Fitri Megantara

10 Syarat Mengikuti Jejak Penyiar Berita Cantik Fitri Megantara

Diposting pada

Seorang penyiar berita bertugas menyampaikan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia kepada khalayak. Indonesia mempunyai puluhan nama penyiar yang melegenda. Salah satunya adalah Fitri Megantara, sesosok penyiar cantik dan berbakat. Temukan biodatanya bersama 10 Syarat untuk mengikuti jejak karirnya.

Beritaku.id, Berita Pendidikan – Filsafat adalah suatu bidang keilmuan yang telah sejak lama mempengaruhi perspektif manusia terhadap substansi alam semesta. Masyarakat awam menganggap para filsuf sebagai sumber kebijaksanaan dunia. Tak heran, karena para filsuf memang berkutat dengan upaya-upaya reflektif, suatu daya abstraksi tingkat tinggi yang melampaui detail-detail peristiwa non-substansial dalam realitas.

Oleh: Riska Putri(Penulis Berita Pendidikan)

Sebaliknya, ketika mencari kebenaran yang bersifat apa adanya, manusia bersandar pada jurnalisme. Karakter jurnalisme ada pada sifatnya yang praktis. Jurnalisme tidak berupaya mencari hal-hal substansial, melainkan sebatas menyampaikan reportase kepada publik atas suatu peristiwa sebagaimana adanya.

Dalam ranah filsafat, para filsuf biasanya menyampaikan buah pemikirannya secara langsung kepada publik. Sementara dalam ranah jurnalisme, para jurnalis biasanya membutuhkan wajah yang bukan miliknya untuk tampil di publik.

Maka lahirlah suatu profesi bernama penyiar. Selain sebagai seorang jurnalis, penyiar juga mengemban tugas memberikan suara bagi pena, meminjamkan wajah pada berita. Salah satu penyiar yang telah lama malang melintang di Indonesia adalah Fitri Megantara.

Baca juga beritaku: 6 Persiapan & Kata Pembuka Presentasi Untuk Tampil Menarik

Biodata Penyiar Berita Fitri Megantara

Fitri Megantara adalah seorang jurnalis dan pembawa acara berita (penyiar) Indonesia berusia 39 tahun. Wanita kelahiran 2 Agustus 1981 ini mengawali kariernya pada tahun 2007, di acara berita “Topik” yang ditayangkan stasiun televisi swasta ANTV.

Rara, sapaan akrab Fitri Megantara, merupakan lulusan Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung. Meskipun demikian, minatnya terhadap dunia jurnalistik menjadi dorongan untuk berkecimpung ke dunia pertelevisian sebagai penyiar.

Fitri Megantara Membawakan Berita. Sumber Beritasatu

Sejak tahun 2007, Rara telah membawakan berbagai acara berita, sebagai berikut:

  1. Topik di stasiun televisi swasta ANTV (dari tahun 2007 hinga 2010)
  2. Prima Warta di stasiun televisi berlangganan Astro Awani (dari tahun 2007 hinga 2008)
  3. Prime Time di stasiun televisi digital BeritaSatu (dari tahun 2011 hinga 2016)
  4. Prime Time News di stasiun televisi swasta MetroTV (dari tahun 2017 hingga sekarang)
  5. Metro Hari Ini di stasiun televisi swasta MetroTV (dari tahun 2017 hingga sekarang)
  6. Metro TV Newsroom di stasiun televisi swasta MetroTV (dari tahun 2017 hingga sekarang)
  7. Headline News di stasiun televisi swasta MetroTV (dari tahun 2017 hingga sekarang)
  8. Srikandi di stasiun televisi swasta MetroTV (dari tahun 2017 hingga sekarang)

Baca Juga Beritaku: ORARI Dan RAPI : Pengertian dan Perbedaan Diantara Keduanya

Definisi Penyiar Berita

Fitri Megantara melakoni sebuah profesi bernama pembawa acara berita atau news anchor. Secara teknis, profesinya tersebut termasuk dalam khazanah profesi penyiar. Pengertian penyiar secara umum adalah orang yang berprofesi sebagai komunikator.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang penyiar memberikan layanan kepada publik dalam bentuk informasi yang dibutuhkan orang banyak. Contohnya adalah informasi mengenai bencana alam, peristiwa penting, dan hal-hal substansial lainnya.

