
Teknologi penangkapan ikan yang harus dipilih tentulah yang sederhana, tepat guna dan ramah lingkungan.
Salah satu teknologi penangkapan yang dapat memenuhi persyaratan tersebut oleh nelayan pulau-pulau kecil.
Diperbatasan adalah alat tangkap set net dengan berbagai tipe dan modifikasinya. Alat tangkap ini dapat mengeksploitasi berbagai jenis ikan pelagis dan demersal termasuk ikan karang tanpa merusak karangnya.
Di Jepang alat tangkap ini telah dimanfaatkan dengan baik di seluruh perairan pantainya, dan pada tahun 1997 memberikan kontribusi sebesar 11% dari total hasil tangkapan di Jepang.
Tentulah tulisan yang singkat ini tidak dapat menjelaskan alat tangkap ini secara teknis dan detail karena halaman yang terbatas.
Set Net
Namum secara singkat set net dapat digambarkan sebagai alat tangkap yang memiliki penaju (leader net) yang berfungsi mengarahkan kelompok ikan masuk ke dalam serambi (play groung).
Serambi berbentuk kerucut yang mempunyai fungsi sebagai tempat berkumpulnya kelompok ikan sebelum masuk ke dalam kantong (bag net).
Kantong adalah tempat terakhir kelompok ikan terkumpul, dimana pada bagian kantong inilah yang dihauling oleh nelayan. Untuk memanen hasil tangkapan (Gambar 1).
Pulau yang 12 tersebut adalah pulau terluar. Tak berpenghuni atau tak layak huni dengan salah satu faktor diantaranya tidak tersedia kelengkapan kebutuhan bahan pokok.
Maka metode diatas akan melahirkan Pertanyaan, bagaimana metode yang digunakan. Sehingga pulau-pulau yang tidak berpenghuni itu dapat dimanfaatkan oleh nelayan sedangkan ia tidak berada di tempat itu?.
Pertanyaan tersebut menarik, sebagai bentuk dan upaya untuk menjawab bagaimana efektifitas kedepannya.
Maka, Untuk menjawab pertanyaan ini maka pemerintah sebaiknya melakukan beberapa tahap kegiatan.
Untuk tahap awal yang bisa dilakukan adalah menginventarisasi pulau-pulau kecil yang jaraknya tidak terlalu jauh. Atau dapat terjangkau dari pulau yang berpenghuni diperbatasan wilayah RI. Selanjutnya untuk mengoptimalkan pemanfaatannya bisa dilakukan secara cluster.
Keuntungan Pemasangan Set Net
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan pemasangan alat tangkap set net di pulau-pulau kecil, antara lain :
(1) dengan adanya aktivitas penangkapan yang dilakukan oleh nelayan kita di fishing ground pulau-pulau kecil. Menutup ruang bagi negara lain untuk mengkapling bahwa daerah tersebut adalah bagian dari wilayahnya;
(2) secara langsung pemerintah telah memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di wilayah yang sangat terpencil yang selama ini sangat termarginalkan;
(3) menjaga keutuhan wilayah perairan Indonesia dengan biaya yang relatif murah, karena keberadaan nelayan di daerah tersebut secara langsung atau tidak langsung membantu pihak Angkatan Laut RI menjaga wilayah negara kesatuan;
(4) salah satu bentuk implimentasi dari pemberdayaan masyarakat nelayan di pulau-pulau kecil. Yang akhir-akhir ini sangat diprioritaskan oleh pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan ( DKP) RI.
Keterlibatan Pemerintah
Bagaimana peran pemerintah dalam mewujudkan ide tersebut di atas?.
Pada tahap awal pemerintah harus memberikan bimbingan teknis kepada nelayan di sekitar pulau-pulau kecil itu. Setelah sebelumnya dilakukan observasi daerah-daerah mana yang bisa dilakukan pemasangan alat tangkap.
Proses Pada tahap ini institusi seperti TNI AL, DKP dan Perguruan tinggi perlu dilibatkan untuk mendapatkan masukan.
Pada tahap selanjutnya adalah mengatur kelembagaannya atau organisasi serta alurnya. Sehingga jelas siapa saja yang dapat mengambil hasil tangkapan dari alat tangkap tersebut. Dan dimana tempat penjualan dengan harga yang layak, sehingga dampak ekonominya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Dalam tahap ini peran pemerintah sebagai pembimbing teknis sangat diperlukan.
Kelebihan Pemasangan Set Net
Mengapa sebaiknya alat tangkap set net dan bukan alat tangkap lainnya. Dalam hubungan ini alat tangkap set net memiliki beberapa kelebihan antara lain;
(1) pengambilan hasil tangkapan dapat dilakukan dalam 2-3 hari sekali, sehingga nelayan tidak mesti tinggal menunggu pada fishing ground pulau-pulau kecil tersebut;
(2) pemasangan alat tangkap set net dapat dilakukan pada jarak yang sangat dekat dengan pulau-pulau kecil sehingga nampak bahwa pulau tersebut dimanfaatkan oleh nelayan;
(3) hasil tangkapan alat tangkap set net dalam keadaan segar sehingga nilai ekonominya bisa lebih tinggi;
(4) dengan alat tangkap set net yang sederhana, investasinya bisa lebih rendah dan produksinya dapat lebih tinggi.
Apabila ide ini dapat direalisasikan maka dampak positif, secara kumulatif yang dapat diperoleh adalah menjaga keutuhan wilayah bangsa Indonesia dengan memanfaatkan nelayan disekitar pulau-pulau yang tidak berpenghuni.
Memanfaatkan sumberdaya hayati laut kita di daerah perbatasan serta mendorong pemanfaatan teknologi penangkapan ikan. Yang ramah lingkungan di wilayah perairan Republik Indonesia.
Tentu masih ada alternatif-alternatif lain yang dapat dilakukan dalam tinjauan disiplin ilmu lain. Namum dalam bidang teknologi penangkapan ikan ide tersebut di atas layak untuk dikaji dan dipertimbangkan.
Semoga terwujud ***
Biodata Penulis, Klik disini
Tulisan Dari Prof Sudirman:
- Lautan Dalam AlQuran, Mengungkap Rahasia Ke Permukaan.
- Paradoksal Kelimpahan Sumberdaya Laut Dan Kemiskinan Nelayan.
- Ikan Tuna, Emas Merah Dilautan, Seharga Lamborgini.
- Analisa Ikan Yang Menelan Nabi Yunus AS, Berdasarkan Ilmu Perikanan Modern.
- Solusi Menuju Cerdas, Sehat Dan Kuat, Wujudkan Masyarakat Gemar Makan Ikan (GEMARI).
- Warning Atas Kerusakan Hutan Bawah Laut, Sebagai Kekayaan Bahari
- Potensi Ekonomi Tertidur, Di Perairan Laut Dalam Dan Pulau Kecil