Puisi: Antara Kata Hati, Curahan Rasa, dan 1 Contoh Puisi Cinta

Diposting pada

Puisi merupakan karya sastra yang dibuat dengan berbagai keindahan sastra yang kemudian membuat pembacanya terbius oleh makna yang terkandung didalamnya. Puisi dapat menyatukan ruang diantara hati penulis dengan pembacamelalui kata-kata sehingga menimbulkan rasa haru dan cinta yang memenuhi hati bagaikan berada di taman bunga.

“Untaian spektrum cahaya berlari kesana kemari

Menikmati gelombang suara yang berdentum

Bongkah jari-jari tak kuasa menahan tari

Menghempas udara tipis seperti jarum”

Beritaku.id, Berita Pendidikan – Apakah yang kamu rasakan ketika membaca kalimat di atas? Apakah kamu membaca dengan nada dan juga ekspresi tertentu? Jika jawabannya adalah “Ya”, maka percayalah kamu sedang berenang di dalam karya sastra layaknya seorang pujangga.

Ditulis Oleh: Riska Putri (Penulis Berita Pendidikan)

Setiap manusia adalah pujangga, minimal untuk dirinya sendiri. Secara tak sadar, kita sering sekali menghasilkan karya sastra ketika merasakan sesuatu. Entah rasa senang, sedih, bingung, marah, kecewa dan lain-lain.

Suasana hati itulah yang mendorong kita untuk merajut kata demi kata, membentuk sebuah prosa untuk menggambarkan apa yang kita rasa. Baik secara tersirat maupun tersurat dalam bentuk puisi ataupun syair.

Namun sebetulnya apa itu puisi? Apakah perbedaan antara karya sastra yang satu ini dengan syair? Mari kita bedah secara mendalam dalam artikel ini.

Pengertian Puisi dan Syair

Puisi merupakan karya sastra tertulis yang paling awal di tulis oleh manusia. Di dalamnya, tertuang berbagai keindahan bahasa serta juga kepadatan makna. Karya sastra ini selalu berkembang, baik dari segi maupun gaya penulisannya.

Oleh karena itu, pengertiannya pun dari waktu ke waktu selalu berubah meskipun hakikatnya tetap sama. Perubahan pengertian itu disebabkan adanya perubahan konsep keindahan dan tergantung sesuai selera setiap orang.

Pada dasarnya, puisi berasal dari bahasa Yunani kuno yang di ambil dari kata ‘poieo’ atau ‘poio’ yang berarti ‘membuat’ atau ‘menciptakan’. Terdapat sebuah kalimat yang menggambarkan penilaian bangsa Yunani terhadap puiisi, yaitu

“… le monde grec conçevait la poésie comme l’art de fabriquer un langage différent de l’usage courant”

Yang berarti “masyarakat Yunani memahami puisi sebagai seni menciptakan bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa sehari-hari”. Secara umum, puisi memiliki tiga arti utama, yaitu:

  1. Karya sastra yang mengandung sajak (atau dalam bentuk prosa yang berirama), yang kemudian disebut dengan syair
  2. Seni dalam membuat sajak dalam menyusun syair
  3. Keistimewaan dari sebuah tulisan yang mampu menyentuh, mempesona dan membangkitkan semangat

Dari berbagai macam arti tersebut, maka di simpulkan puisi adalah salah satu karya sastra yang di susun untuk mengekpresikan ide, gagasan, perasaan dan emosi penyair. Karya ini dibuat dengan merangkai kata-kata indah yang melebihi bahasa sehari-hari. Sehingga membuat para pembaca terhanyut dan tertarik untuk menyikap maksud yang tersirat, bahkan mendalami emosi yang tertuang dalam tulisan tersebut.

Jenis Puisi

Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan menjadi konvensional (lama) dan inkonvensional (modern).

Puisi baru atau modern adalah puisi yang bebas dan tidak terikat dengan aturan-aturan. Puisi baru mempunyai banyak jenisnya seperti balada, ode, epigram, romance, elegi, satire, dan himne.

Sedangkan puisi lama merupakan pencerminan atau pancaran masyarakat lama. Puisi lama merupakan jenis karya yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan.

Melalui karya sastra inilah masyarakat pada jaman dahulu mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan perasaan suka dan duka serta cita-cita dan harapannya tentang kehidupan.

Aturan dalam pembuatan puisi lama antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Jumah kata dalam 1 baris.
  2. Jumlah baris dalam1 bait.
  3. Persajakan (rima).
  4. Banyak suku kata tiap baris.
  5. Irama.

Selain memiliki aturan tertentu, puisi lama juga memiliki ciri-ciri berikut ini:

  1. Biasanya berupa puisi rakyat
  2. Umumnya tidak dicantumkan nama pengarang atau penyairya
  3. Puisi lama tidak terikat oleh aturan-aturan
  4. Tidak ada peraturan ketat mengenai jumlah baris dalam tiap baitnya dan tidak ada jumlah suku kata yang tetap dalam setiap lariknya
  5. Puisi lama disampaikan dari mulut ke mulut
  6. Lalu Puisi lama juga kerap disebut sebagai sastra lisan
  7. Puisi lama menggunakan majar yang tetap dan klise
  8. Puisi lama berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

Salah satu bentuk dari puisi adalah syair. Ia berisi kiasan yang mengandung mitos dan unsur sejarah. Syair biasanya memiliki isi yang panjang, sederhana, dan bercerita mengenai angan-angan, sejarah, serta petuah-petuah.

