Dalam hal komunikasi publik, seperti pembukaan pidato persuasif merupakan bagian dari kegiatan beretorika. Ada 4 metode dalam berpidato yang perlu kita pelajari, bagaimana struktur teks pembukaan pidato persuasif, dan ciri dari pidato jenis ini?
Beritaku.id, Organisasi Dan Komunikasi – Tampil dengan style mencengangkan, dambaan bagi kebanyakan orang saat tampil membawakan sambutan, ceramah maupun pidato.
Oleh : Luluk Fadiyah (Penulis Komunikasi)
Namun tahukah anda, bahwa tampil terbaik dengan penampilan terbaik harus dengan perencanaan yang matang. Kuasai diri, sebelum menguasai orang lain.
Hal terpenting yang perlu kita perhatikan sebelum tampil di depan umum adalah mengetahui kekurangan dan kelebihan diri.
Dengan mengenali diri sendiri, kekurangan yang kita miliki dapat kita siapkan dengan berbagai cara seperti memperbanyak berlatih, memperbanyak informasi, dll. Pun demikian dengan kelebihan, sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik.
Menjadi narasumber atau pembicara dalam sebuah acara tentunya bukan hal yang mudah. Untuk itu perlu adanya persiapan yang benar-benar matang agar apa yang akan kita tampilkan bisa maksimal.
Dalam hal berpidato, seseorang harus tampil begitu memukau hingga membuat pemirsa tertarik dengan apa yang kita sambaikan. Membangun suasana yang nyaman agar tidak terkesan membosankan juga menjadi salah satu keahlian khusus yang perlu kita miliki.
Tentu saja untuk dapat tampil secara maksimal membutuhkan persiapan dan jam terbang yang cukup. Dapat kita bedakan seseorang yang benar-benar mempersiapkan apa yang hendak ia sampaikan dengan orang yang hanya sekedar membaca teks pastilah berbeda.
Pembagian Pidato
Gaya penyampaian yang mereka bawakan pun juga berbeda, sebenarnya jam terbang dapat kita siasati dengan sering berlatih dan mempersiapkan segalanya dengan sungguh-sungguh. Semala ada tekat pasti ada jalan.
Dalam melakukan pidato juga perlu kita perhatikan, sebab metode dalam pidato ada banyak macamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan beberapa jenis pidato yang harus kita pelajari sebelum melakukan pidato.
Baca juga beritaku: Retorika: Pentingnya, Sejarah Perjalanan, Definisi, 8 Unsur Utama.
1. Pidato Impromtu
Metode impromtu ialah metode dalam berpidato yang membutuhkan banyak latihan sehingga akan membentuk suatu kebiasaan yang akan melekat. Pidato impromtu merupakan pidato yang cara penyampaiannya tanpa menggunakan persiapan sama sekali.
Tidak ada seseorang yang mampu menyampaikan pidato tanpa adanya persiapan, kecuali telah mempunyai jam terbang yang cukup. Meski terbilang mustahil, nyatanya pidato jenis ini memang ada dan sering terjadi.
Biasanya pada acara-acara tertentu yang membutuhkan pidato oleh seseorang yang dirasa penting. Namun karena kurangnya persiapan atau perubahan rencana, sehingga mengharuskan adanya pidato dadakan.
Pidato impromtu adalah bentuk dari percakapan sehari-hari yang dikemas dengan bahasa yang sedikit lebih formal. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita sering melakukan pidato impromtu. Hanya saja topik dan lawan yang kita hadapi berbeda.
2. Pidato Manuskrip
Bagi seseorang yang sudah ahli di bidang public speaking, tentu saja menggunakan metode pidato jenis manuskrip ini bisa menjadi salah satu penyelamat. Agar penampilan maksimal, tentu saja persiapan apa yang hendak kita sampaikan itu penting.
Namun bagaimana jika apa yang hendak kita sampaikan sangatlah banyak dan berisi hal-hal yang penting. Apakah semua hal yang hendak kita sampaikan saat pidato dapat tersampaikan dengan baik?
Ada kalanya bisa berjalan dengan baik, namun ada kalanya juga ada beberapa poin penting yang terlewatkan. Dengan adanya metode pidato manuskrip inilah yang menjadi penyelamat bagi seseorang yang hendak berpidato.
