Panel surya adalah salah satu solusi menghadapi krisis listrik. Alat ini mengolah energi matahari menggunakan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Artikel ini menyajikan informasi mengenai definisi, 3 jenis panel surya, manfaat, mekanisme kerja hingga isu PLTS dapat mempercepatan kiamat.
Beritaku.id, Berita Pendidikan – Matahari adalah salah satu dari 100 miliar lebih bintang di Bima Sakti dan menjadi jantung dari tata Surya. Jika Matahari tidak ada, maka planet-planet serta berbagai benda langit lainnya akan bergerak tanpa tujuan seolah kehilangan arah.
Ditulis Oleh: Riska Putri (Penulis Berita Pendidikan)
Matahari juga dapat menghasilkan panas yang menciptakan suhu ideal bagi planet-planet yang ada dalam dalam tata surya termasuk planet yang selama ini menjadi rumah bagi seluruh umat manusia yaitu Bumi.
Pancaran sinar matahari membuat bumi tetap hangat dan bagi kehidupan sehingga udara dan air dapat bersirkulasi dengan baik serta tumbuh-tumbuhan dapat berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang kita perlukan. Selain itu juga matahari dapat menghasilkan energi listrik dengan menggunakan Teknolgi Panel Surya.
Ketergantungan Manusia Terhadap Energi Listrik
Berbeda dengan jaman Purba, saat ini manusia sudah tergantung dengan energi listrik yang sangat dibutuhkan setiap orang dalam menjalani kehidupannya.
Bisa kita banyangkan jika tidak ada listrik, maka setiap malam akan di selimuti oleh kegelapan dan keheningan yang pekat, tidak ada lagi lampu-lampu berpijar pada setiap sudut jalan.
Dan bahkan semua perangkat elektronik seperti handphone, computer, TV dll pun tidak akan mampu beroperasi jika tidak ada listrik.
Namun hari demi hari populasi manusia semakin meningkat yang akhirnya membuat kebutuhan listrik juga meningkat. Ancaman krisis listrik pun meningkat karena harga bahan bakar yang juga terus meningkat seiring dengan terbatasnya sumber daya alam.
Hal ini mengakibatkan tarif listrik pun mengalami kenaikan terus menerus yang tentunya hal ini akan memicu kita mencari cara untuk menghemat penggunaan listrik sehingga tidak akan menguras dompet dan rekening.
Untuk mengatasi hal tersebut, memanfaatkan energi matahari dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi ancaman krisis listrik. Energi matahari ini dapat kita olah dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menggunakan panel surya atau di kenal juga dengan panel solar menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.
PLTS dengan panel solar yang di pasang di atap semakin populer dan berkembang di masyarakat. Sistem ini di nilai mudah di implementasikan, sederhana, dan kapasitasnya bisa di sesuaikan dengan luas atap. Sistem ini juga di minati karena sinar matahari mudah di dapatkan di Indonesia yang merupakan daerah tropis.
Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Panel surya adalah sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Hal ini terjadi dengan memanfaatkan prinsip yang Photovoltaic Cell (PV Cell).
Photo merujuk kepada cahaya dan voltaic merujuk kepada tegangan. Terminologi ini di gunakan untuk menjelaskan sel elektronik yang memproduksi energi listrik arus searah dari energi radian matahari.
Mekanisme Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Photovoltaic cell terbuat dari material semikonduktor terutama silikon yang dilapisi oleh bahan tambahan khusus. Jika cahaya matahari mencapai cell maka elektron akan terlepas dari atom silikon dan mengalir membentuk sirkuit listrik sehinnga energi listrik dapat dibangkitkan.
Sel surya didesain untuk mengubah cahaya menjadi energi listrik sebanyak-banyaknya dan dapat digabung secara seri atau paralel untuk menghasilkan tegangan dan arus yang diinginkan.
Photovoltaic Cell bekerja dengan sangat tergantung kepada sinar matahari yang di terimanya. Kondisi iklim seperti munculnya awan dan kabut akan menyebabkan sinar matahari yang masuk kedalam Photovoltaic Cell menurun sehingga berpengaruh juga terhadap kinerjanya.
Gabungan dari beberapa Photovoltaic Cell di sebut dengan Panel Surya atau modul surya. Jika ini tersusun dari sekitar 10 – 20 atau lebih maka dapat menghasilkan arus dan tegangan tinggi yang cukup untuk kebutuhan sehari hari.