Sama halnya seperti puisi, syair pun memiliki aturan dalam penulisannya, yaitu:

  1. Satu bait terdiri dari empat baris (larik).
  2. Tiap larik terdiri dari dua bagian yang sama.
  3. Pola sajak (rima) akhir syair berupa sajak sama: a-a-a-a.
  4. Keempat baris syair saling berhubungan membentuk cerita.
  5. Dalam syair satu bait, belum selesai.
  6. Syair bersifat epis, yaitu berupa cerita.

Perbedaan Bersyair dan Berpuisi

Ilustrasi Tulisan Yang Indah

Untuk lebih memahami perbedaan keduanya, perhatikan tabel contoh berikut ini:

Contoh Puisi:   -Aku-   “Kalau sampai waktuku Kutahu tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka yang bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi”   (Chairil Anwar: Deru Campur Debu, 1959:7)  Contoh Syair:   -Syair Ken Tambuhan (Cerita Panji)-   “Lalulah berjalan Ken tambuhan Diiringi penglipur dengan tadahan Lemah lembut berjalan perlahan-lahan Lakunya manis memberi kasihan Tunduk menangis segala puteri Masing-masing berkata sama sendiri Jahatnya perangai permaisuri Lakunya seperti jin dan peri”    

Dari kedua contoh di atas, jelaslah bahwa puisi dan syair sangat jauh berbeda. Perbedaan utama terdapat pada bahasa. Puisi menggunakan bahasa Indonesia sedangkan syair bahasa Melayu lama.

Namun, keduanya memiliki persamaan yakni bahasa yang di gunakan bersifat kiasan, konotatif, dan mengandung unsur metafora. Artinya, kata-kata dalam puisi dan syair di pilih secara cermat sehingga memiliki makna yang lebih dalam dan cenderung multitafsir. Bahasa konotatif serta kiasan-kiasan di dalamnya membuat puisi/syair menjadi indah dan menarik untuk dihayati pembaca.

Baca Juga Beritaku: Perpisahan SMA, Puisi, Kata-kata Puitis, Contoh Pidato

Apakah Pencipta Puisi Menulis dengan Hati?

Banyak cara untuk menghayati dan menikmati sebuah karya. Kita dapat membacanya dalam hati, membacanya dengan lantang, bahkan di ikuti dengan gerakan gemulai tubuh sesuai rima dan makna dalam tulisan.

Tulisan yang dapat membuat pembaca tenggelam dalam kata serta terhanyut dalam rasa, pastilah di buat oleh seorang penyair yang luar biasa. Ia tentunya mencurahkan pikiran serta perasaan terdalamnya melalui pena.

Penulis yang hebat dapat mencurahkan segala isi hatinya dan membuat pembaca menangis, tertawa, kesal, bahkan merasa marah ketika membacanya. Ketika hal ini terjadi, maka menandakan adanya transfer emosi dari penulis kepada pembaca karena puisi adalah ekspresi jiwa dan hati.

Namun, kita tidak dapat mengukur secara pasti apakah seseorang penulis benar-benar menggunakan hatinya pada saat ia menorehkan bait-bait kata. Sebab hati adalah sebongkah misteri dan hanya Tuhan yang tahu apa isinya.

Jenis Puisi yang Dapat Membuat Terharu

Membuat Karya Tulis Yang Indah

Sebagai manusia tentunya kita telah di anugerahi berbagai macam bentuk emosi. Setiap orang pasti memiliki kenangan atau pengalaman yang dapat memunculkan emosi tersebut. Hal itulah yang harus pintar-pintar di tangkap oleh seorang penulis puisi.

Misalnya sang penulis menceritakan pengalaman pribadinya tentang hubungan dengan orang yang kita cintai seperti keluarga, pasangan, pekerjaan, kehidupan sosial dll. Begitu indah namun getir, hingga banyak orang ingat pada sosok yang dicintainya dan ikut terharu. Contohnya seperti di bawah ini.

– Saat Aku Menutup Mata

“Saat ku menutup mata bunda

Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air

Saat ku menutup mata bunda

Aku tak ingin hati itu seakan tergores

Saat ku menutup mata bunda

Aku ingin bibir itu tersenyum

Aku tidak ingin engkau terluka

Bunda

Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu

Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku

Bunda

Aku hanya ingin engkau merelakanku

Dan mengantar kan aku pulang ke rumahku dengan senyumm

Saat ku menutup mata bunda

Aku ingin kau tau bahwaku

Menyayangimu

Bahwa aku

Mencintaimu

Aku bahagia bisa jadi anakmu”

Karya: Fahmi Mohd

Contoh di atas menceritakan isi hati seorang pemuda kepada ibunya. Bagaimana perasaanmu saat membacanya? Mungkin tanpa terasa air mata menetes membasahi pipi. Membuat tubuh bergetar karena alasan yang tak bisa ia jelaskan.