Sebap, metode ini adalah metode berpidato dengan membaca sebuah skrip atau naskah yang telah disiapkan. Biasanya,
Baca juga beritaku : 5 Kelebihan Kekurangan Pidato Ekstemporan
3. Pidato Memoriter
Jenis metode dalam pidato yang satu ini cukup ekstrim, yaitu dengan cara menghafal. Biasanya yang menggunakan metode ini adalah mereka yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi, sebab metode ini terbilang cukup sulit.
Bagi orang yang hendak menggunakan metode ini perlu melakukan riset terlebih dahulu. Selanjutnya menusun beberapa materi yang hendak disampaikan. Dan langkah yang cukup penting adalah mneghafalkannya.
Dalam tahap ini biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, butuh ketelitian dan kesabaran. Agar tidak ada poin-poin penting yang terlewat. Dalam menghafat, masing-masing orang pasti mempunyai gaya yang berbeda-beda.
Ada yang dengan membacanya sebanayak 10 kali kemudian menghafalkannya, ada yang menghafalkan per paragraf, dan lain sebagainya. Dalam menghafal pun juga membutuhkan konsentrasi yang tinggi, ketenangan dan suasana yang kondusif turut berperan.
Jika pidato terlalu panjang, biasanya mereka hanya akan menghafal pada poin pentingnya saja, selanjutnya dalam eksekusi akan berimprovisasi menggunakan kalimat lain. Yang terpenting adalah apa yang hendak kita sampaikan dapat terealisasikan.
Ketika menyampaikan pidato, lakukan persiapan mental yang matang. Atur konsentrasi dan usahakan tidak grogi. Agar apa yang telah dihafal tidak buyar. Untuk mengatasi demam panggung bisa dedngan cara menarik nafas panjang dan menahannya sejenak, kemudian membuangnya melalui mulut.
4. Pidato Ekstempore
Metode pidato ekstempore sering dipakai oleh pembicara yang sudah ahli dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Pidato jenis ini banyak dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempresentasikan sebuah produk atau melakukan sosialisasi.
Dari segi persiapan, metode ini jauh lebih aman dari pada metode pidato lainnya. Sebab, metode ini memberi kesempatan pada pelaku untuk membuat outline atau kerangka pidato yang dapat dibawa ketika tampil. Lebih singkatnya, pidato jenis ini adalah pidato yang menggunakan teks dan dapat melakukan pengembangan sendiri ketika tampil.
Keunggulan dari metode ini terletak pada tingkat interaksi yang baik antara pembicara dengan audien. Sebab, waktu yang digunakan dalam persiapan jauh lebih singkat dan ketika tampil pun pembicara tidak fokus pada apa yang akan ia sampaikan.
Sehingga pembicara dapat lebih nyaman dalam berinteraksi dengan audien. Materi yang hendak ia sampaikan pun lebih tertata dan gaya penyampaian yang ia gunakan dapat bervariasi.
Namun dalam penerapannya, pembicara yang menggunakan metode ini harus disiplin. Artinya semua kerangka yang telah disusun sebelumnya harus dipatuhi. Jika hal tersebut tidak ia patuhi maka konsekuensinya adalah pidato akan melebar dari topik.
Baca juga beritaku : Pendahuluan Pidato Persuasif: 3 Struktur, Ciri, Pendekatan Dan Contoh
Pembukaan Pidato Persuasif
Mengutip definisi oleh Departemen Pendidikan, menyebutkan bahwa pidato adalah ungkapan isi pikiran dalam bentuk verbal untuk khalayak ramai (orang banyak). Ungkapan tersebut bertujuan untuk mempenggaruhi pendengar atau mengajak pada pendengar untuk melalukan sesuatu.
Dalam membujuk pendengar ada 3 cara yang dapat digunakan ketika tampil membawakan pidato persuasif. Tiga cara tersebut yakni etika, emosi dan logika. Etika ialah semua perilaku yang sopan dan santun ketika mengajak audien.
Emosi, yaitu semua yang berkaitan dengan perasaan yang mempenggaruhi para audien. Logika ialah semua hal yang berkaitan dengan penjelasan yang masuk akal agar audien dapat yakin dan percaya dengan apa yang pembicara sampaikan.
Dalam pembukaan sebuah pidato jenis persuasif, hendaknya seorang pembicara menyertakan 3 unsur, yaitu salam pembuka, salam penghormatan dan ucapan syukur. Ketiga unsur tersebut harus ada dalam pembukaan sebuah pidato persuasif.
Sementara pakar atau ahli juga menjelaskan dengan pengertian yang berbeda. Berikut ini beberapa pengertian pidato persuasif menurut beberapa pakar atau ahli.