Secara sederhana, Panel Surya bekerja dengan menyerap cahaya matahari dan menapung energi yang di hasilkan ke dalam sebuah baterai. Dengan demikian, sistem bisa berjalan meskipun di sore hari, malam hari, atau ketika kondisi hujan.
Selain itu, terdapat kabel yang terintegrasi dengan instalasi listrik di dalam rumah. Ketika ada konsumsi listrik dari barang elektronik, misalnya ketika menyalakan televisi, secara otomatis tenaga listriknya di ambil dari baterai.
Baca Juga Beritaku: 4 Manfaat Panel Surya serta Keunggulannya
Jenis Panel Surya
Panel Surya Monokristal (Mono-crystalline)
merupakan panel yang paling efisien di bandingkan dengan panel Surya jenis lainnya dan dapat menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Jenis ini dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat ganas.
Namun Jenis panel Surya ini memiliki kelemahan yaitu tidak akan berfungsi baik di tempat yang cahaya mataharinya kurang / teduh, dan efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
Panel Surya Polikristal (Poly-crystalline)
Polikristal merupakan jenis yang memiliki susunan kristal acak tidak beraturan. Jenis Polikristal juga memerlukan luas permukaan yang lebih besar di bandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.
Akan tetapi Polikristal memiliki kelebihan di banding monokristal, yaitu tidak terpengaruh oleh iklim maupun kondisi cuaca karena Polikristal tetap dapat menghasilkan listrik walaupun mendung.
Panel Surya Thin Film Photovoltaic
Thin Film Photovoltaic merupakan jenis yang terdiri dari dua lapisan panel surya dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon dan amorphous sehingga memerlukan luas permukaan yang lebih besar untuk menghasilkan daya lebih besar pula daripada monokristal dan polykristal.
Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction Photovoltaic dengan tiga lapisan karena berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang ditera setara.
Teknik Pemasangan Panel Surya
Pengguna dapat memasang panel surya secara permanen pada pondasi dudukannya dan di posisikan tegak lurus terhadap arah datangnya matahari tepat di siang hari.
Jika Panel Surya di pasang secara mendatar maka akan menyebabkan cahaya matahari pagi hari dan sore hari tidak berada pada posisi yang tepat terhadap arah datangnya sinar matahari. Akibatnya jumlah energi listrik yang bisa di bangkitkan menjadi lebih sedikit daripada seharusnya.
Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Dengan cara mengolah energi matahari menjadi listrik dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maka dapat membawa banyak manfaat bagi kita semua yaitu:
Menghemat tagihan listrik
Kenaikan tarif listrik tentu saja berdampak pada kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi jika tagihan listrik terus merangkak naik tanpa di imbangi kenaikan penghasilan.
Dengan memakai panel surya, tagihan listrik dapat berkurang sampai 50%, bahkan bisa saja tidak perlu membayar tagihan listrik. Hal ini karena kebutuhan akan listrik di rumah bisa dapat di penuhi sendiri.
Ramah lingkungan
Dengan menggunakan sistem pembangikit listrik yang menggunakan matahari yang merupakan sumber energy yang berasal dari alam, maka kita ikut berperan dalam menjaga kelestarian alam.
Mudah Diterapkan Di Indonesia
Indonesia merupakan negara tropis dengan sinar matahari sepanjang tahun. Hal ini membuat negara kita cocok dalam penerapan energi surya. Dengan demikian, sistem ini dapat di terapkan di setiap rumah di Indonesia dan menjadi pembangkit listrik mandiri.
Baca Juga Beritaku: Xiaomi akan Luncurkan Smartphone Tenaga Matahari
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Mempercepat Terjadinya Kiamat, Benarkah?
Siapa yang tidak takut dengan kata kiamat? Kiamat itu pasti terjadi namun tidak di ketahui pasti kapan waktu tiba dari kiamat tersebut dan hanya Tuhan YME yang Maha Mengetahui.
Namun saat ini banyak orang yang mengaitkan antara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kiamat, di sebarkan issue bahwa teknologi ini dapat mempercepat terjadinya kiamat. Namun apakah isu tersebut benar?
Sebenarnya issue ini berawal dari Panel Surya yang di kabarkan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu:
Penambahan Sampah
Bahan-bahan yang di gunakan dalam panel surya akan menjadi sampah apabila alat tersebut mengalami kerusakan. Komponen-komponen dan bahan penyusun alat tersebut akan di buang dan dapat mencemari lingkungan.
Dampak negatif ini sebenarnya dapat di tanggulangi dengan cara recycle namun kecenderungan orang akan lebih memilih untuk membuang barang yang sudah rusak daripada mendaur ulang.