Bahkan jika kita tidak ada di posisi itu, getaran perasaan penulisnya akan tetap terasa dan membuat kita membayangkan sosok ibunda kita. Wanita mulia yang telah melahirkan dan membesarkan.

Puisi ini dapat membuat kita terharu. Sehingga tanpa sadar mendorong kita menggerakan tubuh menghampiri ibu kita untuk mengatakan bahwa kita menyayanginya dan bahagia telah menjadi anaknya.

Baca Juga Beritaku: 5 Puisi Tentang Cinta, Rindu, Suami-Isteri, Kehidupan, dan Mantan Kekasih

Ekspektasi Cinta Pada Puisi

-Terjerat Ekspektasi-

Di sebuah papan kayu ku terduduk

Menghirup segala aroma yang telah disuguhkan alam

Memandang birunya atap dunia

Di penuhi oleh kapas-kapas putih

Ku nikmati riangnya nyanyian burung

Menari kian kemari seperti gasing berputar

Ku nikmati lambaian lembut dari angina yang berhembus

Menyelimuti tubuh ku dengan rayuan mautnya

Di depanku kau terdiam

Bersama bidadari cantik di sampingmu

Menyulam jemarinya di antara jemarimu

Menyunggingkan senyuman manis bagai gulali

Kau menatapku pilu

Terdiam seribu Bahasa

Terselimuti rasa bersalahmu

Karena telah menjeratku dengan ekspektasi cinta

Karya : Allin Nagara

Contoh di atas merupakan salah satu contoh penggambaran ekpetasi cinta yang di tuang oleh sang penulis. Ia menggambarkan situasi yang sedang ia alami ketika sedang duduk bersantai menikmati keindahan alam.

Kemudian ia melihat pemuda dambaanya bersama dengan perempuan lain. Selanjutnya si penulis pun merasakan bahwa dirinya sudah terjerat dalam ekspektasi cinta. Sayang seribu sayang, ekspektasi itu tidak sesuai dengan kenyataan.

Lalu bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga pernah berada di posisi tersebut? Apakah kamu merasakan juga bagaimana rasanya memiliki ekspektasi yang tak terwujud?

Ekspresi Tidak Langsung Puisi

Membaca Puisi

Dengan membaca “Terjerat Ekspektasi Cinta”, apakah kamu merasakan perasaan yang di sampaikan oleh penulis? Jika ya, maka kamu telah merasakan ekspresi tidak langsung yang terkandung dalam karya tulis tersebut.

Ketidaklangsungan ekspresi ini disebabkan oleh 3 hal, yaitu:

1. Penggantian Arti (Displacing Of Meaning)

“Bagai gulali” pada puisi di atas menggunakan gaya bahasa perbandingan langsung.

2. Penyimpangan Arti (Distortion Of Meaning)

“Menari kian kemari seperti gasing berputar” menggambarkan adanya keambiguan dalam kalimat tersebut. Hal ini juga menciptakan penyimpangan arti dan memunculkan banyak presepsi.

3. Penciptaan arti (creating of meaning).

“Karena telah menjeratku dengan ekspektasi cinta”. Penulis menyatakan perasaannya secara tersurat. Hal ini bisa disebabkan oleh luka yang meluap akibat cintanya yang tak berbalas. Sehingga penulis sudah tak sanggup lagi menutupi dengan kata-kata manis.

Tidak semua orang mampu menangkap ekspresi tidak langsung dari sebuah puisi. Karena banyak sekali puisi yang memiliki kata-kata yang tak mudah di mengerti dan bahkan tidak memiliki sebuah arti yang pasti. Namun demikian tentu saja kita tetap dapat menikmati keindahan tulisan dari pemilihan kata dan makna yang tersirat di dalamnya.

Baca Juga Beritaku: Tidak Bisa Mudik? Ini 23 Ucapan Lebaran untuk Orang Tua

Daftar Pustaka

  1. Anonim. 2015. Macam-macam Puisi Lama, Ciri dan Contohnya. www.ilmubahasa.net

2. Anwar, Chairil. 1959. Deru Campur Debu. Yayasan Pembangunan. Jakarta.

3. Pradopo. Prof. Dr. Rachmat D. Pengertian, Hakikat, dan Fungsi Puisi. PBIN4213/MODUL1

4. Ramdhani, Z. 2021. Kumpulan Puisi untuk Ibu Tercinta yang Sedih dan Menyentuh Hati. www.popbela.com

5. Syahrial. 2007. Syair Ken Tambuhan dari Betawi: sebuah cerita panji versi Muhammad Bakir / Syahrial. Indonesian Poetry. Jakarta.

6. Yunita. Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati: Terima Kasih atas Cinta dan Pengorbananmu. www.titikdua.net

7. Zahari, R. 2008. Menulis Puisi Dengan Hati. www.bilikpenyair.com