Ilustrasi Reportase Secara Langsung. Sumber Unsplash

Profesi penyiar bisa berada di depan layar kaca, maupun mengudara melalui stasiun radio. Karakteristik yang membedakan tiap-tiap penyiar ada pada uraian pekerjaannya, yaitu:

  1. News Reader, adalah penyiar yang bertugas membacakan berita saja.
  2. News Caster, adalah penyiar yang bertugas mencari, menyusun, dan menyampaiakn berita kepada publik.
  3. Reporter, adalah penyiar yang menyampaikan reportase atau berita secara langsung dari lapangan atau tempat kejadian. Reporter biasanya bertugas menyampaikan berita mengenai kejadian bencana alam, atau reportase lanjutan dari suatu kasus yang masih berlangsung.
  4. Program Announcers, adalah penyiar yang membawakan acara atau program tertentu. Cakupan programnya termasuk acara berita khusus, wawancara, talkshow, hingga program hiburan seperti kuis. Profesi announcers juga memiliki istilah lain, diantaranya MC, Host, VJ, atau Quiz Master.
  5. Anchor, adalah penyiar multitugas yang mengatur hampir seluruh program yang dipandunya. Selain menjalankan tugas sebagai news reader dan news caster, seorang anchor juga memiliki peran sebagai produser acara, setidaknya untuk dirinya sendiri. Selain Fitri Megantara, Indonesia memiliki beberapa anchor ternama lainnya seperti Najwa Shihab, Chantal Della Concetta, Desi Anwar, Rosiana Silalahi, dan sebagainya.

Baca Juga Beritaku: Broadcast, Protokol, MC Resmi Singkat

Alasan Bergesernya Minat Penonton dari Televisi ke YouTube

Penyiar seperti Fitri Megantara melaksanakan tugasnya melalui perantaraan stasiun televisi. Sejak penciptaannya di akhir abad ke-19, televisi telah menjadi bagian kehidupan masyarakat yang bersifat vital. Pada awalnya, televisi diciptakan untuk menggantikan fungsi faksimile.

Dalam perkembangannya, televisi kemudian menjadi medium penyampai berbagai informasi mulai dari berita, prakiraan cuaca, hingga sarana hiburan masyarakat. Hingga awal abad ke-21, televisi memegang porsi besar dalam kehidupan masyarakat terkait berita dan hiburan.

Kemudian, sekitar tahun 2009 masyarakat luas mulai mengenal akses ke dunia maya yang lebih luas. Awalnya digunakan untuk berkirim pesan secara daring melalui e-mail, internet perlahan berubah menjadi outlet konektivitas masyarakat yang memiliki beragam bentuk.

Berita Lebih Mudah Tersebar Melalui Platform Digital. Sumber Unsplash

Popularitas penggunaan internet secara umum dapat dikreditkan pada anak-anak muda penggemar media sosial seperti Friendster, MySpace, hingga Facebook. Dunia maya layaknya nirvana yang mengaburkan batas-batas fisik, lautan yang membelah benua bukan lagi menjadi halangan bagi manusia untuk saling terhubung.

Berawal dari situ, cengkeraman dunia maya pada kehidupan manusia semakin meluas. Kini, situs penyedia layanan streaming video seperti YouTube, Amazon Prime Video, Netflix, dan sebagainya merupakan media yang diminati masyarakat.

Televisi mulai kehilangan daya tariknya. Masyarakat modern dengan segala kesibukannya, lebih condong menggunakan layanan seperti YouTube yang bersifat praktis dan mobile. Terlebih, beragam jenis informasi bisa ditemukan dengan mudah di lapisan-lapisan laman YouTube.