Menurut Arsjad
Menurut pendapat Arsjad, pidato persuasif ialah sebuah kegiatan yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk menyampaikan dan menanamkan berbagai bentuk gagasan, ide serta konsep dari pembicara kepada banyak orang atau kalangan umum. Tujuannya agar pendengar dapat percaya dan tertarik dengan apa yang pembicaa sampaikan.
Menurut Syam
Sedangkan menurut Syam, pidato persuasif ialah teknik dalam berbicara di depan banyak orang atau di depan umum. Kata-kata yang pembicara gunakan lebih efektif dan menggambarkan sebuah keterampilan atau keahlian khusus seseorang.
Tujuan dari penggunaan kata-kata yang efektif tersebut tentu saja untuk mempenggaruhi semua pendengar agar tertarik dengan apa yang pembicara sampaikan.
Ciri-Ciri Pidato Persuasif
Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri dari pidato persuasif :
- Bersifat mengajak atau mendorong kepada audien
- Menggunakan kalimat yang sifatnya membangun
- Adanya topik permasalahan yang jelas dan pembahasannya
Baca juga beritaku : Orasi Dan Pidato: Sejarah, Definisi, Persamaan Dan 5 Perbedaan
Struktur Teks Pidato
Teks pidato persuasif terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pembukaan, isi dan penutup. Ketiga bagian tersebut harus ada dalam sstruktur pidato persuasif, apabila salah satu dari ketiga tidak ada maka tidak dapat dikatakan sebagai pidato persuasif. Untuk lebih jelasnya mari simak penjelasan tiap bagian tersebut.
1. Pembukaan
Di bagian pembukaan teks pidato persuasif terdiri dari 3 bagian yang terdiri dari salam pembuka, ucapan penghormatan dan ucapan syukur. Salam pembuka dapat bervariasi tergantung dengan momen dan audiennya.
Ucapan penghormatan di dalam sebuah pidato sebagai ucapan penyapa untuk orang-orang penting dan memiliki kedudukan yang tinggi. Penyebutannya pun mulai dari jabatan tertinggi hingga jabatan yang terendah.
Sedangkan ucapan syukur sebagai ungkapan pujian dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat-Nya.
2. Isi
Pada bagian isi ini yang terpenting, sebab di dalamnya mencakup semua pembahasan yang hendak pembicara sampaikan ketika tampil. Materi yang hendak pembicara sampaikan harus tersusun secara detail dan jelas .
Tujuannya agar audien mudah dalam menerima apa yang pembicara sampaikan. Sehingga tujuan untuk mempenggaruhi audien pun dapat berjalan dedngan lancar.
3. Penutup
Bagian akhir dari pidato persuasif adalah bagian penutup, pada bagian ini terdiri dari beberapa hal berikut :
- Kesimpulan dari semua isi pidato agar audien mudah dalam mencerna isi penting dari pidato
- Permintaan maaf kepada audien, sebab dalam penyampaian pidato terkadang ada perilaku atau perbuatan atau salah kata yang pembaca lakukan. Sehingga permintaan maaf kepada audien juga penting agar audien tidak tersinggung dan dapat memaklumi.
- Salam penutup
Tujuan Dan Fungsi
Setelah mempelajari beberapa pengertian dari pidato persuasif di atas, kini mari kita bahas apa saja tujuan dan fungsi dari pidato persuasif.
Tujuan Pidato Persuasif
- Mempenggaruhi orang lain agar mau mengikuti apa yang telah kita sampaikan dalam pidato dengan suka rela tanpa ada suatu paksaan.
- Membuat orang lain merasa bahagia dengan apa yang telah kita sampaikan. Sehingga apa yang telah kita sampaikan dapat memberi manfaat.
- Memberikan sebuah pemahaman atau suatu informasi tertentu kepada orang lain.
Fungsi Pidato Persuasif
- Memberi kemudahan dalam berkomunikasi antara pembicara dengan banyak orang (audien)
- Menciptakan keadaan yang kondusif, yaitu hanya 1 orang saja yang berperan sebagai pembicara. Sedangkan orang yang lainnya sebagai pendengar atau audien.
- Mempermudah komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu lingkungan kerja atau sosial.
- Memberi kemudahan komunikasi antar anggota dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Demikian penjelasan artikel mengenai pembukaan sebuah pidato, semoga memberikan manfaat.
Baca juga beritaku : Pidato Khotbah dan Ceramah: Perbedaan 3 Jenis Dakwah Dan Contoh