Bahan-bahan di dalamnya, seperti polysilicon apabila telah di buang ke lingkungan akan menghasilkan silikon tetraklorida yang bersifat racun. Pembuatan panel surya juga menggunakan nitrogen tetrafluoride yang merupakan gas rumah kaca yang berbahaya bagi ozon.
Baca Juga Beritaku: Fenomena 2 Matahari di Makassar, Nitizen: Kiamat
Peningkatan Penambangan
Komponen-komponen pada panel surya merupakan logam yang harus ditambang. Semakin banyak kebutuhan untuk pemasangannya, berarti semakin banyak penambangan logam yang harus dilakukan.
Kegiatan penambangan ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan walaupun dapat diatasi dengan kegiatan reklamasi dan reboisasi pasca-tambang.
Membahayakan Mahluk Hidup
Pantulan cahaya matahari dari panel surya yang berbahaya bagi mahluk hidup. Jika ada burung maupun serangga yang terbang di dekat panel surya tersebut maka akan mengakibatkan kematian.
Selain itu, cahaya matahari yang seharusnya di teruskan ke dalam tanah namun di pantulkan kembali ke udara sehingga lebih banyak cahaya matahari yang di pantulkan kembali daripada di serap oleh tanah.
Penguragan Ketersediaan Air Tanah
Panel surya dapat mengurangi ketersediaan air tanah maupun air permukaan yang ada. PLTS memerlukan air untuk pembersihan konsentrator secara rutin, begitu juga dengan pendinginan turbin dan generator sehingga air yang di butuhkan untuk pengoprasian dan pemeliharaan panel surya jumlahnya besar.
Pengambilan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan kekeringan pada lingkungan sekitar. Selain itu, panel surya yang dibuat dalam skala besar di permukaan tanah juga dapat mengakibatkan daerah resapan air berkurang
Dampak-dampak negatif inilah yang menggiring opini bahwa panel surya dapat mempercepat kiamat. Namun demikian, dampak negatif pemanfaatan energi matahari jauh lebih sedikit di bandingkan dengan sumber energi alternatif lainnya.
Panel surya mungkin menimbulkan sampah, tapi tidak akan sebanyak jumlah sampah industri, sampah rumah tangga dan sampah lainnya yang sampai saat ini menggunung dan semakin hari malah bertambah.
Penambangan pun sebetulnya banyak dilakukan seperti penambangan minyak dan batubara, bahkan tidak sedikit lahan yang ekosistemnya di hancurkan demi pertambangan tersebut.
Sehingga kita dapat menduga bahwa anggapan panel surya menyebabkan kiamat hanyalah mitos dan ketakutan yang tidak beralasan. Karena tidak ada bukti ilmiah apapun yang mendukung klaim tersebut.
Jadi bagaimana dengan opini anda? Apakah anda tetap berpikiran bahwa panel surya mendekatkan kiamat?
Sebagai manusia yang di ciptakan oleh Tuhan YME dan memiliki tugas untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Tentunya kita tetap dapat menjaga kestabilan alam dengan cara mencari solusi untuk mengurangi dampak negative yang ada pada panel surya.
Contohnya seperti melaksanakan recycle pada limbah panel surya dapat di maksimalkan dan di upayakan bagaimana pengelolaannya sehingga dampak limbahnya ke lingkungan berkurang.
Daftar Pustaka
- Chenni, R., Makhlouf, M., Kerbache, T., and Bouzid, A., (2007). A Detailed Modeling Method for Photovoltaic Cells. Amsterdam. Journal of Energy, Volume 32, Issue 9, pp. 1724-1730.
- Youness, S., Claywell, R., and Muneer, T., (2005). Quality Control of Solar Radiation Data: Present Status and Proposed New Approaches. Amsterdam, Journal of Energi, Volume 30, Issue 9, pp. 1533-1549.
- Takle, E. S., and Shaw, R. H. (2007) Complimentary Nature of Wind and Solar Energy at a Continental Mid-Latitude Station. New York. International Journal of Energy Research, Volume 3, Issues 2, pp. 103-112.
- Asih, Dini Nur. 2019. Alasan Matahari Menjadi Pusat Tata Surya. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191004135848-199-436772/alasan-matahari-menjadi-pusat-tata-surya
- Ratnasari, Kartika. 2020. Mengenal Panel Surya: Pengertian, Cara Kerja, Hingga Harganya. https://artikel.rumah123.com/mengenal-panel-surya-pengertian-cara-kerja-hingga-harganya-54557