Apalagi jika memiliki langganan ke fitur premium, pengguna situs YouTube bisa menonton tayangan tanpa interupsi iklan, mengunduh konten untuk ditonton di lain waktu, ataupun menonton dalam mode latar belakang. Fleksibilitas YouTube tidak sampai disitu saja, pengguna juga mengkurasi apa yang ingin ditonton sesuka hati.

Dengan kata lain, sifat-sifatnya yang mengakomodasi gaya hidup dengan mobilitas tinggi, menjadi alasan YouTube kini lebih diminati daripada tayangan televisi.

Generasi Muda Lebih Senang Menonton Berita Melalui YouTube. Sumber Unsplash

Kalimat Pembuka Berita yang Menawan

Dalam melaksanakan tugasnya, penyiar kerap mengikutsertakan sebagian kepribadiannya dalam bentuk kreatif. Terutama ketika membuka acara, rangkaian kata-kata yang diatur sedemikian rupa akan memberikan ciri khas tersendiri bagi acara dan penyiar itu sendiri.

Contohnya adalah Najwa Shihab. Wanita yang terkenal sebagai salah satu jurnalis yang tajam itu biasa menyampaikan kalimat pembuka yang puitis. Berbagai retorika diatur sedemikian rupa, demi menarik telinga publik kemudian mengunci fokus pada narasi yang akan ia sampaikan.

Seperti tahun 2018 lalu ketika membuka acara “Hitam Putih” di stasiun televisi Trans7. Nana (sapaan akrab Najwa Shihab), menyampaikan kalimat pembuka yang begitu menawan namun tetap sejalan dengan tema acara, sebagai berikut:

“Nonton televisi tidak hanya dengan mata kepala, gunakan mata hati dan logika. Menghadirkan fakta-fakta yang mengaduk emosi hingga batas terjauh. Melemparkan perbincangan menarik yang kerap menghasilkan banyak persepsi. Hitam bukan selalu salah, putih bukan berarti benar. Bagai dua sisi mata uang yang selalu bersanding dan tak bisa dipisahkan. Inilah Hitam Putih.”

Atau kalimat pembuka yang menjadi ciri khas acaranya, Mata Najwa, yang kemudian ia rangkai dengan kalimat pembuka sesuai isi berita:

Selamat malam, selamat datang di Mata Najwa. Saya Najwa Shihab, tuan rumah Mata Najwa. Kemelut di tubuh internal partai kembali terjadi, sekarang giliran partai Demokrat yang mengalami. Gejolaknya sampai menyeret nama-nama yang penting, bahkan istana pun terbawa-bawa dalam kabar miring. Ketika pecat memecat akhirnya terlanjur terjadi, kita tahu ceritanya tidak akan lekas berhenti. Contoh lain tentang soliditas partai yang selalu rentan, cerita lama yang kerap terjadi di banyak kesempatan. Entahlah versi mana yang ternyata benar, gejolak yang alam atau intrik dari luar? Inilah Mata Najwa, adu kuat di Demokrat.”

Contoh Kalimat Penutup Penyiar

Secara umum, seorang penyiar terbiasa menyampaikan kalimat penutup yang ringkas. Salah satu alasannya karena durasi acara yang biasanya tidak menyisakan banyak waktu untuk segmen penutup. Maka, kalimat penutup biasanya sebatas ucapan salam dan terima kasih.

Namun, beberapa orang penyiar seperti Najwa, terbiasa menyisakan waktu sekitar 1-2 menit di akhir acara. Alokasi waktu tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan kalimat penutup, sekaligus rangkuman informasi yang telah disampaikan sebelumnya, seperti:

“Partai-partai di Indonesia rutin di hantam perpecahan. Tak habis-habis cerita partai yang mengalami pembelahan. Figur sentral mendadak terpental sudah biasa. Pendiri partai di tendang keluar bukan kisah istimewa. Inilah akibat partai di rancang untuk menyokong figur.

Saat sang sosok merapuh maka partai mudah hancur. Organ demokrasi kita kerap di anggap milik pribadi. Regenerasi yang malah menyuburkan politik dinasti. Jika terbelah, niscaya perkara kekuasaan. Tak ada yang pecah, kongsi karena gagasan.

Akibatnya kerja-kerja mengawal agenda kerakyatan. Selalu rentan di sisihkan jadi pekerjaan sampingan. Ketika institusi demokrasi terus terbelit urusan sendiri. Entah bagaimana aspirasi konstituen bisa di eksekusi. Saat orang luar mudah merangsek langsung ke jantung. Jangan-jangan itulah tanda raksasa berkaki lempung.”

Baca Juga Beritaku: Seni Berbicara, 3 Zaman: Retorika Klasik, Pertengahan dan Modern

Syarat Menjadi Penyiar Berita

mencatut dari berbagai macam sumber, untuk berkecimpung menjadi penyiar seseorang harus memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Najwa Shihab salah satu penyiar legendaris. Sumber KoinWorks
  1. Mampu membawakan acara baik melalui audio, audiovisual, maupun secara langsung.menulis, melakukan analisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada khalayak dengan lugas.
  2. Punya Kemampuan melakukan wawancara kepada narasumber guna mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.
  3. Mampu memberikan informasi-informasi terkini kepada para pemirsa dan pendengar.
  4. Memiliki kemampuan komunikasi.
  5. Mampu berpikir kritis.
  6. Memiliki kemampuan melakukan analisis.
  7. Dapat bekerja secara tim.
  8. Memiliki penguasaan bahasa asing, setidaknya bahasa Inggris.
  9. Memiliki pemahaman mengenai seluk beluk dunia jurnalistik.

Selain kualifikasi teknis tersebut, untuk menjadi seorang penyiar butuh juga beberapa hal lain, seperti:

  1. Memiliki suara standar. Suara standar dalam hal ini berarti tidak memiliki kelainan atau kekurangan dalam kemampuan berbicara secara fisik. Rentang frekuensi suara juga tidak boleh terlalu rendah, ataupun terlalu tinggi. Lazimnya, penyiar memiliki jenis suara bariton bagi laki-laki, dan alto atau meso-sopran bagi perempuan.
  2. Memiliki dialek standar. Untuk membawakan acara berita, acara formal, maupun acara semi-formal, penyiar harus mampu berbicara dengan “dialek nasional”. Tanda-tanda dialek bahasa daerah wajib dihilangkan, supaya mendapat kesan netral dan mudah dimengerti setiap insan di pelosok negeri.
  3. Mudah beradaptasi. Selain beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan, seorang penyiar juga punya tuntutan untuk mampu beradaptasi secara luwes dengan berbagai kondisi pekerjaan. Contohnya, jika suatu bencana alam atau kecelakaan lalu lintas terjadi di tengah malam. Urgensi keadaan seperti itu menuntut penyiar mampu tampil di publik dengan optimal di waktu-waktu ganjil, tanpa memperlihatkan setitik ketidaksiapan.

Daftar Pustaka

  1. Fitri Megantara. Wikipedia Bahasa Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Fitri_Megantara.
  2. Achmad, Zaini. 2012. Penyiar. Jakarta: Kompasiana.
  3. Stephen, Mitchell. 2015. History of Television. New York: New York University.
  4. Huurdeman, Anton. 2003. The Worldwide History of Telecommunications. New Jersey: John Wiley & Sons.
  5. Canales, Katie dan Shayanne Gal. 2018. The Numbers of Hours Americans Watch TV Everyday is Incredibly Different Depending on Your Age. California: Business Insider. https://www.businessinsider.com/young-people-arent-watching-as-much-tv-anymore-charts-2018-8?r=US&IR=T.
  6. Trans7 Official. 2018. Najwa Shihab: Questions of Life | Hitam Putih (09/01/18) 1-4. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=w2WH_2X1wc0&t=27s.
  7. Narasi Newsroom. 2021. Adu Kuat di Demokrat (Full Version) | Mata Najwa. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=OiBvxt8zPqY.
  8. Penyiar. QuipperCampus. https://campus.quipper.com/careers/penyiar.